tag:blogger.com,1999:blog-78043195891140401212024-03-12T16:33:26.104-07:00Kumpulan Cerita Inspiratif Dan MotivasiKumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Belajar Dan Mengambil Hikmah Dari Suatu Kisah,Cerita,Dan Kisah Nyata
Semoga Jadi Inspirasi Dan Motivasi Bagi Kita Semuaimampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.comBlogger414125tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-33900190457299068692020-05-22T02:53:00.000-07:002020-05-22T02:53:52.399-07:00TERLAMBAT JATUH CINTA<font face="georgia" size="2"><span style="color: #1d2129;"> </span><span style="color: #1d2129;"> </span><span style="background-color: white; color: #1d2129;">Rumah masih ramai setelah pulang dari pemakaman, kepalaku masih pusing karna tak bisa menahan tangis melihat jasad terakhir istriku dimasukkan ke liang lahat. Aku makin tak bisa menahan airmata saat melihat anak-anak menangis memandangi orang-orang yg menimbun tubuh ibu mereka. Lama aku diam di pemakaman, mengingat kembali saat istriku masih ada. Aku ingat semua dosaku, kesalahanku, mulut kasarku, </span></font><div><div><font face="georgia" size="2"><span style="background-color: white; color: #1d2129;">ketidakpedulianku, bahkan yg paling aku ingat membiarkan dia berpikir sendiri tentang keuangan keluarga</span></font></div><div><font face="georgia" size="2"><font color="#1d2129"><br /></font><span style="color: #1d2129;"> </span><span style="color: #1d2129;"> </span><span style="background-color: white; color: #1d2129;">Aku pikir saat dipemakaman adalah momen tersedih yg aku alami sepanjang hidupku, ternyata itu belum apa-apa. Banyak kepiluan-kepiluan lain yg membuatku serasa hancur. Mulai saat malam setelah rumah ini kosong dari pelayat, anak-anak seperti tidak mau tidur tanpa ibunya. Mereka masih menangis sesengukan. Aku hanya bisa memeluk mereka tanpa bisa menyembunyikan kesedihan diwajahku.</span><br />Putriku yg berusia 5 tahun beberapa kali berlari kekamar sambil memanggil ibunya. Sepertinya dia lupa bahwa ibunya telah tiada. Kemudian ia keluar lagi dg wajah kecewa.</font><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2"><span> </span><span> </span>Malam berlalu tanpa aku bisa melelapkan mata sedetikpun. Aku memandangi anak-anak yg tidur dg gelisah. Sebentar-sebentar terbangun dan putra pertama kami yg berusia 9 tahun ternyata menangis sambil melekatkan wajahnya dibantal. Adiknya laki-laki berusia 7 tahun udah tertidur, namun sesekali ngigau memanggil ibunya. Sungguh aku tak tenang malam itu. Rasanya rumah ini hampa.</font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2"><br /><span> </span><span> </span>Beberapa hari masih dengan suasana yg sama, masih ada kerabat yg membantu masak dan menyapu rumah hingga hari ketiga. Masih banyak tetangga yg memeluk dan menguatkan anak-anak.<br />Hingga tibalah hari yg membuat aku amat sedih. Yaitu hari ketika mereka mulai masuk sekolah. Pagi itu mereka semua sudah bangun, aku kebingungan, anak-anakku juga seperti bingung mau berbuat apa. Biasanya pagi kami selalu dibangunkan, disuruh mandi dan sholat, disiapkan pakaian, dibuatkan sarapan dan kami berangkat dalam keadaan rapi dan perut yg sudah kenyang. Hari ini semua kami hanya diam. </font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2"><span> </span><span> </span>Aku menyuruh anak-anak melihat makanan dikulkas tapi yg ada hanya bahan mentah. Rumah yg biasanya rapi nampak berantakan. Aku pergi membeli sarapan untuk kami berempat. Saat membayar aku kaget uang 50rb tanpa kembalian. Padahal selama ini aku memberi uang 50rb kepada istriku cukup untuk makan kami sampai malam. Kadang-kadang aku marah-marah kalau dia minta tambahan. Aku bawa sarapan pulang dan anak-anak sudah menunggu dimeja makan. Sudah jam 7.30 biasanya mereka sudah diantar kesekolah semuanya diantar istriku berbarengan, sementara aku baru pulang beli sarapan. Dalam hati kalau terlambat semoga dimaklumi karna habis kemalangan. Saat mau makan aku tidak tau dimana piring dan sendok, mengambilkan air dan dimana letak gelas. Saking aku yg selalu dilayani semua oleh istri. </font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2"><span> </span><span> </span>Aku makin merasa kacau saat jam sudah menuju jam 8 dan anak2 belum terantar semua. Aku benar-benar kehilangan seorang dewa dalam rumah kami. Inikah yg selama ini dilakukan istriku? Mengapa aku selalu menganggap dia tak ada kerjaan. Selalu menganggap sepele pekerjaan seorang ibu. Aku masih linglung ditempat kerja. Masih banyak teman2 yg menghampiri mengucapkan belasungkawa. Hingga aku ditelpon oleh walikelas anak ku yg masih TK katanya anak2 udah pulang tapi belum ada yg jemput, aku minta ijin pergi menjemput anak dan jam 12 anakku yg no 2 juga menelpon minta dijemput karna udah pulang. Selama ini aku tak tau satupun jadwal mereka. Aku hanya bekerja dan tak peduli dengan itu semua. Anakku yg besar pulang jam 2 artinya aku tak bisa kembali ketempat kerja. Sampai disekolah anakku, aku masih melihat didepan sekolah masih ada bekas darah saat istriku kecelakaan 3 hari lalu, kecelakaan yg serta merta merenggut nyawanya saat menjemput anak sulungku. <span class="_47e3 _5mfr" style="line-height: 0; margin: 0px 1px; vertical-align: middle;" title="cry emotikon"><img alt="" class="img" height="16" role="presentation" src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/te/1/16/1f622.png" style="border: 0px; vertical-align: -3px;" width="16" /><span aria-hidden="true" class="_7oe" style="display: inline; width: 0px;">:'(</span></span></font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2"><span> </span><span> </span>Sampai dirumah anak-anak nampak kelaparan, biasanya dibekali makan dan yg TK katanya biasanya dijemput dan lansung makan dirumah. Baru kembali jemput abangnya setelah makan. Ternyata aku tak tau manajemen waktu sehebat almarhumah istriku. Aku harus kewarung makan lagi untuk pergi membeli makan siang. Begitupun nantinya makan malam. Sehingga tidak kurang dari 200rb sampai malam. Aku berpikir ini baru 1 hari, bagaimana kalau 1 bulan. Gajiku tidak akan cukup untuk kami berempat.<br />Malam ini anak-anak juga mengingatkanku tadi mereka tidak ada yg ngaji karna tidak ada yg mengantarkan ketempat ngaji mereka. <span class="_47e3 _5mfr" style="line-height: 0; margin: 0px 1px; vertical-align: middle;" title="cry emotikon"><img alt="" class="img" height="16" role="presentation" src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/te/1/16/1f622.png" style="border: 0px; vertical-align: -3px;" width="16" /><span aria-hidden="true" class="_7oe" style="display: inline; width: 0px;">:'(</span></span></font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2">Ya Allah<br />Indah sekali caramu menegurku,<br /><span> </span><span> </span>Begitu kacaunya hidupku tanpa istriku, keuangan makin amburadul, anak-anak tak terurus, makanan favoritku tidak ada lagi. Rumah dan tanaman seperti hilang aura karna tak ada yg merawat dan membersihkan. Aku masih sempat merasa wanita diluaran lebih cantik dari istriku. Andai aku bisa menebus apapun yg telah aku lakukan kepada istriku selama ini aku ingin memperbaikinya. Aku ingin membantunya, menyayanginya sepenuh hati dan tak akan pernah berkata kasar kepadanya. Dia begitu lelah setiap hari, tapi sepulang kerja aku masih sering membentaknya. Saat dia minta tambahan belanja aku berkata kasar kepadanya. Dia saat aku jadikan istri rela berpisah dengan anggota keluarga besarnya, hidup susah payah dan sederhana denganku.</font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2"><br /><span> </span><span> </span>Maafkan aku istriku, andai aku bisa menebus semua kesalahanku, satu hari saja tanpamu kami seperti anak ayam kehilangan induknya. Berserakan.<br />Saat sholat aku kembali menangis sejadi-jadinya<br />Andai bisa kutebus, aku ingin menebus meski dengan nyawaku. Aku mau dia yg hidup menjaga anak-anak dan biarlah aku yg menghadap-Mu. Ini sangat berat bagiku apalagi bagi anak-anakku. Demikian do'a tengah malamku.<br />Aku tak tega melihat pakaian anak-anak yg kusut tak terurus, makan yg tak ada yg masak dan aku tak tega melihat mereka kekurangan kasih sayang.<br />Jujur selama ini aku tak dekat dengan anak-anak. Mereka selalu sama ibunya. Aku hanyalah kerja, pulang, tidur dan kerja lagi. Aku tak tau apa-apa tentang urusan anak dan rumah.</font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2"><br /></font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2"><span> </span><span> </span>Istriku, aku berdoa semoga lelah mu jadi ibadah, semoga semua yg kau lakukan untuk kami membawamu ke syurga, semoga engkau bahagia di alammu. Kali ini aku benar-benar menangis tersedu-sedu sambil membayangkan wajahmu. Kau tak pernah mengeluh dengan pekerjaanmu, kau tak pernah meminta sesuatu yg aku tak sanggup membelinya. Kau jalani semua dg sabar dan aku merasa belakangan jarang memperhatikanmu. Jarang bertanya bagaimana anak-anak kita, jarang bertanya bagaimana hari-harimu.</font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2"><br /><span> </span><span> </span>Engkau ibu yg luar biasa bagi anak-anak kita. Semuanya terlihat saat engkau tlah tiada kemurungan selalu menyelimuti wajah mereka. Mereka sering menangis, mereka sering salah memanggilmu sepulang sekolah. Mereka sering berlari kekamar kita seolah-olah engkau masih ada.</font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2">Kekasih hatiku<br />Mengapa aku jatuh cinta padamu justru setelah engkau tiada. Tidak akan ada yg menggantikan dirimu dihatiku. Mengapa rasa cinta ku padamu menggebu-gebu saat dirimu sudah berada dipusara.</font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; margin: 6px 0px;"><font face="georgia" size="2">Maafkan aku istriku.<br />Aku terlambat jatuh cinta padamu <span class="_5mfr" style="margin: 0px 1px;"><span class="_6qdm" style="background-image: url("https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/t40/1/16/1f62d.png"); background-repeat: no-repeat; background-size: contain; color: transparent; display: inline-block; height: 16px; text-shadow: none; vertical-align: text-bottom; width: 16px;">😭</span></span><span class="_5mfr" style="margin: 0px 1px;"><span class="_6qdm" style="background-image: url("https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/t40/1/16/1f62d.png"); background-repeat: no-repeat; background-size: contain; color: transparent; display: inline-block; height: 16px; text-shadow: none; vertical-align: text-bottom; width: 16px;">😭</span></span></font></p><p style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; margin: 6px 0px 0px;"><font face="georgia" size="2">*Copas dr teman.. utk hikmah renungan bagi kita semua.</font></p></div></div><div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-41624520454004703052016-07-25T22:04:00.000-07:002016-07-25T22:04:01.874-07:00PATUNG PANCORAN DAN DUKA DIBALIKNYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPuU7_sgHcjOF9QF5gNamf99boPg6V7J6v7T1Y-XRQn3HT4fb44PNhW63STLg1BJT2Vc5burkdJM1ab455Zzycf12WnN_s0NQR8iqzFzU80ZmDMizaK437ognkXxZEtmjGyBUDEEgxT0MN/s1600/edhi+dan+patung+nya+,pancoran.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPuU7_sgHcjOF9QF5gNamf99boPg6V7J6v7T1Y-XRQn3HT4fb44PNhW63STLg1BJT2Vc5burkdJM1ab455Zzycf12WnN_s0NQR8iqzFzU80ZmDMizaK437ognkXxZEtmjGyBUDEEgxT0MN/s200/edhi+dan+patung+nya+,pancoran.jpg" width="200" /></a><span style="color: #073763;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><b><i>Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</i></b></span></div>
<span style="color: #073763;">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;">Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;">Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan IR. Sutami sebagai arsitek pelaksana.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;">Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI di tahun 1965.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;">Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat. Total biaya pembuatan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran pada tahun 1964 adalah 12 juta rupiah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;">Biaya awal ditanggung oleh Edhi Sunarso, sang pemahat. Bung Karno menjual mobil pribadinya seharga 1 juta rupiah pada waktu itu. Pemerintah sendiri hanya membayar 5 juta rupiah. Sisanya, sebesar 6 juta rupiah, menjadi hutang pemerintah yang sampai saat ini tidak pernah terbayar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Nah ,ga banyak orang tahu tentang duka dibalik patung pancoran tersebut,sebagaimana cerita dibawah ini..</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
berikut ceritanya</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Manusia besar dengan gagasan besar. Itu sebuah julukan lain buat Bung Karno. Ciri-ciri manusia besar, terletak pada peninggalannya yang kekal. Dalam beberapa hal, Bung Karno memenuhi kriteria itu. Ajarannya tentang Marhaenisme, penemuan ideologi Pancasila, serta semangat kebangsaan, setidaknya masih bisa kita rasakan hingga detik ini. Sekalipun ia “dikubur” tiga dasawarsa lamanya, jejak-jejak peninggalan dan karya besar Bung Karno bergeming dari gerusan zaman.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Selain ide dan gagasan berupa isme, ajaran, spirit, dan nilai-nilai sosial dan politik, Bung Karno juga mewariskan monumen-monumen. Ia menggagas pembangunan masjid Istiqlal yang ia targetkan melebihi kekokohan candi borobudur. Ia merancang tugu selamat datang di Bundaran HI yang menjadi icon ibukota. Ia mendirikan tugu pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng. Ia juga mengobarkan semangat bangsa melalui Patung Dirgantara di Pancoran.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Nah, yang disebut terakhir, adalah fokus tulisan ini. Boleh dibilang, itulah peninggalan terakhir Bung Karno. Digagas tahun 1965, saat matahari kekuasaannya sudah condong ke barat. Adalah pematung Edhi Sunarso yang mendapat kehormatan, mengerjakan pembuatan patung itu. Edhi adalah pematung kesayangan Bung Karno. Ia pula yang ditunjuk membuat patung “Selamat Datang” di Bundaran HI.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Edhi ingat persis, ketika instruksi Bung Karno diterimanya. Hatinya sempat mandeg-mangu, ragu-ragu, bimbang, dan galau. Sebagai seniman patung, ia belum pernah sama sekali membuat patung dengan bahan perunggu. Sementara perintah Bung Karno jelas, ia menghendaki patung dengan bahan perunggu.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Saat raut wajahnya sulit menyembunyikan perasaan hatinya, Bung Karno segera paham. Maka, berkatalah Bung Karno kepada Edhi, “”Hey Ed, kamu punya rasa bangga berbangsa dan bernegara tidak? Apa perlu saya menyuruh seniman luar untuk mengerjakan monumen dalam negeri sendiri? Saya tidak mau kau coba-coba, kau harus sanggup.”</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Waktu satu minggu yang diberikan Bung Karno, dijawab tuntas oleh Edhi dengan mengumpulkan teman-teman pematung di Yogya, dan mewujudkan harapan Bung Karno dalam replika yang terbuat dari gypsum. Gaya melambaikan tangan laiknya orang menyambut kedatangan sahabat, diperagakan langsung oleh Bung Karno. Gaya itu pula yang kemudian menjadi model pada patung Tugu Selamat Datang di bundaran HI.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Nah, lain lagi kisah Patung Dirgantara, Pancoran. Proyek itu sempat mangkrak, alias terhenti. Peristiwa 30 September 1965, adalah pemicu terancam gagalnya pembuatan patung itu. Bung Karno menghadapi hantaman dari dalam negeri. Ia didemo nyaris tiap hari. Klimaksnya adalah penolakan MPRS atas pertanggungjawaban Bung Karno, terhadap peristiwa pemberontakan PKI tadi. Buntutnya sama-sama kita ketahui, Bung Karno dilengserkan, dan Soeharto diorbitkan.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Nasib patung Dirgantara yang digagas Bung Karno sebagai simbol semangat bangsa, terombang-ambing. Meski begitu, Bung Karno bukan manusia yang meninggalkan sejarah ke-plin-plan-an. Bung Karno tidak pernah mengajarkan sikap yang kurang bertanggung jawab. Alhasil, sekalipun nasibnya sendiri di ujung tanduk. Posisinya sebagai presiden terancam. Tekanan dalam dan luar negeri menghimpit dirinya, Bung Karno tetap komit.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Ia menyempatkan diri untuk memantau perkembangan proyek patung dirgantara tadi. Kepada Bung Karno, dengan nada prihatin, Edhi melaporkan kemandegan proyek tadi. Sekalipun pedestial atau tiang penyangga patung sudah selesai, tapi pekerjaan terancam mandeg, karena pemerintahan transisi tidak menggubrisnya. Di sisi lain, dalam status tahanan politik, dalam kondisi badan yang makin ringkih digerogoti sakit ginjalnya, Bung Karno keukeuh menuntaskan proyek terakhirnya.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Edhi sendiri tak sanggup meneruskan pekerjaan itu, mengingat dirinya pun sudah dililit utang untuk pekerjaan itu. Maklumlah, semua proyek pembuatan monumen yang ia kerjakan atas perintah Bung Karno, tidak menggunakan semacam dokumen perintah resmi negara. Murni soal kepercayaan.Atas kondisi tersebut, Bung Karno lantas memanggil Edhi dan memberinya uang Rp 1,7 juta. Belakangan Edhi baru tahu, uang itu hasil penjualan mobil pribadi Bung Karno. Dengan uang itu, sekalipun belum cukup menutup semua biaya, Edhi langsung menuntaskan pengerjaan patung Dirgantara.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Alkisah… di pagi yang cerah, di hari Minggu tanggal 21 Juni 1970, Edhie sedang berada di puncak Tugu Dirgantara. Tiba-tiba, melintas iring-iringan mobil jenazah. Salah seorang pekerja di bawah sontak memberi tahu Edhi, bahwa yang barusan lewat adalah iring-iringan mobil jenazah… jenazah Bung Karno, sang penggagas Tugu Dirgantara.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
Lemas lunglai Edhi demi mendengar berita itu. Ia pun langsung turun dari puncak Tugu Dirgantara, dan menyusul ke Blitar, memberi penghormatan terakhir kepada Putra Sang Fajar.Belum usai duka berlalu, Edhi bersemangat menuntaskan amanat terakhir Bung Karno. Sekalipun pekerjaan itu meninggalkan utang negara. Sekalipun patung itu tidak pernah diresmikan oleh pemerintahan Soeharto. Tugu Dirgantara tegar berdiri, menggelorakan semangat, mengekspresikan wajah Gatotkaca. Wajah perkasa yang menyimpan duka di balik pembuatannya.</div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.kaskus.co.id/thread/5145f1a57e12436016000001/patung-pancoran-dan-duka-dibaliknya/" target="_blank"><span style="color: #660000;">Source</span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #660000;">http://www.kaskus.co.id/</span></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-53404442048544472932016-07-25T22:02:00.000-07:002016-07-25T22:02:05.647-07:00SESUATU YANG BERHARGA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcpLdofkSy_S3H5_0b3YeYYxzJu43R-C7BU7W1nsdKOmdSdehKvUJniqAjO-2Ta6jLlGoZ9-LsRPNw7STr6JU8UZYcR4j1JB0TCCwRJemLPO3F2RLVdN2rxldgeO3p0DDXTiOMbdQkHuqI/s1600/wooden-bowl-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcpLdofkSy_S3H5_0b3YeYYxzJu43R-C7BU7W1nsdKOmdSdehKvUJniqAjO-2Ta6jLlGoZ9-LsRPNw7STr6JU8UZYcR4j1JB0TCCwRJemLPO3F2RLVdN2rxldgeO3p0DDXTiOMbdQkHuqI/s320/wooden-bowl-1.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi </b></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Seorang pemuda membawa ayahnya yang telah tua dan agak pikun ke sebuah restoran terbaik di kotanya. Ketika makan, tangan sang ayah gemetar sehingga banyak makanan tumpah dan tercecer mengotori meja, lantai, dan bajunya sendiri. Beberapa pengunjung restoran, melirik situasi tersebut.</span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Namun pemuda itu terlihat begitu tenang. Ia membantu dengan sabar dan menanti sang ayah selesai makan. Setelah selesai, ia membawa sang ayah ke kamar mandi, untuk dibersihkan tubuh dan pakaiannya dari kotoran. Setelah itu, ia mendudukkan ayahnya kembali di kursi, dan dengan tenang ia pun membersihkan makanan yang tercecer di sekitar meja tempat ayahnya makan, Kemudian, ia membayar tagihan makan malam pada kasir restoran itu, menghampiri ayahnya, dan menuntunnya keluar.</span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pemilik restoran yang sedari tadi mencermati perilaku pelanggannya ini, bergegas keluar menyusul si pemuda yang sedang menuntun ayahnya itu. Setelah berhasil menyusul, ia berkata, “Terima kasih, Anda telah meninggalkan sesuatu yang berharga di restoranku.”</span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pemuda itu balik bertanya, “Memangnya barang berharga apa yang aku tinggalkan…?”</span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sambil menepuk pundak si pemuda, pemilik restoran berkata, “Engkau telah meninggalkan pembelajaran yang mahal pada kami semua, tentang luhurnya nilai berbakti kepada orang tua.”</span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Bakti” bagi setiap orang terhadap orangtuanya, tentu tidak sama satu sama lain, karena situasi yang berbeda-beda. Tapi yang pasti: bakti adalah hal yang tidak bisa kita abaikan. Seburuk apa pun rupa maupun kondisi orangtua kita, mereka tetap layak dan harus dihormati.</span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white; text-align: justify;">
<span style="color: #20124d;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="background-color: white;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #20124d;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">sumber:</span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span><a data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?hl=id&q=http://iphincow.com&source=gmail&ust=1469594456950000&usg=AFQjCNHe7dU1ClFIm6SGzUVC6objbHhP0A" href="http://iphincow.com/" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;" target="_blank">iphincow.com</a></span></div>
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #20124d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">please like and share</span></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-60611946769916447522015-05-19T00:49:00.000-07:002015-05-19T00:49:23.327-07:00BIGRAFI DAN KISAH KEJUJURAN POLISI "HOEGENG IMAM SANTOSO"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_yER_vnhwL4_pcEnicyc34sWq9FSlZ7h2x-Rl_9w1Q9S6KnAjvefJeyqTsaZYee_EhlNvEZBxUKsGaP8AN34P_kMgZAHgqT2Pr_rOApoe8Id4kSS5cUoGm_eI0ZhzQIQSYYx7426RXO_k/s1600/Hoegeng_young.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_yER_vnhwL4_pcEnicyc34sWq9FSlZ7h2x-Rl_9w1Q9S6KnAjvefJeyqTsaZYee_EhlNvEZBxUKsGaP8AN34P_kMgZAHgqT2Pr_rOApoe8Id4kSS5cUoGm_eI0ZhzQIQSYYx7426RXO_k/s1600/Hoegeng_young.jpg" /></a><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><b style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><b style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">Hoegeng Imam Santoso</b><span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> (lahir di </span>Pekalongan<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">, </span>Jawa Tengah<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">, </span>14 Oktober<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> </span>1921<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> – meninggal </span>14 Juli<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> </span>2004<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> pada umur 82 tahun) adalah salah satu tokoh </span>militer<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> dan </span>kepolisian<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> </span>Indonesia<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> dan juga salah satu penandatangan </span>Petisi 50</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><b><i><br /></i></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #073763; font-family: inherit;"><i>LATAR BELAKANG </i></b></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Dia masuk pendidikan </span><span style="font-family: inherit;">HIS</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">MULO</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">(1934) dan menempuh sekolah menengah di</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">AMS</span><span style="font-family: inherit;">Westers Klasiek (1937). Setelah itu, dia belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940. Sewaktu pendudukan</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">Jepang</span><span style="font-family: inherit;">, dia mengikuti latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943). Baru dia diangkat menjadi Wakil Kepala Polisi Seksi II Jomblang Semarang (1944), Kepala Polisi Jomblang (1945), dan Komandan Polisi Tentara Laut</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">Jawa Tengah</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">(1945-1946). Kemudian mengikuti pendidikan Polisi Akademi dan bekerja di bagian Purel, Jawatan Kepolisian Negara.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Mas Hoegeng di luar kerja terkenal dengan kelompok pemusik Hawaii, The Hawaiian Seniors. Selain ikut menyanyi juga memainkan ukulele. Sering terdengar di Radio Elshinta dengan banyolan khas bersama Mas Yos.</span></div>
</span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><b style="font-family: inherit;"><i>KARIER KEPOLISIAN </i></b></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Banyak hal terjadi selama kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. Pertama, Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polri" style="background-image: none; font-family: inherit; text-decoration: none;" title="Polri">Polri</a><span style="font-family: inherit;">. Hasilnya, struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Kedua, adalah soal perubahan nama pimpinan</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">polisi</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">dan markas besarnya. Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabak).</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB)</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">Interpol</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">di</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">Jakarta</span><span style="font-family: inherit;">.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School pada Military Police School Port Gordon, George,</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">Amerika Serikat</span><span style="font-family: inherit;">. Dari situ, dia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952). Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatera Utara (1956) di</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">Medan</span><span style="font-family: inherit;">. Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">Brimob</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">dan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara (1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965), dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus menanjak. Di situ, dia menjabat Deputi Operasi Pangak (1966), dan Deputi Men/Pangak Urusan Operasi juga masih dalam 1966. Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara (tahun 1969, namanya kemudian berubah menjadi Kapolri), menggantikan Soetjipto Joedodihardjo. Hoegeng mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 2 Oktober 1971, dan digantikan oleh Drs.</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">Mohamad Hasan</span><span style="font-family: inherit;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><i>PENGHARGAAN</i></b></span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Atas semua pengabdiannya kepada negara, Hoegeng Imam Santoso telah menerima sejumlah tanda jasa,</span></div>
</span><br />
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Bintang Gerilya</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Bintang Dharma</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Bintang Bhayangkara I</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Bintang Kartika Eka Paksi I</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Bintang Jalasena I</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Bintang Swa Buana Paksa I</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Satya Lencana Sapta Marga</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II)</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Satya Lencana Peringatan Kemerdekaan</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Satya Lencana Prasetya Pancawarsa</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Satya Lencana Dasa Warsa</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Satya Lencana GOM I</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Satya Lencana Yana Utama</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Satya Lencana Penegak</span></li>
</ul>
<ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Satya Lencana Ksatria Tamtama.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #660000; font-size: x-small;">http://id.wikipedia.org/wiki/Hoegeng_Imam_Santoso</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #660000; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #073763;">Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri. “Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry.</span></span></div>
</div>
<br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Kisah kejujuran Polisi Hoegeng yang harus di teladani para pejabat negeri ini.</span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng. Begitulah setidaknya menurut Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Anekdot mantan presiden RI ini sekaligus sindiran karena cuma Hoegeng satu-satunya polisi jujur. Tapi, sebenarnya tahukah Anda, siapa Hoegeng?</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Hoegeng yang bernama lengkap Hoegeng Iman Santoso adalah Kapolri di tahun 1968-1971. Ia juga pernah menjadi Kepala Imigrasi (1960), dan juga pernah menjabat sebagai menteri di jajaran kabinet era Soekarno. Kedisiplinan dan kejujuran selalu menjadi simbol Hoegeng dalam menjalankan tugasnya di manapun.</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Misalnya, ia pernah menolak hadiah rumah dan berbagai isinya saat menjalankan tugas sebagai Kepala Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara tahun 1956. Ketika itu, Hoegeng dan keluarganya lebih memilih tinggal di hotel dan hanya mau pindah ke rumah dinas, jika isinya hanya benar-benar barang inventaris kantor saja. Semua barang-barang luks pemberian itu akhirnya ditaruh Hoegeng dan anak buahnya di pinggir jalan saja. “ Kami tak tahu dari siapa barang-barang itu, karena kami baru datang dan belum mengenal siapapun,” kata Merry Roeslani, istri Hoegeng.</span></div>
</span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini, sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan. Kasus-kasus besar yang pernah ia tangani antara lain, kasus pemerkosaan Sum tukang jamu gendong atau dikenal dengan kasus Sum Kuning, yang melibatkan anak pejabat. Ia juga pernah membongkar kasus penyelundupan mobil yang dilakukan Robby Tjahjadi, yang notabene dekat dengan keluarga Cendana.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng oleh Soeharto. Hoegeng dipensiunkan oleh Presiden Soeharto pada usia 49 tahun, di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak. Kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan bukan politisi.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">“Begitu dipensiunkan, Bapak kemudian mengabarkan pada ibunya. Dan ibunya hanya berpesan, selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita masih bisa makan nasi dengan garam,” ujar Roelani. “Dan kata-kata itulah yang menguatkan saya,” tambahnya.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Aditya, Reni, dan Ayu, putra Hoegeng yang hadir di studio, menceritakan pengalaman berharga mereka ketika menjadi seorang anak pejabat. Misalnya, Adytia bercerita, ketika sebuah perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu. “Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang Didit.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Reni memiliki cerita lain, yakni sering sekali terlambat sekolah karena jika terjadi kemacetan di pagi hari, sang ayah sering turun ke jalan mengatur lalu lintas terlebih dahulu. Masih banyak kisah-kisah yang sarat makna di ceritakan oleh istri, putra putri Hoegeng, serta sejumlah temannya di tayangan ini. Kisah ketegasan dan kesederhanaan Hoegeng sebagai seorang pengabdi masyarakat.</span></div>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.</span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500!</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Kepada Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000. Setelah memasuki masa pensiun, Hoegeng sempat mengisi acara di Radio Elshinta, namun tak lama acaranya ditutup karena dianggap terlalu pedas.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Hoegeng kemudian membesarkan kembali musik Hawaiian yang terkenal dengan nama “Hawaiian Senior” dan mengisi acara di TVRI selama 10 tahun. Acara itupun kemudian “dibredel” oleh pemerintah dengan alasan tidak mencerminkan budaya nasional Indonesia. Hoegeng yang kemudian bergabung dengan kelompok petisi 50, tampaknya memang memiliki banyak ganjalan dalam berkiprah di negeri ini.</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Musik Hawaiin memiliki makna tersendiri untuk Merry sang istri. Karena mereka sering bermain musik hawaiin bersama-sama. Hoegeng sendiri pernah ke Pulau Hawaii dalam rangka tugas, tapi sang istri yang sangat-sangat ingin pergi ke pulau itu tak pernah diajaknya. “Kami sudah sepakati bahwa saat Bapak tugas, saya sebagai istri tak perlu ikut,” ujar Merry yang mengaku memiliki sahabat di Pulau milik Amerika itu.</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Merry memang sosok istri yang tulus. Bahkan mantan ketua YLKI yang juga peneliti bidang kepolisian, Zumrotin yang hadir di studio, memuji ketulusan sosok Merry yang berbeda dengan kebanyakan istri pejabat, terutama di masa kini.</span></div>
</span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><br /></span></div>
<em></em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em><em><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Sumber</span></em></em></div>
<em>
<div style="text-align: justify;">
<em><span style="color: #073763; font-family: inherit;">KickAndy</span></em></div>
</em></div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-68119815636385636652015-05-18T22:47:00.000-07:002015-05-18T22:47:27.359-07:00KISAH NYATA ARIF SI NARAPIDANA CILIK YANG CERDAS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2 style="text-align: left;">
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; font-size: small; font-weight: normal; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="color: #073763;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1f7Y-YoxFw_KA9gn-NairoX-C36tKf7CqqUAiy5bZTpe73NP0wsboJsDFnOZj6bw-HjKuSha6J0St_Ct2cFWhBHcoIlStlXhOkbbiCtn0cofZGpXxdcOtEB6Lmo_5CvVpO45VxjY5-XxX/s1600/599234_373413519427256_1180477630_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1f7Y-YoxFw_KA9gn-NairoX-C36tKf7CqqUAiy5bZTpe73NP0wsboJsDFnOZj6bw-HjKuSha6J0St_Ct2cFWhBHcoIlStlXhOkbbiCtn0cofZGpXxdcOtEB6Lmo_5CvVpO45VxjY5-XxX/s200/599234_373413519427256_1180477630_n.jpg" width="200" /></a><span style="background-color: white; font-family: inherit; font-size: small; font-weight: normal; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="color: #073763;">Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian Kriminal di LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya ngobrol langsung dengan seseorang yang didakwa kasus pembunuhan berencana. </span></span></div>
<span style="color: #073763; font-size: small;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya melayang-layangmengira-ngi</span><wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block; font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;">ra gambaran orang yang akan saya temui. Sudah terbayang muka keji Hanibal Lec</span><span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;">ter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu ala sinetron, dan gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain yang sering saya temui di cerita TV.</span></div>
</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Well, akhirnya setelah menunggu sekian lama berharap-harap cemas, salah satu sipir membawa seorang anak kehadapan saya.Yup, benar seorang anak berumur 8 tahun. Tingginya tidak lebih dari pinggang orang dewasa dengan wajah yang diliputi senyum malu-malu. Matanya teduh dengan gerak-gerik yang sopan.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir itu. Sebelum masuk penjara ternyata ia adalah juara kelas di sekolahnya, juara menggambar, jago bermain suling, juara mengaji dan adzan di tingkat anak-anak.</span><span style="font-family: inherit;"> </span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kemampuan berhitungnya lumayan menonjol. Bahkan dari balik sekolah di dalam penjara pun nilai sekolahnya tercatat kedua terbesar tingkat provinsi. Lantas kenapa ia sampai membunuh? Dengan rencana pula?</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kasus ini terjadi ketika Arif sebut saja nama anak ini begitu, belum genap berusia tujuh tahun. Ayahnya yang berdagang di sebuah pasar di daerah bekasi, dihabisi kepala preman yang menguasai daerah itu. Latar belakangnya karena si ayah enggan membayar uang 'keamanan' yang begitu tinggi.</span><span style="font-family: inherit;"> </span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Berita ini rupanya sampai di telinga Arif. Malam esok harinya setelah ayahnya dikebumikan ia mendatangi tempat mangkal preman tersebut. Bermodalkan pisau dapur ia menantang orang yang membunuh ayahnya.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Siapa yang bunuh ayah saya!" teriaknya kepada orang yang ada di tempat itu.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Gue terus kenapa?" ujar kepala preman yang membunuh ayahnya sambil disambut gelak tawa di belakangnya.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tanpa banyak bicara anak kecil itu sambil melompat menghunuskan pisau ke perut si preman. Dan tepat mengenai ulu hatinya, pria berbadan besar itu jatuh tersungkur ke tanah. Arif pun langsung lari pulang ke rumah setelahnya. Akhirnya selesai sholat subuh esok paginya ia digelandang ke kantor polisi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Arif nih sering bikin repot petugas di Lapas!" ujar kepala lapas yang ikut menemani saya mewawancarai arif sambil tersenyum. Ternyata sejak di penjara dua tahun lalu. Anak ini sudah tiga kali melarikan diri dari selnya. Dan caranya pun menurut saya tergolong ajaib.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pelarian pertama dilakukannya dengan cara yang tak terpikirkan siapapun. Setiap pagi sampah-sampah dari Lapas itu di jemput oleh mobil kebersihan. Sadar akan hal ini, diam-diam Arif menyelinap ke dalam salah satu kantung sampah. Hasilnya 1-0 untuk Arif. Ia berhasil keluar dari penjara.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pelarian kedua lebih kreatif lagi. Anak yang doyan baca ini pernah membaca artikel tentang fermentasi makanan tape (ingat lho waktu wawancara usianya baru 8 tahun). Dari situ ia mendapat informasi bahwa tape mengandung udara panas yang bersifat destruktif terhadap benda keras.</span><span style="font-family: inherit;"> </span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kebetulan pula di Lapas anak ini disediakan tape uli dua kali dalam seminggu. Setiap disediakan tape, arif selalu berpuasa karena jatah tape itu dibalurkannya ke dinding tembok sel tahanannya. Hasilnya setelah empat bulan, tembok penjara itu menjadi lunak seperti tanah liat. Satu buah lubang berhasil dibuatnya. 2-0 untuk arif. Ia keluar penjara ke dua kalinya.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pelarian ke tiganya dilakukan ala Mission Imposible. Arif yang ditugasi membersihkan kamar mandi melihat ember sebagai sebuah solusi. Besi yang berfungsi sebagai pegangan ember itu di simpan di dalam kamarnya. Tahu bahwa dirinya sudah diawasi sangat ketat, Arif memilih tempat persembunyian paling aman sebelum memutuskan untuk kabur.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ruang kepala Lapas menjadi pilihannya. Alasannya jelas, karena tidak pernah satu pun penjaga berani memeriksa ruang ini. Ketika tengah malam ia menyelinap keluar dengan menggunakan besi pegangan ember untuk membuka pintu dan gembok. Jangan Tanya saya bagaimana caranya, pokoknya tahu-tahu ia sudah di luar. 3-0 untuk Arif.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Lantas kenapa ia bisa tertangkap lagi? Rupanya kepintaran itu masih berada di sebuah kepala bocah. Pelarian-pelariannya didorong dari rasa kangennya terhadap ibunya. Anak ini keluar dari penjara hanya untuk ke rumah sang ibunda tercinta. Jadi dari Lapas tanggerang ia menumpang-numpang mobil Omprengan dan juga berjalan kaki sekian kilometer dengan satu tujuan, pulang!</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas yang juga seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera menjemput Arif. Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke lapas sambil membawa surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya sendiri.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">*Ibu kepala Arif minta maaf, tapi Arif kangen sama ibu Arif.* Tulisnya singkat.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Seorang anak cerdas yang harus terkurung dipenjara. Tapi, saya tidak lantas berpikir bahwa ia tidak benar-benar bersalah dan harus dibebaskan. Bagaimanapun juga ia telah menghilangkan nyawa seseorang. Tapi saya hanya berandai-andai jika saja, kebijakan bertindak cepat menangkap pembunuh si ayah (secepat polisi menangkap si Arif) pastinya saat ini anak pintar dan rajin itu tidak akan berada di tempat seperti ini. Dan kreativitasnya yang tinggi itu bisa berguna untuk hal yang lain.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sayangnya si Arif itu cuma anak pedagang sayur miskin sementara si preman yang dibunuhnya selalu setia menyetor kepada pihak berwajib setempat. Itulah yang namanya keadilan di negeri ini!</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Semoga bermanfaat bagi yang membacanya .....</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan .</span><span style="font-family: inherit;"> </span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Salam Terkasih ..</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; font-weight: normal; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari Sahabat Untuk Sahabat ...</span></div>
</span></span></span>
</h2>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-28761883407133213942015-05-18T22:40:00.001-07:002015-05-18T22:40:30.379-07:00PUTRI YANG CINTA TERLARANGNYA HEBOHKAN SWEDIA MENINGGAL DUNIA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfBp0GAOSwNROQ-rEJOGkcppoygRKKLvoR6AQO_kXIJovqgvw1WTMCzCJ8aniaq7W6ea8UbTw5WskqP3eQ0aV_npZJu8vTNsoBqdbwbCR8HZWoiRGKPa48T_cajOzqsbZYzn3Gn5S37GdD/s1600/c80a6c1f58cfc6082b0f6a70670083fd.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="145" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfBp0GAOSwNROQ-rEJOGkcppoygRKKLvoR6AQO_kXIJovqgvw1WTMCzCJ8aniaq7W6ea8UbTw5WskqP3eQ0aV_npZJu8vTNsoBqdbwbCR8HZWoiRGKPa48T_cajOzqsbZYzn3Gn5S37GdD/s200/c80a6c1f58cfc6082b0f6a70670083fd.jpg" width="200" /></a><span style="background-color: white; color: #073763; line-height: 22.453125px;"><span style="font-family: inherit;">Oleh Karl Ritter | Associated Press</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 22.453125px;">Stockholm (AP) - Dia adalah salah seorang yang sebaiknya dirahasiakan dalam rumah tangga kerajaan Swedia. Dia dulu rakyat jelata, seorang janda yang hubungan asmaranya dengan Pangeran Bertil dipandang sebagai ancaman terhadap dinasti Bernadotte.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Putri Lilian kelahiran Wales dan Pangeran Bertil merahasiakan hubungan gelap mereka selama beberapa dekade hingga akhirnya mereka mendapat restu raja untuk menikah dalam usia 60-an.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Lilian meninggal di rumahnya, di Stockholm, pada Minggu di usia 97 tahun. Pihak kerajaan tidak menjelaskan mengenai penyebab kematian, namun Lilian diketahui menderita Alzheimer dan hidup dalam kondisi kesehatan buruk selama beberapa tahun terakhir.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Lilian bertemu dengan Pangeran Bertil Swedia pada 1943, namun kewajiban takhtanya dan status Lilian sebagai janda rakyat biasa mencegah mereka membeberkan hubungan itu. Pengorbanan dan dedikasi sepanjang hidup pasangan tersebut telah menyentuh hati rakyat Swedia.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
“Jika saya harus meringkas kisah hidup saya, semuanya adalah tentang cinta,” ujar putri mungil cerdas tentang suaminya ketika ia berusia 80 tahun pada 1995. “Dia adalah orang hebat, dan saya mencintainya.”</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Lilian Davies lahir di Swansea, Wales pada 30 Agustus 1915, ia kemudian pindah ke London pada usia 16 tahun untuk memulai karier sebagai model dan aktris. Ia menikah aktor Inggris, Ivan Craig, pada 1940.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Setelah Perang Dunia II pecah, Craig direkrut menjadi tentara Inggris, sementara Lilian tetap tinggal di London dan bekerja di pabrik radio komunikasi. Ia juga bekerja di sebuah rumah sakit untuk mengobati tentara yang terluka.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Pada saat itu, Pangeran Bertil ditugaskan di Kedubes Swedia di London sebagai atase militer. Mereka pertama kali bertemu di klub malam mewah Les Ambassadeur tidak lama sebelum ulang tahun Lilian yang ke-28 pada 1943. Lilian kemudian mengundangnya ke sebuah pesta koktail di apartemennya di London. Tapi bibit asmara baru bersemi ketika Lilian dibawa oleh mobil Bertil saat serangan udara terjadi di daerah sekitar situ, demikian Lilian menulis dalam memoarnya pada 2000, berjudul “My Life with Prince Bertil.”</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
“Dia adalah pengeranku yang sangat tampan. Terutama ketika mengenakan sergam. Begitu menarik dan bijaksana. Dan sangat lucu. Oh [saya ingat] bagaimana kami tertawa bersama,” tulis Lilian.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Lilian masih berstatus menikah pada saat itu. Hubungan asmara terlarang itu pun kandas karena Craig juga telah bertemu dengan orang lain, dan mereka pun berpisah dengan baik-baik.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Namun setelah kembalinya Bertil ke Swedia, hubungannya dengan rakyat biasa menjadi isu yang sensitif.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Bertil menjadi calon pewaris takhta terkuat ketika kakak sulungnya meninggal dalam kecelakaan pesawat, meninggalkan seorang bayi — Raja Carl XVI Gustaf yang berkuasa saat ini. Dua saudara lainnya juga keluar dari garis suksesi setelah menikahi rakyat biasa.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Ayah Bertil, Raja Gustaf VI Adolf, memerintahkan dia membuang jauh-jauh keinginannya untuk menikahi Lilian, karena itu akan membahayakan kelangsungan dinasti Bernadotte.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Tetapi berkebalikan dengan titah Raja Gustaf VI, Bertil dan Lilian tetap berhubungan sembunyi-sembunyi, hidup bersama dalam pernikahan tidak resmi selama beberapa puluh tahun.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Mereka pertama kali tinggal di Sainte-Maxime di Prancis, tapi kemudian membagi waktu tinggal mereka antara desa Prancis tersebut dan Stockholm, tempat Lilian tinggal diam-diam selama bertahun-tahun.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Meskipun pihak kerajaan enggan mengakui secara resmi, pesona Lilian dan kepribadian hangatnya segera mendapatkan tempat di hati rakyat Swedia. Media menggambarkan pasangan bahagia itu bermain golf dan berkeliling menggunakan sepeda motor sang pangeran. Ketika Pangeran Bertil harus menggunakan tongkat setelah operasi, dia dengan riang menjuluki tongkat tersebut sebagai "Bugatti-nya."</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Pada 1976, sekitar 33 tahun setelah mereka pertama kali bertemu, raja baru tersebut akhirnya memberi mereka restu menikah yang telah lama mereka tunggu.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Pada hari yang dingin di bulan Desember tahun yang sama, Lilian, atau "Lily", panggilan sayangnya, menjadi putri Swedia dan wanita bangsawan provinsi selatan Halland dalam upacara di Drottningholm Palace Chapel di luar Stockholm. Mereka akhirnya menikah. Lily berusia 61 tahun Bertil 64 tahun.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Pasangan tersebut tidak pernah memiliki anak.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Pangeran Bertil meninggal di kediaman mereka di Villa Solbacken, Stockholm pada 1997 setelah mengalami masalah paru-paru yang tidak dijelaskan.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Lilian mengambil alih beberapa tugas suaminya, tetapi masalah kesehatan membuatnya menghentikan beberapa tugas kerajaan. Pada 2006 ia berhenti menghadiri jamuan Nobel Prize tahunan, dan tahun berikutnya dia juga tidak ikut ambil bagian.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 22.453125px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 22.453125px;"><div style="text-align: justify;">
Pada 2010, pihak istana mengatakan bahwa Lilian mengidap Alzheimer, sehingga dia tidak bisa menghadiri pernikahan Putri Mahkota Victoria dan Daniel Westling.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Source</div>
</span></span></div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-34905656224374035892015-05-18T22:39:00.002-07:002015-05-18T22:39:40.494-07:00XIA MEILING MALAIKAT KECIL SANG PEMBERSIH JALAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj56ailpvWAU0mdLcti87v0tJ09PJXPxcDpccHqiZ_NZ4U2BvCMiyFEqyIC1G7Lto2HtRkYbFv4Y7zlmGDKSJ3RMWRKDVMP4dY5ytay0H9HxZ3x8c5OeDG8bDTvFh-6jvJP4Yxel6cRp6_X/s1600/xia_meiling.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj56ailpvWAU0mdLcti87v0tJ09PJXPxcDpccHqiZ_NZ4U2BvCMiyFEqyIC1G7Lto2HtRkYbFv4Y7zlmGDKSJ3RMWRKDVMP4dY5ytay0H9HxZ3x8c5OeDG8bDTvFh-6jvJP4Yxel6cRp6_X/s200/xia_meiling.jpg" width="200" /></a><strong style="background-color: white; color: #0b5394; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 12px; line-height: 18px;">ADALAH</strong><span style="background-color: white; color: #0b5394; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 12px; line-height: 18px;"> Xia Meiling seorang gadis berusia 5 tahun yang kesehariannya selalu disibukkan dengan menyapu jalan dan membersihkan sampah di trotoar dan pinggir-pinggir jalan di Hunan, Cina.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #0b5394; font-size: 12px; line-height: 18px;">Berita mengenai Xia si gadis kecil yang tengah sibuk menyapu jalan ini, tiba-tiba marak ke permukaan publik setelah foto dirinya diunggah ke dunia maya. Foto-foto yang berlatar tempat di daerah Liziyuan di Longhui, kota Shaoyang, Provinsi Hunan, Cina ini adalah foto Xia yang tengah begitu cekatan membersihkan jalan dari serakan sampah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #0b5394; font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #0b5394;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;">Setiap harinya, membersihkan jalanan dari serakan sampah sudah menjadi pekerjaan Xia. Pekerjaan ini ditekuninya tanpa mengeluh dan berputus asa. Tak peduli meski hujan, terik matahari yang begitu menyengat, Xia terus dengan khusuk membersihkan sampah jalanan dan memasukannya pada tempat sampah yang sudah ia persiapkan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #0b5394;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;">Menyapu Demi Membantu Sang Nenek</span></div>
</span><span style="color: #0b5394;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;">Sebagaimana dilansir dari shanghaiist.com, menyebutkan, kedua orang tua Xia Meiling bekerja di pabrik pakaian di Guangzhou. Karena kedua orangtuanya sibuk bekerja, Xia lantas dititipkan kedua orangtuanya pada sang nenek yang sudah berusia 64 tahun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #0b5394;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;">Nenek Xia bekerja sebagai petugas kebersihan di Cina dan menyewa sebuah rumah sederhana di daerah Liziyuan. Disanalah Xia diasuh sang nenek dan dipenuhi segala kebutuhan, walau kadang ada banyak kebutuhan yang tak bisa selalu dipenuhi sang nenek karena keterbatasan ekonomi yang kini dialaminya.</span></div>
</span><span style="color: #0b5394;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;">Sebenarnya, tidak ada seorangpun yang menyuruh dan memaksa Xia Meiling untuk melakukan pekerjaan berat ini, tidak neneknya sekali pun. Namun karena melihat sang nenek yang selalu rutin menjadi petugas kebersihan, Xia lantas sering mengikuti neneknya bekerja setiap akhir pekan. Pertamanya, Xia hanya menunggui dan melihat sang nenek bekerja menyapu jalanan. Namun karena iba, Xia lantas membantu neneknya menyelesaikan tugasnya. Dan kini, mereka bekerja sama dengan sangat baik.</span><span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;">Pekerjaan ini dilakukan kedua secara bergiliran, jika nenek Xia menyapu jalanan maka tugas Xia memasukan sampah yang telah dikumpulkan ke dalam tong sampah yang mereka bawa.</span></div>
</span><span style="color: #0b5394;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #0b5394;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;">Diusianya yang masih begitu belia, Xia rela kehilangan masa kecilnya dan lebih memilih membantu sang nenek menyelesaikan pekerjaan yang cukup berat. Apalagi Xia tahu, usia nenek yang sudah renta dan sering batuk-batuk, membuat Xia kecil menyadari jika kekuatan neneknya tidak lagi sebesar dulu. Untuk itulah, dengan rasa iba dan kasih sayang yang besar terhadap si nenek Xia rela membantu sang nenek dan bekerja bergotong royong.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #0b5394;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;">Diakui sang nenek, dengan adanya Xia dirinya benar-benar terbantu. Namun ini bukan berarti nenek Xia memanfaatkannya untuk meringankan pekerjaannya. Meskipun tinggal bersama dengan neneknya, namun ini tidak berarti membuat Xia harus bermanja-manjaan dan menjadi kolokan kepada si nenek. Justru sebaliknya, jiwanya yang begitu mulia rela membantu meringankan pekerjaan si nenek dan meringankan bebannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #0b5394;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;">Nah, sahabat semoga kisah kali ini bisa menjadi inspirasi sekaligus renungan untuk kita semua betapa sebuah perjuangan dan kerja keras patut dan layak dilakukan untuk menaklukan dunia yang keras ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
</span><span style="color: #073763; font-size: xx-small;"><div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; line-height: 18px;">Sumber:http://bisikan.com/gadis-berusia-5-tahun-ini-rela-kehilangan-masa-kecilnya-demi-menyapu-di-jalanan#ixzz3YgCwIgdo</strong></div>
</span></span><br />
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-41131584058442277822015-03-11T03:43:00.002-07:002015-03-11T03:53:41.426-07:00RENUNGAN UNTUK PARA AYAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2 style="text-align: left;">
</h2>
<h3 style="text-align: left;">
</h3>
<h4 style="text-align: left;">
<div style="text-align: left;">
</div>
</h4>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<h2>
<span style="font-size: small;"><i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCF-UAnz8fkzAXNhceEYyDbsS4WQiMiMWIr6HC4E7JaO96_OmL-tZXoKCmjok6AfiHz-FlM6hAV-LlVrlV7f0S2iy9IyyzU2mZeqqszpEvTG4u8xXa4uareQ1nOAMG6Vr8XwoP4AEwhC4j/s1600/943292_484150241656860_1348399239_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal;"></span></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCF-UAnz8fkzAXNhceEYyDbsS4WQiMiMWIr6HC4E7JaO96_OmL-tZXoKCmjok6AfiHz-FlM6hAV-LlVrlV7f0S2iy9IyyzU2mZeqqszpEvTG4u8xXa4uareQ1nOAMG6Vr8XwoP4AEwhC4j/s320/943292_484150241656860_1348399239_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCF-UAnz8fkzAXNhceEYyDbsS4WQiMiMWIr6HC4E7JaO96_OmL-tZXoKCmjok6AfiHz-FlM6hAV-LlVrlV7f0S2iy9IyyzU2mZeqqszpEvTG4u8xXa4uareQ1nOAMG6Vr8XwoP4AEwhC4j/s320/943292_484150241656860_1348399239_n.jpg" height="110" width="200" /></a><span style="color: #0b5394;">Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</span></div>
</span><span style="background-color: white; font-weight: normal; line-height: 14px;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="background-color: white; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 14px;">Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku</span><span class="text_exposed_show" style="display: inline; line-height: 14px;">bertanya-tanya, bagaimana keadaan istriku sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent;">Begitulah yang kurasakan, karena selama ini aku merasa bahwa aku telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anakku, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anakku.</span></div>
</span><div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anakku masih tertidur. Ohhh aku harus menyediakan makan untuknya.Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anakku yang masih mengantuk, kemudian aku bergegas berangkat ke tempat kerja.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, aku langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan….. di sanalah sumber ‘masalah’nya … sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Oh…Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anakku yang sedang gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
“Ayah, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya . Karena aku takut mie’nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainanku, aku minta maaf,ayah … “</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku, tetapi, aku tidak ingin anakku melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangisku. Setelah beberapa lama, aku hampiri anakku, kupeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto ibu yang dikasihinya.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, aku mencoba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Namun, belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal. Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, “Aku minta maaf, ayah“.Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara “pertunjukan bakat” yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahuku, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis,aku yakin , jika istriku masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Tapi astaga, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Mereka menelponku dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anakku telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun aku sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anakku lagi, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena aku merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : “Maaf, ayah”. Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah aku mendorong anakku ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya? Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : “Surat-surat itu untuk ibu…..”. Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. …. tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: “Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?” Jawaban anakku itu : “Aku telah menulis surat buat ibu untuk waktu yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus”. Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Aku bilang pada anakku, “Nak, ibu sudah berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk ibu, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Aku berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi…. aku jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur ‘ibu sayang’, Aku sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara ‘Pertunjukan Bakat’ di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi aku tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencariku, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Ibu, setiap hari aku melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia begitu sedih dan sering <span style="background-color: white; line-height: 14px;">bersembunyi dan menangis di kamarnya. Aku pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua. Tapi bu, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah ibu muncul dalam mimpiku sehingga aku dapat melihat wajahmu dan ingat kamu? </span><span style="background-color: white; line-height: 14px;">Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi ibu, mengapa engkau tak pernah muncul ?</span></div>
<span style="background-color: white; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 14px;">Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena aku tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istriku</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 14px;"><br /></span></div>
</span><div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Note : Untuk para suami dan laki-laki, yang telah dianugerahi seorang istri/pasangan yang baik, yang penuh kasih terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari pada istrimu. Dia telah rela menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu setia menunggumu, menjaga dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena apabila engkau telah kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian yang bisa menggantikannya.</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: justify;">
Share jika anda tersentuh dgn cerita ini :)</div>
</span></i></span></h2>
<div style="text-align: justify;">
<h2>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small; font-weight: normal; line-height: 14px;"><i>Siapa Yang Bisa Nahan Air Mata, Jika Baca Kisah </i></span></h2>
</div>
</div>
</div>
<!-- Blogger automated replacement: "https://images-blogger-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?url=http%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com%2F-VSrhtnfb98Q%2FUYNFCG8jGjI%2FAAAAAAAABs8%2F6bOQuVgVNl8%2Fs320%2F943292_484150241656860_1348399239_n.jpg&container=blogger&gadget=a&rewriteMime=image%2F*" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCF-UAnz8fkzAXNhceEYyDbsS4WQiMiMWIr6HC4E7JaO96_OmL-tZXoKCmjok6AfiHz-FlM6hAV-LlVrlV7f0S2iy9IyyzU2mZeqqszpEvTG4u8xXa4uareQ1nOAMG6Vr8XwoP4AEwhC4j/s320/943292_484150241656860_1348399239_n.jpg" --><div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-2262778501873220042015-03-11T03:38:00.001-07:002015-03-11T03:38:26.317-07:00KEMBALIKAN CINCIN ,PENGEMIS INI DAPAT UANG RP 1,5 MILIAR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; padding: 0px 0px 10px; text-align: left;">
</div>
<h2 style="text-align: left;">
<div style="line-height: 19.1875px; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhwb_MHmQj3ex86CsLcHvR7pPqJBrlqOHskL4Rj3yedt1_Ww8l_CzqbW02_mMuL7foIX8zBAuPTz2eQjZ4PFGUm04fKRJrXRfXHXY_i0lGa9RLWYHvBVMivgVNPCx9H00flzS8KwuQVGSb/s1600/pengemis-baik-hati-300x150.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: justify;"><span style="color: #073763; font-size: small; font-weight: normal;"></span></a><span style="color: #073763; font-size: small;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhwb_MHmQj3ex86CsLcHvR7pPqJBrlqOHskL4Rj3yedt1_Ww8l_CzqbW02_mMuL7foIX8zBAuPTz2eQjZ4PFGUm04fKRJrXRfXHXY_i0lGa9RLWYHvBVMivgVNPCx9H00flzS8KwuQVGSb/s200/pengemis-baik-hati-300x150.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhwb_MHmQj3ex86CsLcHvR7pPqJBrlqOHskL4Rj3yedt1_Ww8l_CzqbW02_mMuL7foIX8zBAuPTz2eQjZ4PFGUm04fKRJrXRfXHXY_i0lGa9RLWYHvBVMivgVNPCx9H00flzS8KwuQVGSb/s200/pengemis-baik-hati-300x150.jpg" height="100" width="200" /></a><span style="color: #073763; font-size: small;"><i style="font-family: inherit;">Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</i></span></div>
<span style="color: #073763; font-size: small;"><span style="font-family: inherit; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pengemis asal Amerika Serikat ini mendapatkan uang sebanyak Rp 1,5 Miliar atas perbuatan baiknya yang mau mengembalikan Cincin tunagan seorang wanita yang memberikan uang kepada dirinya.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Perbuatan baik pasti akan mendapat balasan baik inilah yang dirasakan pengemis bernama Billy Ray Harris seorang pengemis asal Kansas City, AS.</span></div>
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-size: small; font-weight: normal; line-height: 19.1875px;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-size: small; line-height: 19.1875px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal;">Billy Ray Harris akan mendapatakn uang Rp 1,5 Miliar atas jasa baiknya yang mau mengembalikan cicncin tunangan wanita bernama Sarah, ketika itu Cincin tunagan sarah tidak sengaja terjatuh kedalam kaleng pengemis ketika ia memberikan beberapa uang kepada Billy Ray Harris.</span></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Billy Ray Harris yang mengetahui jika ada Cincin didalam kalengnya kemudian menyimpan Cincin tersebut berharap jika si pemilik cincin tadi akan menemui dirinya lagi untuk menayakan Cincinnya.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sarah yang merasa kehilangan cincinya setelah beberapa hari kemudian kembali menemui pengemis Billy Ray Harris. Dan menyakan apakah Billy menemukan benda yang sangat berharga.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">“Apakah itu sebuah cincin? Dia menjawab ‘Ya’. Lalu saya katakan, saya masih menyimpannya,” ujar Billy Ray.</span></div>
</span></span><div style="line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-size: small;"><span style="font-family: inherit; font-weight: normal;"><br /></span></span></div>
<div style="line-height: 19.1875px; text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit; font-size: small; font-weight: normal;">Sarah sangat senag ketika ia berhasil menemukan kembali cincin tunaganya yang hilang. Karena ingin menghargai jasa baik Billy Ray tunagnag Sarah yang bernama Darling membuatkan sebuah situs untuk menjaring dana untuk menghargai jasa baik si pengemis itu.</span></div>
<span style="color: #073763; font-size: small;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal;">Hasilnya luar biasa, hingga Senin (25/2/2013), sudah 6.000 orang mendonasikan uangnya dengan total sebesar 145.000 dolar AS atau hampir Rp 1,5 miliar.</span></div>
<span style="font-family: inherit; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">“Peristiwa ini membuat kami sadar bahwa masih banyak orang baik di luar sana,” kata Sarah.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; font-weight: normal;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kini Billy Ray siap menikmati uang sebanyak Rp 1,5 miliar atas jasa baiknya yang mau mengembalikan cincin tungana sarah.</span></div>
</span></span><div style="line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-size: small;"><span style="font-family: inherit; font-weight: normal;"><br /></span></span></div>
<div style="line-height: 19.1875px; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: #073763; font-family: inherit; font-weight: normal;"><a href="http://palingseru.com/18913/kembalikan-cincin-pengemis-ini-dapat-uang-rp-15-miliar" target="_blank">Source</a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-weight: normal; line-height: 19.1875px;">http://palingseru.com/</span></span></div>
<br />
</h2>
<br />
<br /></div>
<!-- Blogger automated replacement: "https://images-blogger-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?url=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F-bGXhbCK8gFI%2FUTAkXJ0MvYI%2FAAAAAAAABp4%2FNFQfO3FB4E4%2Fs200%2Fpengemis-baik-hati-300x150.jpg&container=blogger&gadget=a&rewriteMime=image%2F*" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhwb_MHmQj3ex86CsLcHvR7pPqJBrlqOHskL4Rj3yedt1_Ww8l_CzqbW02_mMuL7foIX8zBAuPTz2eQjZ4PFGUm04fKRJrXRfXHXY_i0lGa9RLWYHvBVMivgVNPCx9H00flzS8KwuQVGSb/s200/pengemis-baik-hati-300x150.jpg" --><div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-5868457378457186122014-04-03T05:03:00.000-07:002014-04-03T05:03:07.811-07:00KISAH UWAIS ALQAMI : TERKENAL DILANGIT TAK TERKENAL DIBUMI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru,rambutnya merah,pundaknya lapang panjang berpenampilan cukup tampan,kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk,tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya,memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik,karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya.</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur.</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung.</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan</span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">cara kehidupan Islam.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.</span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk </span><span style="font-family: inherit;">bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang </span><span style="font-family: inherit;">cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu </span><span style="font-family: inherit;">yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa. </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur,merasa </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.</span><br />
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju </span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman.</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir,</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari,</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni </span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu </span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah </span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi </span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di </span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang </span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada </span><span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan</span><br />
<span style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan </span><span style="font-family: inherit;">masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan </span><span style="font-family: inherit;">sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah </span><span style="font-family: inherit;">mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa </span><span style="font-family: inherit;">dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada </span><span style="font-family: inherit;">sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya </span><span style="font-family: inherit;">menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan </span><span style="font-family: inherit;">perasaan haru.</span></div>
</span><br />
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">kedatangan orang yang mencarinya Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun.</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">bumi”.</span></div>
<br />
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">mereka.</span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman,</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada,</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar !</span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”. Dalam pembicaraan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar.</span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang </span><span style="font-family: inherit;">negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera </span><span style="font-family: inherit;">saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya </span><span style="font-family: inherit;">hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, </span><span style="font-family: inherit;">biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.</span></div>
</span><br />
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin </span><span style="color: #073763; font-family: inherit;">berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan</span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami </span><span style="font-family: inherit;">memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di </span><span style="font-family: inherit;">atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai </span><span style="font-family: inherit;">waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu </span><span style="font-family: inherit;">kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, </span><span style="font-family: inherit;">tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang </span><span style="font-family: inherit;">terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan </span><span style="font-family: inherit;">dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! </span><span style="font-family: inherit;">“katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal </span><span style="font-family: inherit;">dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal </span><span style="font-family: inherit;">satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami </span><span style="font-family: inherit;">lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam,</span><span style="font-family: inherit;">sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu </span><span style="font-family: inherit;">orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban </span><span style="font-family: inherit;">asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah </span><span style="font-family: inherit;">nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat. </span><span style="font-family: inherit;">Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di </span><span style="font-family: inherit;">kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim </span><span style="font-family: inherit;">oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah </span><span style="font-family: inherit;">kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” </span><span style="font-family: inherit;">tanyanya.”Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat </span><span style="font-family: inherit;">di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, </span><span style="font-family: inherit;">tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya </span><span style="font-family: inherit;">dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan </span><span style="font-family: inherit;">seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang </span><span style="font-family: inherit;">tertinggal.</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan,“ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 19px; margin: 15px 15px 2px;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763;"><a href="http://fisan.wordpress.com/2007/03/18/uwais-alqarni-terkenal-di-langit-tak-terkenal-di-bumi/">Source</a><span style="line-height: 19px;">http://fisan.wordpress.com</span></span><br />
<div>
<span style="color: #073763;"><span style="line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-27840024775031395152014-04-03T04:51:00.000-07:002014-04-03T04:51:38.697-07:00KISAH SOPIR ANGKOT / BAJAJ DI INDIA YANG BERJIWA BESAR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://imampriestian.blogspot.com/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkNnZX0dSdd1fz35Q8S5HdtvfT4JX-AubhFnk7kKnLm3rE1o8QFPFiy3jmM5BexmK6BFCoYJxl4pes_IfrNIuIUkrzib4m2Fas6Zurj6xJfKFMcp_YUt96XXB3jSQ7tl9tE2q9sdGjr_WO/s200/kendaraan-roda-tiga-bajaj-di-india-ilustrasi-_110925170413-494.jpg" height="144" width="200" /></a><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 20.796875px;"><b><i><a href="http://imampriestian.blogspot.com/" target="_blank">Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</a></i></b></span></span><br />
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 20.796875px;">Kisah inspiratif ini merupakan pengalaman seorang bernama Suvendu Roy ketika bertemu seorang sopir angkot semacam bajaj, di India. Suatu hari saya dan istri memutuskan pergi ke suatu tempat dengan naik bajaj. Saat menghentikan satu bajaj yang lewat di pinggir jalan, saya tak menyangka angkutan ini akan berbeda.</span><br />
<br style="background-color: white; line-height: 20.796875px;" />
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 20.796875px;">Saat kami sudah di dalam bajaj, mata saya tertuju pada setumpuk majalah (yang terbungkus di dalam plastik) di belakang kursi pengemudi. Ketika memandang ke depan, terlihat ada sebuah televisi kecil. Kami pun saling berpandangan keheranan dan sekaligus takjub. Di depan saya ada kotak P3K yang berisikan kapas, detol, dan beberapa obat lainnya.</span><br />
<br style="background-color: white; line-height: 20.796875px;" />
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 20.796875px;">Semua itu sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa saya sedang berada di dalam angkutan umum yang spesial.</span><br />
<br style="background-color: white; line-height: 20.796875px;" />
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 20.796875px;">Lalu, saya memutar pandangan sekali lagi, dan ternyata masih ada barang-barang lain yang sepertinya jarang ada di dalam angkutan umum-radio, alat pemadam api, jam dinding, kalender, dan gambar serta simbol banyak kepercayaan (dari Islam, Kristen, sampai Buddha, Hindu, dan Sikh). </span><br />
<br style="background-color: white; line-height: 20.796875px;" />
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 20.796875px;">Saat saya mengajak si pengemudinya mengobrol sebentar, saya baru sadar kalau tidak hanya bajajnya yang spesial, pengemudinya pun sama-sama spesial. Ternyata dia sudah menjadi sopir bajaj selama 8-9 tahun. Dulu dia pernah bekerja di perusahaan plastik, tapi karena bangkrut terpaksa dia mencari pekerjaan lain dan sejak itu dia pun menggeluti pekerjaannya sekarang. Dia punya dua anak yang masih bersekolah, dan jam kerjanya dimulai dari jam 8 pagi sampai malam sekitar jam 10. Jadwal kerjanya itu tak pernah dilanggarnya kecuali badannya tidak fit. </span><br />
<br style="background-color: white; line-height: 20.796875px;" />
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 20.796875px;">Saya bertanya apakah dia melakukan pekerjaan lain. Jawabnya, dia pergi ke rumah panti wreda khusus untuk wanita di Anheri seminggu sekali atau kapan pun dia punya uang lebih. Dia akan menyumbang sikat gigi, odol, sabun, shampoo, dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya. </span><br />
<br style="background-color: white; line-height: 20.796875px;" />
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 20.796875px;">Lalu, dia menunjuk ke tulisan yang tertera di bagian belakang kursinya, "Diskon 25% untuk orang cacat." Sedangkan potongan untuk penumpang yang buta lebih besar lagi. Saya dan istri saya benar-benar takjub.</span><br />
<br />
<div style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: center;">
<b style="font-family: inherit;"><i><span style="background-color: white; line-height: 20.796875px;">RENUNGAN</span></i></b></div>
<span style="background-color: white;"></span><br />
<div style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 20.796875px; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit;"><b>Ciri orang berjiwa besar adalah berusaha membantu orang lain meski dirinya kekurangan. Mungkin itulah kira-kira yang bisa menjadi gambaran si sopir yang dijumpai Suvendu Roy. Semangat bekerjanya luar biasa, begitupun semangatnya menjalani kehidupannya demi manfaat diri sendiri maupun orang lain. Sopir ini layak disebut seorang "pahlawan"!</b></span></span></div>
<span style="background-color: white;">
<div style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 20.796875px; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: inherit; line-height: 20.796875px; text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #990000;"><a href="http://kisahmotivasihidup.blogspot.com/2013/02/kisah-sopir-angkot-bajaj-di-india-yang.html" target="_blank">Source</a></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="line-height: 20.796875px;"><span style="color: #990000;">http://kisahmotivasihidup.blogspot.com</span></span></div>
</span></div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-78761806438692945452014-03-31T04:48:00.000-07:002014-04-03T04:49:07.258-07:00KISAH IBU PERI ASAL INDONESIA YANG MEWUJUDKAN LAST WISH ANAK ANAK BERPENYAKIT KRONIS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://imampriestian.blogspot.com/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEger_4AzPTITLySNHUlC3WhpBZBFg6PzpRaUnLfRwjgDJAjdlbqrmY1it85BZMag8ZBhxH0AgAaSRuEDAMqn1nt5KB7SDr38l1EA5nf-8pUkAU75oyuiJQwN8ZevcmlDM9fUeasDx2kl4kr/s320/Natalia+S+Tjahja.jpg" height="184" width="320" /></a><span style="font-family: inherit;"></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: left;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><b><i><a href="http://imampriestian.blogspot.com/" target="_blank">Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi </a></i></b></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: left;">
<span style="text-align: center;"><span style="color: #660000; font-family: inherit; font-size: xx-small;">Natalia S Tjahja (baju hitam berkacamata sebelah kanan), dalam acara Thanks Singapore di National University Hospital Singapura</span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">BUKAN hal mudah bagi Natalia Sutrisno Tjahja melupakan putri satu-satunya yang meninggal dunia. Salah satu cara dia untuk mengobati kesedihan adalah mendirikan Maria Monique Lastwish Foundation. Lewat yayasan yang diberi nama sesuai nama putrinya itu, Natalia mewujudkan last wish (keinginan terakhir) anak-anak berpenyakit kronis di berbagai negara.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Tiga bulan pascagempa besar Haiti pada 2010, Natalia Sutrisno Tjahja mengunjungi negara di Karibia tersebut. Bisa dibilang keberangkatan perempuan 41 tahun itu bermodal nekat. Tanpa visa, Natalia mengunjungi Haiti untuk memberikan bantuan sekaligus mewujudkan last wish anak-anak berpenyakit kronis di salah satu negara termiskin di dunia tersebut.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Waktu itu saya benar-benar nekat. Saya nggak ada visa. Tapi, saya beruntung dan bersyukur karena ada orang-orang yang mau membantu saya," jelas Natalia saat ditemui di Jakarta Selasa lalu (8/1).</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Natalia mengisahkan, dirinya tergerak untuk mengunjungi Haiti setelah melihat maraknya pemberitaan yang terkait dengan gempa Haiti. Namun, dia paham bahwa kondisi negara tersebut tengah kacau-balau. Di samping itu, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Haiti. Otomatis, Natalia tidak mungkin mendapat visa untuk pergi ke sana.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Perempuan berkacamata itu tidak kehabisan akal. Dia lantas mencari cara dengan menghubungi rekannya yang merupakan salah satu pendiri yayasan sosial Melissa"s Hope Foundation Jean-Pascal Bain. Bain telah berada lebih dulu di Haiti dan membangun sejumlah selter untuk membantu para korban gempa, termasuk anak-anak.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Selain Bain, Natalia juga mengajak teman yang dikenalnya lewat situs jejaring sosial, yakni Hunter Kinkead. Dia adalah musisi kulit hitam dari Amerika Serikat. Mereka pun ditemani seorang kawan Natalia, yakni Evanni Jesslyn, yang juga tertarik untuk mengunjungi negara tersebut. Akhirnya, Natalia, Hunter, dan Evanni berangkat ke Haiti.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Dengan menempuh perjalanan sekitar 30 jam, ketiganya tiba di Bandara Port-au-Prince, Haiti. Menurut Natalia, kondisi bandara saat itu mirip dengan medan perang. Semua yang berada di bandara adalah tentara berseragam serta para dokter dan perawat yang siap menolong korban perang.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Hanya kami bertiga yang pakaiannya kayak turis. Iki sopo, iki kok malah fashion show di tengah kondisi kayak gini," kata perempuan dari Semarang itu.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Begitu tiba, mereka langsung menuju loket imigrasi. Mereka sudah siap dengan risiko ditolak masuk ke negara tersebut. Benar saja, begitu pihak imigrasi mengetahui bahwa mereka tidak punya visa, ketiganya dilarang memasuki Haiti.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Tapi, saya bilang, kami sudah jauh-jauh ke sini. Saya menempuh perjalanan 30 jam untuk sampai ke sini. Memang Indonesia tidak ada dalam list, tapi saya kemari karena saya mau membantu 19 unfortunate kid (anak yang kurang beruntung, Red) yang sakit kanker. Akhirnya, mereka mau mengerti. Saya lega banget," urainya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Bersama Jean-Pascal Bain, mereka menuju lokasi selter Melissa"s Hope Foundation. Dalam perjalanan menuju ke sana, Natalia menyaksikan demonstrasi di mana-mana. Ketika melewati area dengan papan bertulisan "Restricted Area UN (United Nations)", Natalia merasa tertarik. Dia kemudian meminta Bain berhenti sejenak. Natalia dan dua rekannya lantas mendekati kawasan tersebut.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Waktu kami mendekat, banyak orang yang nunjuk-nunjuk kami. Mereka menyuruh kami pergi. Tak tahunya, ternyata area tersebut penuh ranjau darat. Kami kaget bukan main. Beruntung kami diingatkan," jelasnya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Meski sempat shock, mereka lantas melanjutkan perjalanan. Sesampai di selter Melissa"s Hope Foundation, Natalia segera mendatangi sejumlah anak yang akan menerima bantuannya. Pada waktu yang hampir bersamaan, Natalia bisa mendirikan Maria Monique Happy Room di Haiti.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Padahal, waktu itu Haiti sedang dilanda badai Thomas. Semua tergenang banjir. Happy room itu menjadi tempat bermain pertama yang ada di sana yang dilengkapi kolam renang. Sampai sekarang, saya merasa bersyukur bisa sampai ke sana," ujarnya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Maria Monique Happy Room merupakan bagian dari Maria Monique Lastwish Foundation. Happy room berbentuk sebuah ruang yang berisi permainan-permainan edukatif untuk menghibur anak-anak berpenyakit kronis dan anak-anak cacat yang kurang beruntung.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Dalam waktu dua tahun, Natalia sudah memiliki 80 Maria Monique Happy Room yang tersebar di Indonesia serta beberapa negara lain, antara lain Vietnam, Thailand, India, Afrika Selatan, dan Haiti.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Tempat-tempat yang disasar Natalia untuk mendirikan happy room tidak sekadar tempat pada umumnya. Beberapa happy room berada di desa-desa terpencil. Yang paling ekstrem, Natalia mendirikan happy room di wilayah konflik seperti Haiti.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Kami juga mendirikan happy room untuk anak-anak korban letusan Gunung Merapi. Terakhir, kami baru saja membuka Maria Monique Happy Room di Pulo Gadung, Jakarta," terang dia.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Awalnya Natalia mendirikan yayasan tersebut karena terinspirasi putri kecilnya yang bernama Maria Monique. Putri tunggal Natalia tersebut harus mengalah pada penyakit infeksi paru-paru ketika usianya masih cukup belia, yakni 7,5 tahun.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Untuk menyembuhkan putrinya, Natalia sudah habis-habisan. Hampir seluruh harta bendanya ludes untuk membiayai pengobatan putrinya di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura. "Sampai rumah saya ikut dijual," kenang Natalia.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Maria Monique terserang penyakit infeksi paru-paru pada 1 Januari 2006. Awalnya Maria dirawat jalan dan akan menjalani operasi di Indonesia. Namun, batal karena sang dokter tengah cuti. Saat itu jantung Maria sempat berhenti berdenyut. Keajaiban lantas terjadi, Maria kembali hidup. Tanpa berpikir panjang, Natalia membawa Maria ke Singapura. Sampai di sana, Maria langsung menjalani perawatan intensif. Tidak lama kemudian, jantung Maria kembali berhenti untuk kali kedua.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Ketika Maria kembali hidup, Natalia dihadapkan kenyataan pahit bahwa biaya pengobatan anaknya mencapai sekitar Rp 2,5 miliar. Natalia bingung bukan kepalang.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Sebab, uangnya tinggal Rp 8 juta di dompet. Sejak saat itu, Natalia hidup serba kekurangan. Namun, dia tidak sedikit pun kehilangan keyakinan kepada Tuhan. Satu per satu keajaiban terjadi. Pihak rumah sakit menggratiskan biaya dokter yang mencapai Rp 1 miliar.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Setidaknya beban saya sudah berkurang meski masih kurang Rp 1,5 miliar lagi. Tapi, saya sangat berterima kasih kepada dokter-dokter di Singapura," ujarnya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Keajaiban berikutnya terjadi. Suatu hari wartawan The Strait Times Singapura Marc Lim mendengar kisah Natalia. Sang jurnalis memuat kisah Natalia dan anaknya di medianya. Tidak lama, media-media lain ikut meliput kisah perjuangan ibu dan anak itu. Salah satunya, The Singapore Women"s Weekly.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Para jurnalis juga menggalang dana untuk membantu biaya pengobatan Maria. Bukan hanya itu, efek pemberitaan kisah Natalia dan putrinya ternyata cukup masif. Banyak dermawan yang lantas membantu biaya pengobatan Maria. Namun, ternyata Tuhan punya rencana lain. Sebab, pada 27 Maret 2006 Maria dipanggil-Nya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Kesedihan yang mendalam dirasakan Natalia karena kehilangan putri satu-satunya itu. Meski begitu, hal tersebut tidak membuatnya kecewa kepada Tuhan. Natalia memilih memasrahkan semuanya kepada Sang Pencipta. Dia yakin, Tuhan memiliki rencana yang lebih besar untuk dirinya. Seratus hari kemudian, Natalia mendapatkan jawaban. Dia seolah mendengar bisikan putrinya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Dia bilang, "Mom, go around the world, find the unfortunate kids and give them happiness (Mama, pergilah berkeliling dunia, temukan anak-anak yang kurang beruntung dan beri mereka kebahagiaan)"," ujar mantan direktur sebuah agen perjalanan itu.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Berdasar bisikan tersebut, Natalia memantapkan diri untuk mendirikan Yayasan Maria Monique. Yayasan tersebut berdiri pada Desember 2006 dengan dana seadanya. Saat itu Natalia mengaku hanya memiliki USD 50 atau sekitar Rp 500 ribu.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Dengan modal seadanya tersebut, Natalia yakin yayasannya bisa berkembang. Keyakinan Natalia tidak salah. Sampai saat ini, Natalia sudah membantu mewujudkan keinginan terakhir belasan ribu anak-anak dari usia 5 hingga 15 tahun dengan penyakit kronis di seluruh dunia menjelang masa-masa terakhir mereka di dunia.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Belasan ribu last wish tersebut pun berbagai macam. Salah satunya, bocah berusia 12 tahun bernama Zulfikar. Bocah tersebut menderita kanker tulang belakang stadium akhir. Last wish Zulfikar adalah ingin menjadi pilot. Karena itu, Natalia pun membantunya mewujudkan keinginannya tersebut. Maskapai penerbangan Garuda Indonesia membantu Natalia dalam memenuhi cita-cita Zulfikar.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Jadi, ada kopilot Okki dan Bapak Hotma yang datang mengunjungi Zul. Mereka memberikan topi dan pin pilot. Zul pun sangat senang. Dia mengenakan topi dan pin tersebut sampai akhirnya meninggal 15 hari kemudian," jelasnya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Karena kerap membantu anak-anak kurang beruntung di berbagai belahan dunia, Natalia berteman baik dengan para duta besar negara-negara sahabat seperti Vietnam, Myanmar, Jepang, Afrika Selatan, dan Italia. Bahkan, pada pembukaan Maria Monique Happy Room ke-80 di Pulo Gadung, Dubes Afrika Selatan menyediakan mobil dinasnya untuk mengangkut barang-barang perlengkapan happy room.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Berkat kiprahnya, Natalia sering mendapat bantuan dari berbagai pihak. Misalnya, Kamis lalu (10/1) Natalia menggelar acara Maria Monique Lastwish Foundation yang berjudul Thanks Singapore. Semula Natalia hanya berniat mengucapkan terima kasih kepada Singapura yang sudah membantu banyak ketika dirinya berjuang menyembuhkan putrinya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">Karena itu, dia mencari anak-anak penderita kanker yang kurang beruntung di Singapura. Berkat bantuan seorang teman, dia mendapat 40 anak yang last wish-nya akan diwujudkan yayasannya. Dari situ, Natalia diperkenalkan kepada seorang perempuan bernama Indah Papan. Ternyata dia adalah istri chief surgery di National University Hospital (NUH). Akhirnya, NUH-lah yang mengurusi acara tersebut.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Saya hanya tahu jadinya nanti seperti apa acaranya. Acara itu didukung banyak donatur seperti Ibu Obin Komara, Lisa Mihardja, Ibu Dubes Afrika Selatan Edith Lehoko, Ibu Dubes Yunani Clara Pek Veis, artis Asty Ananta, Sanjay Bhojwani, dan para donator perseorangan di Singapura dan Indonesia," tuturnya.</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">"Saya bersyukur sekali banyak yang membantu saya. Termasuk, para TKI yang bekerja di Taiwan. Mereka urunan untuk membantu yayasan saya ini," tambah dia. (*/c10/ari)</span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 20px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://www.memobee.com/index.php?do=c.share_my_story&idms=1270" target="_blank"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Source</span></a></div>
<div style="background-color: white; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="line-height: 20px;">http://www.memobee.com</span></span></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-75083965544531041222014-02-12T22:27:00.002-08:002014-02-12T22:27:33.591-08:00KISAH MEMILUKAN SANG PROKLAMATOR DI AKHIR KEKUASAANNYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="line-height: 21px;">Di momen 68 tahun kemerdekaan Indonesia ini, ingin saya bagikan sebuah kisah memilukan dari The Founding Father Soekarno pada masa-masa akhir kekuasaannya. Semua jasa dan perjuangan Soekarno seakan tidak ada nilainya jika menyimak kisah ini.Bagaimana kisahnya?simaklah di bawah ini </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21px;"><span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21px;">Tak lama setelah mosi tidak percaya parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dan MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam. Bung Karno tidak diberi waktu untuk menginventarisir barang-barang pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir Bung Karno tidak bersahabat lagi. “Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu dua hari dari sekarang!”.Bung Karno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. “Mana kakak-kakakmu” kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata “Mereka pergi ke rumah Ibu”. Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru. Bung Karno berkata lagi “Mas Guruh, Bapak tidak boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkan barang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punya negara”. Kata Bung Karno, lalu Bung Karno melangkah ke arah ruang tamu Istana disana ia mengumpulkan semua ajudan-ajudannya yang setia. Beberapa ajudannya sudah tidak kelihatan ia maklum, ajudan itu sudah ditangkapi karena diduga terlibat Gestapu. “Aku sudah tidak boleh tinggal di Istana ini lagi, kalian jangan mengambil apapun, Lukisan-lukisan itu, Souvenir dan macam-macam barang. Itu milik negara.</span></div>
</span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21px;"><span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21px;">Semua ajudan menangis saat tau Bung Karno mau pergi “Kenapa bapak tidak melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan…” Salah satu ajudan separuh berteriak memprotes tindakan diam Bung Karno. “Kalian tau apa, kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit jikalau perang dengan Belanda jelas hidungnya beda dengan hidung kita. Perang dengan bangsa sendiri tidak, wajahnya sama dengan wajahmu…keluarganya sama dengan keluargamu, lebih baik saya yang robek dan hancur daripada bangsa saya harus perang saudara”. Tiba-tiba beberapa orang dari dapur berlarian saat mendengar Bung Karno mau meninggalkan Istana. “Pak kamu memang tidak ada anggaran untuk masak, tapi kami tidak enak bila bapak pergi, belum makan. Biarlah kami patungan dari uang kami untuk masak agak enak dari biasanya”. Bung Karno tertawa “Ah, sudahlah sayur lodeh basi tiga itu malah enak, kalian masak sayur lodeh saja. Aku ini perlunya apa…”</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW4s7eFx7FdQCAJiQnl9fuHXbcMy6fHwUQdT5JFoe-jmVVEfpA0mjEgH_1jbvSFmZkpD3VJ_SllaL3uQMyExwT6aJ5s92wwAcBCLb5SzbKG9uGgT0uzchQ-92Xei0JO-kSMxM4sc20g45p/s1600/soekarno.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW4s7eFx7FdQCAJiQnl9fuHXbcMy6fHwUQdT5JFoe-jmVVEfpA0mjEgH_1jbvSFmZkpD3VJ_SllaL3uQMyExwT6aJ5s92wwAcBCLb5SzbKG9uGgT0uzchQ-92Xei0JO-kSMxM4sc20g45p/s1600/soekarno.jpg" height="208" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 21px;">Di hari kedua saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang perwira suruhan Orde Baru. “Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat ini”. Beberapa tentara sudah memasuki ruangan tamu dan menyebar sampai ke ruang makan. Mereka juga berdiri di depan Bung Karno dengan senapan terhunus. Bung Karno segera mencari koran bekas di pojok kamar, dalam pikiran Bung Karno yang ia takutkan adalah bendera pusaka akan diambil oleh tentara. Lalu dengan cepat Bung Karno membungkus bendera pusaka dengan koran bekas, ia masukkan ke dalam kaos oblong, Bung Karno berdiri sebentar menatap tentara-tentara itu, namun beberapa perwira mendorong tubuh Bung Karno untuk keluar kamar. Sesaat ia melihat wajah Ajudannya Saelan dan Bung Karno menoleh ke arah Saelan. “Aku pergi dulu” kata Bung Karno dengan terburu-buru. </span><b style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Bapak tidak berpakaian rapih dulu, Pak”</i> Saelan separuh berteriak. Bung Karno hanya mengibaskan tangannya. Bung Karno langsung naik VW Kodok, satu-satunya mobil pribadi yang ia punya dan meminta sopir diantarkan ke Jalan Sriwijaya</b><span style="background-color: white; line-height: 21px;">, rumah Ibu Fatmawati.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQvOeLk22HMKyykQe1T72_vk7u2yGstbc7EeWNux4YUyQikz8r61d3FQ6gvqRhO4l_iq7zCGxNenVsEdN78Nmmer5VhkrGsnoB2P4O5C6ymZYgyh_Mb77vZQALEZDxinz45SQYoac3tzwB/s1600/soekarno2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQvOeLk22HMKyykQe1T72_vk7u2yGstbc7EeWNux4YUyQikz8r61d3FQ6gvqRhO4l_iq7zCGxNenVsEdN78Nmmer5VhkrGsnoB2P4O5C6ymZYgyh_Mb77vZQALEZDxinz45SQYoac3tzwB/s1600/soekarno2.jpg" height="320" width="285" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEiGXle1IC6HrQy-xwLRToK2Ednn5_ZkzVlp9r9kcdPmRNig7KfDgnNbxB4Xw_0RfDI7e9DmpzUH7J_pAQ_-D2jJK2TbvhHV4rXVk9CZars-zP0gXClP270M4LQSi_czcfqP2L9ZwzCoyo/s1600/soekarno3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEiGXle1IC6HrQy-xwLRToK2Ednn5_ZkzVlp9r9kcdPmRNig7KfDgnNbxB4Xw_0RfDI7e9DmpzUH7J_pAQ_-D2jJK2TbvhHV4rXVk9CZars-zP0gXClP270M4LQSi_czcfqP2L9ZwzCoyo/s1600/soekarno3.jpg" /></a></div>
</span><br />
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di rumah Fatmawati, Bung Karno hanya duduk seharian saja di pojokan halaman, matanya kosong. Ia meminta bendera pusaka dirawat hati-hati. Bung Karno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun di halaman. Kadang-kadang ia memegang dadanya yang sakit, ia sakit ginjal parah namun obat yang biasanya diberikan sudah tidak boleh diberikan. Sisa obat di Istana dibuangi. Suatu saat Bung Karno mengajak ajudannya yang bernama Nitri untuk jalan-jalan. Saat melihat duku, Bung Karno kepengen duku tapi dia tidak punya uang. “Aku pengen duku, …Tru, Sing Ngelah Pis, aku tidak punya uang” Nitri yang uangnya pas-pasan juga melihat ke dompetnya, ia merasa cukuplah buat beli duku sekilo. Lalu Nitri mendatangi tukang duku dan berkata “Pak Bawa dukunya ke orang yang ada di dalam mobil”. Tukang duku itu berjalan dan mendekat ke arah Bung Karno. “Mau pilih mana, Pak manis-manis nih ” sahut tukang duku dengan logat betawi kental. Bung Karno dengan tersenyum senang berkata “coba kamu cari yang enak”. Tukang Duku itu mengernyitkan dahinya, ia merasa kenal dengan suara ini. Lantas tukang duku itu berteriak “Bapak…Bapak….Bapak…Itu Bapak…Bapaak” Tukang duku malah berlarian ke arah teman-temannya di pinggir jalan” Ada Pak Karno, Ada Pak Karno….” mereka berlarian ke arah mobil VW Kodok warna putih itu dan dengan serta merta para tukang buah memberikan buah-buah pada Bung Karno. Awalnya Bung Karno tertawa senang, ia terbiasa menikmati dengan rakyatnya. Tapi keadaan berubah kontan dalam pikiran Bung Karno, ia takut rakyat yang tidak tau apa-apa ini lantas digelandang tentara gara-gara dekat dengan dirinya. “Tri, berangkat ….cepat” perintah Bung Karno dan ia melambaikan ke tangan rakyatnya yang terus menerus memanggil namanya bahkan ada yang sampai menitikkan air mata. Mereka tau pemimpinnya dalam keadaan susah.</span></div>
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mengetahui bahwa Bung Karno sering keluar dari Jalan Sriwijaya, membuat beberapa perwira pro Suharto tidak suka. Tiba-tiba satu malam ada satu truk ke rumah Fatmawati dan mereka memindahkan Bung Karno ke Bogor. Di Bogor ia dirawat oleh Dokter Hewan!…</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak lama setelah Bung Karno dipindahkan ke Bogor, datanglah Rachmawati, ia melihat ayahnya dan menangis keras-keras saat tau wajah ayahnya bengkak-bengkak dan sulit berdiri. Saat melihat Rachmawati, Bung Karno berdiri lalu terhuyung dan jatuh. Ia merangkak dan memegang kursi. Rachmawati langsung teriak menangis. Malamnya Rachmawati memohon pada Bapaknya agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga. “Coba aku tulis surat permohonan kepada Presiden” kata Bung Karno dengan suara terbata. Dengan tangan gemetar Bung Karno menulis surat agar dirinya bisa dipindahkan ke Jakarta dan dekat dengan anak-anaknya. Rachmawati adalah puteri Bung Karno yang paling nekat. Pagi-pagi setelah mengambil surat dari bapaknya, Rachma langsung ke Cendana rumah Suharto. Di Cendana ia ditemui Bu Tien yang kaget saat melihat Rachma ada di teras rumahnya. “Lhol, Mbak Rachma ada apa?” tanya Bu Tien dengan nada kaget. Bu Tien memeluk Rachma, setelah itu Rachma bercerita tentang nasib bapaknya. Hati Bu Tien rada tersentuh dan menggemgam tangan Rachma lalu dengan menggemgam tangan Rachma bu Tien mengantarkan ke ruang kerja Pak Harto. “Lho, Mbak Rachma..ada apa?” kata Pak Harto dengan nada santun. Rachma-pun menceritakan kondisi Bapaknya yang sangat tidak terawat di Bogor. Pak Harto berpikir sejenak dan kemudian menuliskan memo yang memerintahkan anak buahnya agar Bung Karno dibawa ke Djakarta. Diputuskan Bung Karno akan dirawat di Wisma Yaso.Bung Karno lalu dibawa ke Wisma Yaso, tapi kali ini perlakuan tentara lebih keras. Bung Karno sama sekali tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Seringkali ia dibentak bila akan melakukan sesuatu, suatu saat Bung Karno tanpa sengaja menemukan lembaran koran bekas bungkus sesuatu, koran itu langsung direbut dan ia dimarahi. Kamar Bung Karno berantakan sekali, jorok dan bau. Memang ada yang merapihkan tapi tidak serius. Dokter yang diperintahkan merawat Bung Karno, dokter Mahar Mardjono nyaris menangis karena sama sekali tidak ada obat-obatan yang bisa digunakan Bung Karno. Ia tahu obat-obatan yang ada di laci Istana sudah dibuangi atas perintah seorang Perwira Tinggi. Mahar hanya bisa memberikan Vitamin dan Royal Jelly yang sesungguhnya hanya madu biasa. Jika sulit tidur Bung Karno diberi Valium, Sukarno sama sekali tidak diberikan obat untuk meredakan sakit akibat ginjalnya tidak berfungsi.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Banyak rumor beredar di masyarakat bahwa Bung Karno hidup sengsara di Wisma Yaso, beberapa orang diketahui akan nekat membebaskan Bung Karno. Bahkan ada satu pasukan khusus KKO dikabarkan sempat menembus penjagaan Bung Karno dan berhasil masuk ke dalam kamar Bung Karno, tapi Bung Karno menolak untuk ikut karena itu berarti akan memancing perang saudara.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada awal tahun 1970 Bung Karno datang ke rumah Fatmawati untuk menghadiri pernikahan Rachmawati. Bung Karno yang jalan saja susah datang ke rumah isterinya itu. Wajah Bung Karno bengkak-bengkak. Ketika tau Bung Karno datang ke rumah Fatmawati, banyak orang langsung berbondong-bondong ke sana dan sesampainya di depan rumah mereka berteriak “Hidup Bung Karno….hidup Bung Karno….Hidup Bung Karno…!!!!!” Sukarno yang reflek karena ia mengenal benar gegap gempita seperti ini, ia tertawa dan melambaikan tangan, tapi dengan kasar tentara menurunkan tangan Sukarno dan menggiringnya ke dalam. Bung Karno paham dia adalah tahanan politik.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Masuk ke bulan Februari penyakit Bung Karno parah sekali ia tidak kuat berdiri, tidur saja. Tidak boleh ada orang yang bisa masuk. Ia sering berteriak kesakitan. Biasanya penderita penyakit ginjal memang akan diikuti kondisi psikis yang kacau. Ia berteriak ” Sakit….Sakit ya Allah…Sakit…” tapi tentara pengawal diam saja karena diperintahkan begitu oleh komandan. Sampai-sampai ada satu tentara yang menangis mendengar teriakan Bung Karno di depan pintu kamar. Kepentingan politik tak bisa memendung rasa kemanusiaan, dan air mata adalah bahasa paling jelas dari rasa kemanusiaan itu.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hatta yang dilapori kondisi Bung Karno menulis surat pada Suharto dan mengecam cara merawat Sukarno. Di rumahnya Hatta duduk di beranda sambil menangis sesenggukan, ia teringat sahabatnya itu. Lalu dia bicara pada isterinya Rachmi untuk bertemu dengan Bung Karno. “Kakak tidak mungkin kesana, Bung Karno sudah jadi tahanan politik” Hatta menoleh pada isterinya dan berkata “Sukarno adalah orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku, kami pernah dibesarkan dalam suasana yang sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan diantara kita itu lumrah tapi aku tak tahan mendengar berita Sukarno disakiti seperti ini”. Hatta menulis surat dengan nada tegas kepada Suharto untuk bertemu Sukarno, ajaibnya surat Hatta langsung disetujui, ia diperbolehkan menjenguk Bung Karno.</span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hatta datang sendirian ke kamar Bung Karno yang sudah hampir tidak sadar, tubuhnya tidak kuat menahan sakit ginjal. Bung Karno membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan “Bagaimana kabarmu, No” kata Hatta ia tercekat mata Hatta sudah basah. Bung Karno berkata pelan dan tangannya berusaha meraih lengan Hatta “Hoe gaat het met Jou?” kata Bung Karno dalam bahasa Belanda – Bagaimana pula kabarmu, Hatta – Hatta memegang lembut tangan Bung Karno dan mendekatkan wajahnya, air mata Hatta mengenai wajah Bung Karno dan Bung Karno menangis seperti anak kecil. Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah kamar yang bau dan jorok, kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang memerdekakan bangsa ini di akhir hidupnya merasa tidak bahagia, suatu hubungan yang menyesakkan dada.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8aKypfLyyvOP3IlvXShgbTqphkO6kLmNEhVmi9JsmozGsxZFnPLIjZu0P_xyhXqyfZhyGW2RA1IvqyQlC8IQCOoKevfR3qVA-JZDsUbW9dj9MAnASR-XdCy1YTFARBS8W6Venev6jEIh_/s1600/soekarno4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8aKypfLyyvOP3IlvXShgbTqphkO6kLmNEhVmi9JsmozGsxZFnPLIjZu0P_xyhXqyfZhyGW2RA1IvqyQlC8IQCOoKevfR3qVA-JZDsUbW9dj9MAnASR-XdCy1YTFARBS8W6Venev6jEIh_/s1600/soekarno4.jpg" height="173" width="320" /></span></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak lama setelah Hatta pulang, Bung Karno meninggal. Sama saat Proklamasi 1945 Bung Karno menunggui Hatta di kamar untuk segera membacai Proklamasi, saat kematiannya-pun Bung Karno juga seolah menunggu Hatta dulu, baru ia berangkat menemui Tuhan.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8zm6hhy5jfANtFNEENDEGi6NESh0SnDWesgLuH3e6mW3wa9yi0Q8d3oFeYUr5T5_au0KuqNQ5mth8KYFp-rci3HC6Qf0KcLbd4g1rAJ7rxdWTlLF-Sg4GEG3VljjtrmKILi6a6E4HQvwN/s1600/soekarno5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8zm6hhy5jfANtFNEENDEGi6NESh0SnDWesgLuH3e6mW3wa9yi0Q8d3oFeYUr5T5_au0KuqNQ5mth8KYFp-rci3HC6Qf0KcLbd4g1rAJ7rxdWTlLF-Sg4GEG3VljjtrmKILi6a6E4HQvwN/s1600/soekarno5.jpg" height="204" width="320" /></span></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mendengar kematian Bung Karno rakyat berjejer-jejer berdiri di jalan. Rakyat Indonesia dalam kondisi bingung. Banyak rumah yang isinya hanya orang menangis karena Bung Karno meninggal. Tapi tentara memerintahkan agar jangan ada rakyat yang hadir di pemakaman Bung Karno. Bung Karno ingin dikesankan sebagai pribadi yang senyap, tapi sejarah akan kenangan tidak bisa dibohongi. Rakyat tetap saja melawan untuk hadir. Hampir 5 kilometer orang antre untuk melihat jenazah Bung Karno, di pinggir jalan Gatot Subroto banyak orang berteriak menangis. Di Jawa Timur tentara yang melarang rakyat melihat jenasah Bung Karno menolak dengan hanya duduk-duduk di pinggir jalan, mereka diusiri tapi datang lagi. Tau sikap rakyat seperti itu tentara menyerah. Jutaan orang Indonesia berhamburan di jalan-jalan pada 21 Juni 1970. Hampir semua orang yang rajin menulis catatan hariannya pasti mencatat tanggal itu sebagai tanggal meninggalnya Bung Karno dengan rasa sedih. Koran-koran yang isinya hanya menjelek-jelekkan Bung Karno sontak tulisannya memuja Bung Karno.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3vlRpsxsTZNA3TTruuG6ybSd-lX1tAjE6rEVtpl-Py373UVG5lm_sDF_-YkMOiwJ5QWUfy33FA8q-aGMN4b-R1vSXf1HJnSkx6O1-91gmke92fSesHOlqYJpUbN3lTT4iXdundipf1jav/s1600/soekarno6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3vlRpsxsTZNA3TTruuG6ybSd-lX1tAjE6rEVtpl-Py373UVG5lm_sDF_-YkMOiwJ5QWUfy33FA8q-aGMN4b-R1vSXf1HJnSkx6O1-91gmke92fSesHOlqYJpUbN3lTT4iXdundipf1jav/s1600/soekarno6.jpg" height="204" width="320" /></span></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bung Karno yang sewaktu sakit dirawat oleh dokter hewan, tidak diperlakukan dengan secara manusiawi. Mendapatkan keagungan yang luar biasa saat dia meninggal. Jutaan rakyat berjejer di pinggir jalan, mereka melambai-lambaikan tangan dan menangis. Mereka berdiri kepanasan, berdiri dengan rasa cinta bukan sebuah keterpaksaan. Dan sejarah menjadi saksi bagaimana sebuah memperlakukan orang yang kalah, walaupun orang yang kalah itu adalah orang yang memerdekakan bangsanya, orang yang menjadi alasan terbesar mengapa Indonesia harus berdiri, Tapi dia diperlakukan layaknya binatang terbuang, semoga kita tidak mengulangi kesalahan seperti ini lagi…..</span></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kenyataan tragis yang dialami oleh Bung karno merupakan gambaran tragis kondisi politik dan sistim alih kekuasaan di Indonesia. Bung Karno telah memberikan seluruh catatan hidupnya untuk kebangkitan Bangsa Indonesia, walau pada akhirnya di Indonesia pula Bung Karno di campakkan.</span></div>
</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #073763; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Diolah dari berbagai sumber</span></strong></div>
</div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-63287741689427778262014-01-14T01:17:00.001-08:002014-01-14T01:18:23.761-08:00KEAJAIBAN SAAT NABI DILAHIRKAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnZcOAtwfe98eAu5tLhP7-5IXMdVzCwxMg_vOsvULY2xntAIHJy7v06fNc5VmQCrkN1GDolSzfUHZ9HXPAoqU7rBoPbvcU1sLBAoEJR7OvSzMuZ0MVL6os38Cec9keHx3BZtBL1M2HgzSJ/s1600/The_Beloved_Prophet_Muhammad_by_Callligrapher.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></a></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnZcOAtwfe98eAu5tLhP7-5IXMdVzCwxMg_vOsvULY2xntAIHJy7v06fNc5VmQCrkN1GDolSzfUHZ9HXPAoqU7rBoPbvcU1sLBAoEJR7OvSzMuZ0MVL6os38Cec9keHx3BZtBL1M2HgzSJ/s1600/The_Beloved_Prophet_Muhammad_by_Callligrapher.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnZcOAtwfe98eAu5tLhP7-5IXMdVzCwxMg_vOsvULY2xntAIHJy7v06fNc5VmQCrkN1GDolSzfUHZ9HXPAoqU7rBoPbvcU1sLBAoEJR7OvSzMuZ0MVL6os38Cec9keHx3BZtBL1M2HgzSJ/s200/The_Beloved_Prophet_Muhammad_by_Callligrapher.jpg" width="200" /></a><span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; line-height: 18px;"><span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px;"><b>Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</b></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px;">Muncul di langit satu bintang, namanya adalah Najmu Ahmad (Bintang Ahmad). Ini adalah salah satu tanda dalam kitab Taurat. Di Taurat juga disebutkan, ketika Rasululah lahir ke dunia, maka akan muncul bintang di langit. Bintang itu dinamakan oleh orang Yahudi sebagai Najmu Ahmad (Bintang Ahmad).</span></span></div>
</div>
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #073763; line-height: 18px;">Ketika itu, di Mekah tidak ada orang Yahudi. Orang Yahudi adanya di Madinah dan Syam. Mereka melihat munculnya Bintang Ahmad di langit, sehingga mereka semuanya senang dan membawa kabar gembira kepada yang lain bahwa sudah datang nabi yang mereka tunggu-tunggu. Sebenarnya orang Yahudi berharap, bahwa Nabi yang akan datang itu adalah dari kalangan Yahudi (Bani Israil). Tapi ternyata Allah menjadikan Nabi Muhammad dari Bangsa Arab, sehingga kemudian mereka sangat membenci Nabi Muhammad.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<span style="color: #073763;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px;">Selama mengandung Nabi Muhammad, tidak ada rasa lelah pada Aminah (ibunya Rasulullah), ia seperti sedang tidak hamil. Bahkan ketika melahirkan Nabi Muhammad pun, tak ada perasaan lelah itu. Di dalam mimpinya, Aminah melihat cahaya, yang di sisi cahaya itu terlihat istana-istana yang ada di Syam (Syiria) yang dimiliki oleh Kisra (Raja) Persia. Ini adalah sebagai tanda, bahwa nantinya Islam akan sampai ke tempat tersebut.</span></div>
</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #073763; line-height: 18px;">Ketika Rasulullah lahir, tali pusatnya sudah terpotong. Ini adalah di luar kebiasaan. Biasanya, bayi yang baru lahir itu masih ada tali pusatnya. Ada juga riwayat yang menceritakan, ketika Rasulullah lahir, dia duduk seperti sedang sujud, tapi kepalanya ke atas melihat langit, dan dia bersandar dengan tangannya.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<span style="color: #073763;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px;">Pada masa itu, ada api yang sangat dihormati oleh orang-orang Majusi. Ketika Rasulullah lahir, api yang tak pernah mati itu mati seketika, padahal telah sekian lama api itu selalu menyala. Ada juga danau yang bernama Danau Sawaa, yang airnya begitu dimuliakan oleh orang-orang Majusi. Ketika Rasulullah lahir, air danau tersebut tiba-tiba kering.</span></div>
</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #073763; line-height: 18px;">Ada 14 patung Istana Kisra Persia jatuh tiba-tiba ketika itu. Para tentara Kisra Persia tentunya terkejut melihat hal tersebut. Hingga dikumpulkanlah para orang pintar mereka, kemudian diceritkaan hal tersebut. Menurut para cerdik pandai mereka, bahwa itu merupakan pertanda telah lahir seorang nabi, dia akan membawa agamanya ke negeri tersebut (Persia). Disebutkan pula oleh cerdik pandai tersebut, bahwa nabi tersebut dan para pengikutnya akan membunuh 14 orang raja dari turunan Kisra.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<span style="color: #073763;"><div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px;">Allahumma Shalli 'Alaa Muhammad Wa 'Alaa Aalihi Wa Shahbihi Ajmai'in. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.</span></div>
</span></span></div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-66877391917727843242013-12-19T00:01:00.003-08:002013-12-19T00:03:11.907-08:00NENEK RENTA INI HIDUPNYA TERGANTUNG DAUN SINGKONG TETANGGA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz_D04fwjDSmPZIJjCpj9_eZqm3iBgBHEgmg72pmjcqnykYoZ2io0Am7VWCT7OloGuQT0nbO26FfwEcYu-OSTQafvuj9HJI5ZX2JfY6QBajubLJWrGzA0cnBdVIXLhVSPnuGUKtRUA3-mf/s1600/20131218_092744_atmani.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz_D04fwjDSmPZIJjCpj9_eZqm3iBgBHEgmg72pmjcqnykYoZ2io0Am7VWCT7OloGuQT0nbO26FfwEcYu-OSTQafvuj9HJI5ZX2JfY6QBajubLJWrGzA0cnBdVIXLhVSPnuGUKtRUA3-mf/s320/20131218_092744_atmani.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); font-size: 12px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Atmani sedang memetik daun singkong di pagar tetangganya </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tribunnews.com, Pamekasan - Di usianya yang sudah senja, Atmani (80) warga Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, harus hidup sebatang kara. Suaminya, Misbari, sudah meninggal tujuh tahun silam. Pasangan suami isteri ini pun tidak dianugerahi keturunan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hidup Atmani dilingkupi kemiskinan. Rumah tempat tinggal Atmani terbuat dari bambu tanpa kamar. Di tengah kesendiriannya, Atmani bertahan hidup dengan berjualan daun singkong yang diambilnya di pagar-pagar rumah milik tetangganya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Daun singkong itu dijualnya ke pasar desa setempat dan hasilnya dibelikan beras dan lauk pauk untuk dimakan sehari-hari.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selain dijual ke pasar, daun singkong milik Atmani juga dibeli pedagang yang kerap mampir ke rumahnya. Di musim hujan seperti sekarang ini, Atmani sangat mudah mendapatkan daun singkong. Namun ketika musim kemarau, Atmani hidup mengandalkan uluran tangan tetangganya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Atmani, saat ditemui Kompas.com, Selasa (17/12/2013) sedang memungut lembar demi lembar daun singkong di depan rumahnya. Pohon singkong itu menjadi pagar hidup di halaman rumahnya. "Kalau di pagar saya habis saya minta ke tetangga yang punya pohon singkong," kata Atmani.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak banyak uang yang diperoleh Atmani dari hasil penjualan daun singkong tersebut. Sehari Atmani terkadang mendapatkan uang Rp. 5.000-10.000. Uang itu disimpan untuk kebutuhan sehari-hari.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Fatmawati Fardan, tetangga Atmani sering memberikan makanan kepada Atmani. Baik itu berupa uang atau yang sudah dimasak. Bahkan, terkadang dirinya memberikan uang untuk dibelanjakan. Itu bentuk keprihatinannya terhadap kondisi Atmani.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Saya tak tega melihat orang sepuh seperti dia tinggal sendirian," kata Fatmawati.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selama ini, Atmani jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Bahkan ketika sakit, Atmani dibawa tetangganya untuk berobat ke Puskesmas. "Saya ajak tetangga untuk mengobati Atmani kalau kebetulan dia sakit dan biayanya kita tanggung," imbuh Fatmawati.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Atmani pun mengaku hanya ingin membeli ayam untuk diternak dan dijual telurnya agar punya penghasilan sampingan di luar pekerjaannya menjual daun singkong. "Saya ingin punya ayam betina lima ekor saja dan dua ayam jantan. Telurnya bisa dijual dan ditetaskan kemudian dijual anak ayamnya," ungkap Atmani.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #660000; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Source</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.tribunnews.com/"><span style="color: #660000; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">http://www.tribunnews.com/</span></a></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-51720599862053435462013-11-26T03:21:00.002-08:002013-12-19T00:05:06.887-08:00Natalia Sutrisno Tjahja Dirikan Yayasan untuk Kenang Anak dan Bantu Anak-Anak<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="hotnews" style="font-family: Arial; line-height: 17px; margin: 0px 0px 2px; text-align: left;">
<span class="huruf_bawah"><span style="color: #073763; font-size: x-small;"><b>Nekat Kunjungi Haiti, Nyaris Nginjak Ranjau Kaki</b></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7HaMannMogt77L3slqMHPRY3d7xfa6ibLxWiiOOHHIvmDuD6DYHES-7GzynIpazySch68WFulgyyBv1FivrKUBfGMVcswRL-HQE693AKy8uMQpUfpf9dCiR25M-77GdCIrldmtLojJO3q/s1600/075314_326043_Boks_Natalia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7HaMannMogt77L3slqMHPRY3d7xfa6ibLxWiiOOHHIvmDuD6DYHES-7GzynIpazySch68WFulgyyBv1FivrKUBfGMVcswRL-HQE693AKy8uMQpUfpf9dCiR25M-77GdCIrldmtLojJO3q/s320/075314_326043_Boks_Natalia.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 11px; line-height: 16px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394;">Natalia S Tjahja (baju hitam berkacamata sebelah kanan), dalam acara Thanks Singapore di National University Hospital Singapura. Foto: Natalia S Tjahja for JAWA POS</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal;"><span style="background-color: white; color: #0b5394; line-height: 17px;">BUKAN</span><span style="background-color: white; color: #0b5394; line-height: 17px;"> hal mudah bagi Natalia Sutrisno Tjahja melupakan putri satu-satunya yang meninggal dunia. Salah satu cara dia untuk mengobati kesedihan adalah mendirikan Maria Monique Lastwish Foundation. Lewat yayasan yang diberi nama sesuai nama putrinya itu, Natalia mewujudkan last wish (keinginan terakhir) anak-anak berpenyakit kronis di berbagai negara.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="background-color: white; color: #0b5394; line-height: 17px;"> </span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">-----------</span></span></span></span></div>
<span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 17px; text-align: justify;"><b>SEKARING RATRI ADANINGGAR, Jakarta</b></span></span><br />
<span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 17px; text-align: justify;">-----------</span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Tiga bulan pascagempa besar Haiti pada 2010, Natalia Sutrisno Tjahja mengunjungi negara di Karibia tersebut. Bisa dibilang keberangkatan perempuan 41 tahun itu bermodal nekat. Tanpa visa, Natalia mengunjungi Haiti untuk memberikan bantuan sekaligus mewujudkan last wish anak-anak berpenyakit kronis di salah satu negara termiskin di dunia tersebut. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Waktu itu saya benar-benar nekat. Saya nggak ada visa. Tapi, saya beruntung dan bersyukur karena ada orang-orang yang mau membantu saya," jelas Natalia saat ditemui di Jakarta Selasa lalu (8/1). </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Natalia mengisahkan, dirinya tergerak untuk mengunjungi Haiti setelah melihat maraknya pemberitaan yang terkait dengan gempa Haiti. Namun, dia paham bahwa kondisi negara tersebut tengah kacau-balau. Di samping itu, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Haiti. Otomatis, Natalia tidak mungkin mendapat visa untuk pergi ke sana. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Perempuan berkacamata itu tidak kehabisan akal. Dia lantas mencari cara dengan menghubungi rekannya yang merupakan salah satu pendiri yayasan sosial Melissa"s Hope Foundation Jean-Pascal Bain. Bain telah berada lebih dulu di Haiti dan membangun sejumlah selter untuk membantu para korban gempa, termasuk anak-anak.</span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Selain Bain, Natalia juga mengajak teman yang dikenalnya lewat situs jejaring sosial, yakni Hunter Kinkead. Dia adalah musisi kulit hitam dari Amerika Serikat. Mereka pun ditemani seorang kawan Natalia, yakni Evanni Jesslyn, yang juga tertarik untuk mengunjungi negara tersebut. Akhirnya, Natalia, Hunter, dan Evanni berangkat ke Haiti. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Dengan menempuh perjalanan sekitar 30 jam, ketiganya tiba di Bandara Port-au-Prince, Haiti. Menurut Natalia, kondisi bandara saat itu mirip dengan medan perang. Semua yang berada di bandara adalah tentara berseragam serta para dokter dan perawat yang siap menolong korban perang. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Hanya kami bertiga yang pakaiannya kayak turis. Iki sopo, iki kok malah fashion show di tengah kondisi kayak gini," kata perempuan dari Semarang itu. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Begitu tiba, mereka langsung menuju loket imigrasi. Mereka sudah siap dengan risiko ditolak masuk ke negara tersebut. Benar saja, begitu pihak imigrasi mengetahui bahwa mereka tidak punya visa, ketiganya dilarang memasuki Haiti. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Tapi, saya bilang, kami sudah jauh-jauh ke sini. Saya menempuh perjalanan 30 jam untuk sampai ke sini. Memang Indonesia tidak ada dalam list, tapi saya kemari karena saya mau membantu 19 unfortunate kid (anak yang kurang beruntung, Red) yang sakit kanker. Akhirnya, mereka mau mengerti. Saya lega banget," urainya.</span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Bersama Jean-Pascal Bain, mereka menuju lokasi selter Melissa"s Hope Foundation. Dalam perjalanan menuju ke sana, Natalia menyaksikan demonstrasi di mana-mana. Ketika melewati area dengan papan bertulisan "Restricted Area UN (United Nations)", Natalia merasa tertarik. Dia kemudian meminta Bain berhenti sejenak. Natalia dan dua rekannya lantas mendekati kawasan tersebut. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Waktu kami mendekat, banyak orang yang nunjuk-nunjuk kami. Mereka menyuruh kami pergi. Tak tahunya, ternyata area tersebut penuh ranjau darat. Kami kaget bukan main. Beruntung kami diingatkan," jelasnya. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Meski sempat shock, mereka lantas melanjutkan perjalanan. Sesampai di selter Melissa"s Hope Foundation, Natalia segera mendatangi sejumlah anak yang akan menerima bantuannya. Pada waktu yang hampir bersamaan, Natalia bisa mendirikan Maria Monique Happy Room di Haiti. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Padahal, waktu itu Haiti sedang dilanda badai Thomas. Semua tergenang banjir. Happy room itu menjadi tempat bermain pertama yang ada di sana yang dilengkapi kolam renang. Sampai sekarang, saya merasa bersyukur bisa sampai ke sana," ujarnya. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Maria Monique Happy Room merupakan bagian dari Maria Monique Lastwish Foundation. Happy room berbentuk sebuah ruang yang berisi permainan-permainan edukatif untuk menghibur anak-anak berpenyakit kronis dan anak-anak cacat yang kurang beruntung. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Dalam waktu dua tahun, Natalia sudah memiliki 80 Maria Monique Happy Room yang tersebar di Indonesia serta beberapa negara lain, antara lain Vietnam, Thailand, India, Afrika Selatan, dan Haiti. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Tempat-tempat yang disasar Natalia untuk mendirikan happy room tidak sekadar tempat pada umumnya. Beberapa happy room berada di desa-desa terpencil. Yang paling ekstrem, Natalia mendirikan happy room di wilayah konflik seperti Haiti. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Kami juga mendirikan happy room untuk anak-anak korban letusan Gunung Merapi. Terakhir, kami baru saja membuka Maria Monique Happy Room di Pulo Gadung, Jakarta," terang dia. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"> </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Awalnya Natalia mendirikan yayasan tersebut karena terinspirasi putri kecilnya yang bernama Maria Monique. Putri tunggal Natalia tersebut harus mengalah pada penyakit infeksi paru-paru ketika usianya masih cukup belia, yakni 7,5 tahun. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Untuk menyembuhkan putrinya, Natalia sudah habis-habisan. Hampir seluruh harta bendanya ludes untuk membiayai pengobatan putrinya di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura. "Sampai rumah saya ikut dijual," kenang Natalia. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Maria Monique terserang penyakit infeksi paru-paru pada 1 Januari 2006. Awalnya Maria dirawat jalan dan akan menjalani operasi di Indonesia. Namun, batal karena sang dokter tengah cuti. Saat itu jantung Maria sempat berhenti berdenyut. Keajaiban lantas terjadi, Maria kembali hidup. Tanpa berpikir panjang, Natalia membawa Maria ke Singapura. Sampai di sana, Maria langsung menjalani perawatan intensif. Tidak lama kemudian, jantung Maria kembali berhenti untuk kali kedua. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Ketika Maria kembali hidup, Natalia dihadapkan kenyataan pahit bahwa biaya pengobatan anaknya mencapai sekitar Rp 2,5 miliar. Natalia bingung bukan kepalang.</span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Sebab, uangnya tinggal Rp 8 juta di dompet. Sejak saat itu, Natalia hidup serba kekurangan. Namun, dia tidak sedikit pun kehilangan keyakinan kepada Tuhan. Satu per satu keajaiban terjadi. Pihak rumah sakit menggratiskan biaya dokter yang mencapai Rp 1 miliar. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Setidaknya beban saya sudah berkurang meski masih kurang Rp 1,5 miliar lagi. Tapi, saya sangat berterima kasih kepada dokter-dokter di Singapura," ujarnya. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Keajaiban berikutnya terjadi. Suatu hari wartawan The Strait Times Singapura Marc Lim mendengar kisah Natalia. Sang jurnalis memuat kisah Natalia dan anaknya di medianya. Tidak lama, media-media lain ikut meliput kisah perjuangan ibu dan anak itu. Salah satunya, The Singapore Women"s Weekly. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Para jurnalis juga menggalang dana untuk membantu biaya pengobatan Maria. Bukan hanya itu, efek pemberitaan kisah Natalia dan putrinya ternyata cukup masif. Banyak dermawan yang lantas membantu biaya pengobatan Maria. Namun, ternyata Tuhan punya rencana lain. Sebab, pada 27 Maret 2006 Maria dipanggil-Nya. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Kesedihan yang mendalam dirasakan Natalia karena kehilangan putri satu-satunya itu. Meski begitu, hal tersebut tidak membuatnya kecewa kepada Tuhan. Natalia memilih memasrahkan semuanya kepada Sang Pencipta. Dia yakin, Tuhan memiliki rencana yang lebih besar untuk dirinya. Seratus hari kemudian, Natalia mendapatkan jawaban. Dia seolah mendengar bisikan putrinya. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Dia bilang, "Mom, go around the world, find the unfortunate kids and give them happiness (Mama, pergilah berkeliling dunia, temukan anak-anak yang kurang beruntung dan beri mereka kebahagiaan)"," ujar mantan direktur sebuah agen perjalanan itu. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Berdasar bisikan tersebut, Natalia memantapkan diri untuk mendirikan Yayasan Maria Monique. Yayasan tersebut berdiri pada Desember 2006 dengan dana seadanya. Saat itu Natalia mengaku hanya memiliki USD 50 atau sekitar Rp 500 ribu. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Dengan modal seadanya tersebut, Natalia yakin yayasannya bisa berkembang. Keyakinan Natalia tidak salah. Sampai saat ini, Natalia sudah membantu mewujudkan keinginan terakhir belasan ribu anak-anak dari usia 5 hingga 15 tahun dengan penyakit kronis di seluruh dunia menjelang masa-masa terakhir mereka di dunia. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Belasan ribu last wish tersebut pun berbagai macam. Salah satunya, bocah berusia 12 tahun bernama Zulfikar. Bocah tersebut menderita kanker tulang belakang stadium akhir. Last wish Zulfikar adalah ingin menjadi pilot. Karena itu, Natalia pun membantunya mewujudkan keinginannya tersebut. Maskapai penerbangan Garuda Indonesia membantu Natalia dalam memenuhi cita-cita Zulfikar. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Jadi, ada kopilot Okki dan Bapak Hotma yang datang mengunjungi Zul. Mereka memberikan topi dan pin pilot. Zul pun sangat senang. Dia mengenakan topi dan pin tersebut sampai akhirnya meninggal 15 hari kemudian," jelasnya. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Karena kerap membantu anak-anak kurang beruntung di berbagai belahan dunia, Natalia berteman baik dengan para duta besar negara-negara sahabat seperti Vietnam, Myanmar, Jepang, Afrika Selatan, dan Italia. Bahkan, pada pembukaan Maria Monique Happy Room ke-80 di Pulo Gadung, Dubes Afrika Selatan menyediakan mobil dinasnya untuk mengangkut barang-barang perlengkapan happy room. </span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Berkat kiprahnya, Natalia sering mendapat bantuan dari berbagai pihak. Misalnya, Kamis lalu (10/1) Natalia menggelar acara Maria Monique Lastwish Foundation yang berjudul Thanks Singapore. Semula Natalia hanya berniat mengucapkan terima kasih kepada Singapura yang sudah membantu banyak ketika dirinya berjuang menyembuhkan putrinya. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">Karena itu, dia mencari anak-anak penderita kanker yang kurang beruntung di Singapura. Berkat bantuan seorang teman, dia mendapat 40 anak yang last wish-nya akan diwujudkan yayasannya. Dari situ, Natalia diperkenalkan kepada seorang perempuan bernama Indah Papan. Ternyata dia adalah istri chief surgery di National University Hospital (NUH). Akhirnya, NUH-lah yang mengurusi acara tersebut. </span></span></span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;"><br /></span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Saya hanya tahu jadinya nanti seperti apa acaranya. Acara itu didukung banyak donatur seperti Ibu Obin Komara, Lisa Mihardja, Ibu Dubes Afrika Selatan Edith Lehoko, Ibu Dubes Yunani Clara Pek Veis, artis Asty Ananta, Sanjay Bhojwani, dan para donator perseorangan di Singapura dan Indonesia," tuturnya.</span></span></span><span style="font-weight: normal;"><span style="color: #0b5394;"><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">"Saya bersyukur sekali banyak yang membantu saya. Termasuk, para TKI yang bekerja di Taiwan. Mereka urunan untuk membantu yayasan saya ini," tambah dia. </span><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: justify;">(*/c10/ari)</span></span></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0b5394;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 17px;">Source</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.jpnn.com/read/2013/01/12/154085/Natalia-Sutrisno-Tjahja-Dirikan-Yayasan-untuk-Kenang-Anak-dan-Bantu-Anak-Anak-#"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">http://www.jpnn.com</span></a></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-80026645584851902882013-10-15T21:10:00.003-07:002013-10-15T21:13:28.065-07:00TUKANG SOL SEPATU ALI AL-MU'AFFA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Pada suatu musim haji, adalah seorang alim, ahli ibadah, dan zuhud berasal dari Madinah Al Munawwarah hendak menunaikan ibadah haji, bernama Abdullah Al Mubarakah. Untuk menunaikan niatnya beliau harus berjalan kaki selain unta yang menjadi alat tranportasi pada masa itu.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Setelah selesai ibadah haji, Abdullah meninggalkan Mekkah untuk kembali ke kampung halamannya. Karena merasa letih selama mengerjakan<br />ibadah haji dengan berjalan kaki, disandarkan tubuhnya disebuah pohon kurma rindang sejenak. Hari telah pun senja. Keletihan karena perjalanan panjang dan teriknya panas gurun telah menidurkan matanya. Dalam lelapnya beliau bermimpi sedang mendengarkan percakapan dua malaikat Allah.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Bagaimana keadaan haji tahun ini?" tanya salah seorang malaikat.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Ribuah kaum muslimin dari segala penjuru sudah memenuhi panggilan Nabi Ibrahim. Di antara ribuan orang itu, Allah telah menghadiahkan keutamaan haji mabrur kepada salah seorang hamba Nya yang tulus, "berkata malaikat lainnya.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Siapa dia?"</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Namanya Ali Al Mu'affa seorang tukang sol sepatu di Damaskus."</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Abdullah terbangun sambil meminta ampun kepada Allah mengingat mimpi yang dialaminya. Akhirnya dia bergegas meninggalkan tempat dia beristirahat menuju mesjid terdekat untuk melaksanakan sholat malam. Setelah itu dia berbaring, sambil terus memikirkan perbincangan kedua malaikat dalam mimpinya.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Adakah orang yang dimaksud,"tanyanya dalam hati.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Matahari telah timbul, Abdullah melanjutkan perjalanan pulang. Tiba di suatu kampung, beliau singgah di mesjid dan menginap disana. Pada malam harinya Abdullah kembali didatangi mimpi yang sama mendengar percakapan dua malaikat persisi seperti yang didengar sebelumnya. Maka yakinlah Abdullah bahwa apa yang dialaminya itu bukan hanya bunga-bunga tidur tapi pasti datang dari Allah yang termasuk <i>rukyah shadiqah</i> (mimpi yang benar).</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Kalau begitu aku lebih baik pergi ke Damaskus, akan kucari sampai ketemu siapa Ali Al Muaffa," katanya dalam hati.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Abdullah al Mubarakah tidak jadi pulang ke Madinah melainkan melanjtkan perjalanan ke Damaskus. Hampir dua bulan beliau berjalan kaki menuju kota. Di tempat yang serba asing, tak mudah untuk mencari seseorang yang tak dikenal sebelumnya, melainkan hanya sebuah nama. Menelusuri jalan-jalan kota, mampir ke mesjid sambil bertanya nama gerangan yang sedang dicarinya.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Setelah bertanya kesana kemari, akhirnya Abdullah bertemu seseorang yang mengetahui persis tempat tinggal Ali AL Muaffa.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><i>"Assalamu'alaikum</i>,"ucapnya berkenalan.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><i>"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh</i>," jawab tuan rumah</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Apakah ini tempat tinggalnya Ali Al Muaffa?", tanyanya.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Betul. Aku yang tuan sebut. Tampaknya tuan datang dari tempat yang jauh.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Bagaimana perjalanan tuan?" tanya Ali Al Muaffa.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Alhamdulillah. Allah telah mengantarkan diriku dapat bertemu dengan tuan,"katanya gembira.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Adakah yang patutu aku bantu?"</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Saya baru selesai menunaikan ibadah haji, dua hari setelah saya bermimpi bahwa tuan mendapatkan anugerah dari Allah sebagai penerima haji mabrur. Apakah tuan juga pulang dari Mesjidil Haram, apakah ibadah yang tuan kerjakan? "tanya Abdullah Al Mubarakah.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Aku sebenarnya belum sempat wukuf di Arafah tahun ini, "kata Ali Al Muaffa.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Tapi Allah telah memberi tuan keistimewaan, pasti ada yang luar biasa yang tua kerjakan,"kata Abdullah heran.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Kemudian Aali Al Muaffa bercerita tentang ihwal dirinya yang sudah lama bercita-cita ingin menunaikan ibadah haji tapi belum juga kesampaian.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Bertahun-tahun aku tanamkan niat untuk beribadah haji. Sejak niat ditanamkan dalam hati, sejak itu pula aku menabung menyisihkan sebagian dari upah sebagai tukang sol sepatu dan sebagian untuk belanja keluarga. Setelah beberapa tahun kemudian, simpanan kami cukup untuk pulang-pergi dan biaya keluarga selama ditinggalkan."</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Ketika itu tinggal tiga hari lagi akan berangkat bersama sahabat.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Subhanallah...., ucap Abdullah Al Mubarakah.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Pada suatu hari sitriku yang sedang ngidam mencium bau wangi orang membakar daging. Wanginya menembus celah-celah dinding rumah kami. Istriku menangis supaya aku minta diberi tetangga yang sedang membakar daging tersebut. Lalu aku kesana dan mengemukakan keinginan istriku."</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"<i>Subhanallah</i>,"kata Abdullah.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Oh tidak bisa tuan. Daging ini hanya khusus untuk kami," kata perempuan janda itu sasmbil menutup pintu.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Saya pulang menyampaikan hal itu kepada istriku, namun istriku tidak mau mengerti. Lalu aku kembali lagi ke rumah janda dengan dua orang anak itu sambil membawa uang penebus. Baru saja kubayar tapi perempuan itu mengatakan, Maaf tuan Ali. Makanan ini hanya halal untuk kami dan haram untuk tuan."</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Mengapa begitu,"tanyaku.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Yang kami bakar ini adalah daging keledai yang kami dapati mati di pinggir desa kita ini. Karena aku dan anakku sudah dua hari ini tidak makan, maka bangkai keledai itu halal bagi kami,"kata perempuan itu.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Mendengar itu hatiku bergetar, aku segera pulang mengambil uang biaya perjalanan, lalu kubelikan sekarung gandum dan sedikit uang untuk biaya belanja mereka. Dan saat itu pula aku suruh mereka membuang bangkai yang belum sempat mereka makan. Dan aku batalkan keberangkatanku. Hanya itu yang dapat aku ceritakan kepada tuan," kata Ali Al Muaffa.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"<i>Subhanallah</i>. Dia telah memberkahi tuan sekeluarga, memang pantas tuan mendapat derajat yang tinggi di sisi Nya," kata Abdullah Al Mubarakah.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">Setelah mendengar kisah itu, Abdllah berpamitan, sementara air matanya mengalir hingga membasahi jenggotnya.</span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit;">"Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar. Engkau telah mengajariku rahasia ilmuMu ya Allah," kata Abdullah Al Mubarakah dalam hati. Dan dia merasa berntung bertemu dengan Ali Al Muaffa karena dengan pertemuan itu, Allah telah mengajarkan pada dirinya rahasia kesucian hati.</span></div>
<div>
<br /></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-76611851803180797982013-10-12T04:00:00.000-07:002013-10-12T04:05:31.469-07:00JOSE MUJICA DARI URUGUAY PRESIDEN "TERMISKIN" DIDUNIA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA_80HZPCF0Fc5KG789ZSR_gNalMuj0gH3g0T5TSlycSAmrjF1lor3MuQGZV_a3I2QTpQUH9SyMwQGj13iXdVTpKhptZxjELJiF9cUIELzUALyjMdeL6if6v4s3YtdGLKEVLuSlRm0RkfG/s1600/josemujicabbcdalam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA_80HZPCF0Fc5KG789ZSR_gNalMuj0gH3g0T5TSlycSAmrjF1lor3MuQGZV_a3I2QTpQUH9SyMwQGj13iXdVTpKhptZxjELJiF9cUIELzUALyjMdeL6if6v4s3YtdGLKEVLuSlRm0RkfG/s200/josemujicabbcdalam.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><strong style="background-color: white;">Nograhany Widhi K</strong><span style="background-color: white;"> - detikNews</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 17px;">Montevideo</strong><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 17px;"> - - Tak banyak para pemimpin di dunia ini yang bersedia memilih bergaya hidup sederhana. Salah satu dari yang tak banyak itu adalah Presiden Uruguay, Jose Mujica (77). Kendati mengambil gaji sebagai presiden, namun dia menyumbangkan 90 persen gajinya untuk beramal. Ini membuatnya dijuluki 'Presiden Termiskin di Dunia'.</span></div>
<span style="color: #073763;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 17px;">Jose Alberto Mujica Cordano, demikian nama lengkapnya, menjadi Presiden Uruguay sejak tahun 2010. Sebelumnya, mantan gerilyawan sayap kiri ini menjadi Menteri Pertanian, Peternakan dan Perikanan dari tahun 2005-2008, kemudian menjadi Senator.</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-size: xx-small;">Mujica dan rumah istri serta mobil VW Kodok tua miliknya (BBC)</span></div>
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 17px; text-align: justify;">Gaya hidup sederhananya menjadi sorotan dan perhatian dunia. Gaji Mujica sebagai presiden per bulan adalah US$ 12 ribu atau Rp 116 juta. Mujica mengambilnya, namun menyumbangkan 90-an persen penghasilannya untuk beramal kepada warga yang miskin dan membutuhkan. Mujica hanya menyisakan US$ 800 atau Rp 7,7 juta gajinya, nyaris seperti rata-rata pendapatan per kapita Uruguay, US$ 775 atau Rp 7,5 juta, demikian dilansir dari New York Times dan BBC.</span><br />
<span style="color: #073763;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="line-height: 17px;"><br /></span></span></div>
<span style="color: #073763;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><span style="font-family: inherit;">Nah, gaya hidup seperti apa yang Mujica lakoni dari gaji yang disisakan 'hanya' US$ 800 per bulan di Uruguay?</span></span></span></div>
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="line-height: 17px;"><br /></span></span></div>
<span style="color: #073763;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><span style="font-family: inherit;">Mujica tinggal di rumah peternakan milik istrinya di pinggiran Montevideo. Alih-alih seperti Istana, rumah peternakan ini bisa dibilang bertipe 'RSS' alias rumah sangat-sangat sederhana. Cucian tampak tergantung di luar rumahnya, tampak sumur di halaman rumahnya yang ditumbuhi rumput liar. Dari sumur itu sumber air rumah tangga Mujica terpenuhi.</span></span></span></div>
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;">
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Jangan bayangkan pula ada sekompi Paspampres berjaga ketat. Rumah Mujica hanya dijaga 2 orang polisi serta beberapa anjing milik Mujica, salah satunya Manuela yang berkaki tiga. Jangan bayangkan pula ada kepala pelayan atau kepala rumah tangga yang bisa melayani dan memasak apa saja seperti layaknya rumah kepala negara. </span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Mujica dan istrinya bekerja sendiri memenuhi kebutuhan mereka. Termasuk menggarap tanah pertanian mereka dengan bercocok tanam bunga krisan untuk dijual. Maklum, profesi asli Mujica adalah petani.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pada tahun 2010, saat menjadi presiden, Mujica wajib melaporkan harta kekayaannya, semacam Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) di Indonesia. Ternyata, diketahui kekayaannya berjumlah US$ 1.800 atau Rp 17,4 juta, itu pun 'hanya' nilai dari mobil VW Kodok lawas tahun 1987 miliknya.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tahun 2012, Mujica menambahkan aset-aset milik istrinya, Lucia Topolansky, yang juga mantan gerilyawati yang sekarang menjadi Senator. Penambahan aset itu berupa tanah, traktor dan rumah hingga kekayaannya menjadi US$ 215 ribu atau Rp 208 juta.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kekayaan ini hanya dua per tiga dari kekayaan wakilnya Danilo Astori dan sepertiga kekayaan presiden sebelumnya Tabare Vasquez.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Saya mungkin terlihat sebagai manusia tua yang eksentrik. Namun ini adalah pilihan bebas. Saya telah hidup seperti ini di sebagian besar hidup saya. Saya bisa hidup dengan baik dengan apa yang sudah saya punya," kata Mujica seperti dilansir dari BBC.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saat menjadi gerilyawan, Mujica memang akrab dengan lingkungan yang keras, tertembak 6 kali dan dipenjara 14 tahun. Sebagai tahanan politik, dia kemudian dibebaskan pada 1985. Tempaan hidup yang keras ini membantu membentuk pandangan dan cara hidupnya.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Saya dijuluki 'presiden termiskin', tapi saya tidak merasa miskin. Orang miskin itu adalah mereka yang hanya bekerja untuk memenuhi gaya hidup yang mahal, dan selalu ingin lebih dan lebih. Ini hanyalah masalah kebebasan, jika Anda tak memiliki banyak keinginan, Anda tak perlu bekerja seumur hidup seperti budak untuk memenuhinya. Dan dengan begitu Anda memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri," tutur Mujica.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Mujica juga seorang vegetarian, dan dia sangat mendukung kebijakan penggunaan energi terbarukan seperti tenaga angin dan biomassa. Namun ada juga kebijakannya yang kontroversial seperti legalisasi ganja dan aborsi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di balik kebijakannya yang kontroversial itu, sekali lagi Mujica menegaskan bahwa gaya hidup seperti ini adalah pilihan hidupnya. "Ini adalah suatu pilihan bebas," tutur pria kelahiran 20 Mei 1935 ini.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<b style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: inherit;">(nwk/nrl)</b></div>
</b></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 17px;"><a href="http://news.detik.com/read/2013/01/28/124240/2153960/608/jose-mujica-dari-uruguay-presiden-termiskin-di-dunia?" target="_blank">Source</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 17px;"><span style="color: #073763;"><b>http://news.detik.com/</b></span></span></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-69619011928362999042013-10-09T02:59:00.001-07:002013-10-15T21:13:10.753-07:00MENCINTAI TAPI TIDAK MEMAHAMI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><b><i>Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</i></b></span></span></div>
<i style="color: #073763; text-align: justify;"><b><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">“You can close your eyes to the things you do not want to see,</span></b></i><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><b><i><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">but you cannot close your heart to the things you do not want to feel.”</span></i></b></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
<span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Mencintai tetapi tak Memahami</div>
</span><span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Di sebuah perjamuan makan malam, banyak tamu undangan yang hadir mengucapkan selamat kepada sepasang kakek dan nenek yang pada hari itu merayakan Ulang Tahun Perkawinan yang ke-50 tahun. Semua tamu yang hadir ikut dalam suasana bahagia, menyaksikan betapa kakek dan nenek tersebut masih saling mencintai meskipun keduanya sudah tidak muda lagi. Banyak pasangan tamu undangan yang berharap kelak akan mengalami hal yang sama.Pada saat jamuan makan mulai seperti biasa tamu-tamu duduk pada meja bundar untuk menikmati makanan yang disediakan.</div>
</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #073763; line-height: 21.9375px; text-align: justify;">Pada meja kakek dan nenek tersebut telah terhidang masakan ikan kesukaan mereka berdua. Dengan penuh kasih sayang, seperti kebiasaanya sang kakek mengambil bagian kepala ikan tersebut dan meletakkan ke piring istrinya.</span><span style="color: #073763;"></span></span><br />
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><br /></span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;">
<span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Sang istri terdiam....</div>
</span><span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Mata nenek tua tersebut mulai berkaca-kaca, dengan terbata-bata berucap : " Lima puluh tahun lamanya aku menjadi istrimu, selama itu aku selalu mengabdikan seluruh hidupku untukmu, suamiku. Betapa lama kalau kita menghitung hari demi hari yang kita lalui. Betapa panjang perjalanan hidup yang kita jalani bersama. Selama lima puluh tahun kau selalu memberikan kasih sayang dan semua yang kau miliki. Selama itu pula kau selalu memberikan bagian kepala apabila kita menyantap menu ikan, sungguh hal itu yang paling tidak aku sukai, tetapi aku memakannya karena aku menghormatimu dan tidak ingin membuatmu kecewa"</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Sang kakek terpana......</div>
</span><span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Dengan suara parau dan mata berkaca kakek tersebut berkata : "Lima puluh tahun aku lalui segala rintangan dan kebahagian bersamamu, istriku . Dulu aku adalah seorang pemuda miskin yang tak berharta, tetapi engkau bersedia menikah denganku. Sejak saat itu aku telah bersumpah akan selalu membahagiakan engkau, aku akan selalu memberikan yang terbaik yang aku mampu sebagai tanda betapa aku sangat mengasihimu dengan segenap hati. Bagian yang paling aku suka dari masakan ikan adalah bagian kepala, oleh karena itu selalu kuberikan kepadamu karena aku selalu ingin memberikan yang terbaik hanya untukmu. Selama bertahun-tahun kita menikah, selama ini kita hidup bahagia meskipun pada awal pernikahan kita hidup sederhana tetapi engkau tak mengeluh. Aku selalu bekerja keras hanya untuk membahagiakan dan memberikan yang terbaik bagimu dan anak-anak kita. Istriku, selama ini kita saling mengasihi, mencintai tanpa henti, tetapi ternyata kita tidak saling memahami ".</div>
</span><span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Betapa sang nenek harus menelan kekecewaan setiap mendapat kepala ikan hanya untuk membahagiakan sang suami. Betapa kakek harus merelakan bagian kepala ikan yang sangat disukai hanya untuk membahagiakan sang istri.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Betapa lebih sempurnanya kebahagian mereka andai mereka lebih banyak berkomunikasi agar masing-masing dapat lebih memahami apa yang menjadi keinginan mereka berdua . Betapa susahnya berkomunikasi bahkan dengan orang yang paling dekat hanya karena tidak ingin menyakiti satu sama lain...</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<i><div style="text-align: justify;">
<i><b><span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;">"When I have learnt to love God better than my earthly dearest,</span></b></i></div>
<b><div style="text-align: justify;">
<i><b><span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;">I shall love my earthly dearest better than I do now."</span></b></i></div>
</b></i></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><small style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><a href="http://kumpulan-inspirasi.blogspot.com/" target="_blank">source</a></small></span></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-91670855323042734702013-09-24T20:15:00.000-07:002013-09-24T20:23:44.499-07:00CIUMAN SEORANG ANAK<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><b><i>Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</i></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Dulu ada seorang gadis kecil bernama Cindy.</span></div>
<span style="color: #073763;"></span><br />
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Ayah Cindy bekerja enam hari dalam seminggu, dan sering kali sudah lelah saat pulang dari kantor. Ibu Cindy bekerja sama kerasnya mengurus keluarga mereka -memasak, mencuci dan mengerjakan banyak tugas rumah tangga lainnya. Mereka keluarga baik-baik dan hidup mereka nyaman. Hanya ada satu kekurangan, tapi Cindy tidak menyadarinya.</span></span></div>
<span style="color: #073763;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></span></div>
<span style="color: #073763;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Suatu hari, ketika berusia sembilan tahun, ia menginap dirumah temannya, Debbie, untuk pertama kalinya. Ketika waktu tidur tiba, ibu Debbie mengantar dua anak itu ketempat tidur dam memberikan ciuman selamat malam pada mereka berdua. “Ibu sayang padamu,” kata ibu Debbie. “Aku juga sayang Ibu,” gumam Debbie.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Cindy sangat heran, hingga tak bisa tidur. Tak pernah ada yang memberikan ciuman apapun padanya.. Juga tak ada yang pernah mengatakan menyayanginya. Sepanjang malam ia berbaring sambil berpikir, Mestinya memang seperti itu .</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ketika ia pulang, orangtuanya tampak senang melihatnya. “Kau senang di rumah Debbie?” tanya ibunya. “Rumah ini sepi sekali tanpa kau,” kata ayahnya. Cindy tidak menjawab. Ia lari ke kamarnya. Ia benci pada orangtuanya. Kenapa mereka tak pernah menciumnya? Kenapa mereka tak pernah memeluknya atau mengatakan menyayanginya? Apa mereka tidak menyayanginya?. Ingin rasanya ia lari dari rumah, dan tinggal bersama ibu Debbie. Mungkin ada kekeliruan, dan orangtuanya ini bukanlah orang tua kandungnya. Mungkin ibunya yang asli adalah ibu Debbie.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Malam itu, sebelum tidur, ia mendatangi orangtunya. “Selamat malam,” katanya.</span></div>
</span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ayahnya, yang sedang membaca koran, menoleh. “Selamat malam”, sahut ayahnya. Ibu Cindy meletakkan jahitannya dan tersenyum. “Selamat malam, Cindy.”</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tak ada yang bergerak. Cindy tidak tahan lagi. ”Kenapa aku tidak pernah diberi ciuman?” tanyanya. Ibunya tampak bingung. “Yah,” katanya terbata-bata, “sebab… Ibu rasanya karena tidak ada yang pernah mencium Ibu waktu waktu Ibu masih kecil. Itu saja.”</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Cindy menangis sampai tertidur. Selama berhari-hari ia merasa marah. Akhirnya ia memutuskan untuk kabur, ia akan pergi kerumah Debbie dan tinggal bersama mereka. Ia tidak akan pernah kembali kepada orangtuanya yang tidak pernah menyayanginya.</span></div>
</span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ia mengemasi ranselnya dan pergi diam-diam. Tapi begitu tiba di rumah Debbie, ia tidak berani masuk. Ia merasa takkan ada yang mempercayainya. Ia takkan diizinkan tinggal bersama orangtua Debbie. Maka ia membatalkan rencananya dan pergi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Segalanya terasa kosong dan tidak menyenangkan. Ia takkan pernah mempunyai keluarga seperti keluarga Debbie. Ia terjebak selamanya bersama orangtua yang paling buruk dan paling tak punya rasa sayang di dunia ini.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Cindy tidak langsung pulang, tapi pergi ke taman dan duduk di bangku. Ia duduk lama, sambil berpikir, hingga hari gelap. Sekonyong-konyong ia mendapat gagasan. Rencananya pasti berhasil. Ia akan membuatnya berhasil.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ketika ia masuk kerumahnya, ayahnya sedang menelpon. sang ayah langsung menutup telepon. ibunya sedang duduk dengan ekspresi cemas. Begitu Cindy masuk, ibunya berseru, ”Dari mana saja kau? Kami cemas sekali!”.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Cindy tidak menjawab, melainkan menghampiri ibunya dan memberikan ciuman di pipi, sambil berkata,”Aku sayang padamu,Bu.” Ibunya sangat terperanjat, hingga tak bisa bicara. Lalu Cindy menghampiri ayahnya dan memeluknya sambil berkata, ”Selamat malam, Yah. Aku sayang padamu,” Lalu ia pergi tidur, meninggalkan kedua orangtunya yang terperangah di dapur.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Keesokan paginya, ketika turun untuk sarapan, ia memberikan ciuman lagi pada ayah dan ibunya. Di halte bus, ia berjingkat dan mengecup ibunya. “Hai, Bu,” katanya. “Aku sayang padamu.”</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Itulah yang dilakukan Cindy setiap hari selama setiap minggu dan setiap bulan.</span></div>
</span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kadang-kadang orangtuanya menarik diri darinya dengan kaku dan canggung. Kadang-kadang mereka hanya tertawa. Tapi mereka tak pernah membalas ciumannya. Namun Cindy tidak putus asa. Ia telah membuat rencana, dan ia menjalaninya dengan konsisten. Lalu suatu malam ia lupa mencium ibunya sebelum tidur. Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka dan ibunya masuk. “Mana ciuman untukku ?” tanya ibunya, pura-pura marah. Cindy duduk tegak. “Oh, aku lupa,” sahutnya. Lalu ia mencium ibunya. “Aku sayang padamu, Bu.” Kemudian ia berbaring lagi. “Selamat malam”, katanya, lalu memejamkan mata. Tapi ibunya tidak segera keluar. Akhirnya ibunya berkata. “Aku juga sayang padamu.”</span></div>
</span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah itu ibunya membungkuk dan mengecup pipi Cindy. ”Dan jangan pernah lupa menciumku lagi,” katanya dengan nada dibuat tegas. Cindy tertawa. “Baiklah,” katanya. Dan ia memang tak pernah lupa lagi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Bertahun-tahun kemudian, Cindy mempunyai anak sendiri, dan ia selalu memberikan ciuman pada bayi itu, sampai katanya pipi mungil bayinya menjadi merah. Dan setiap kali ia pulang kerumah, yang pertama dikatakan ibunya adalah, "Mana ciuman untukku?” Dan kalau sudah waktunya Cindy pulang, ibunya akan berkata, "Aku sayang padamu. Kau tahu itu, bukan?”</span></div>
</span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">“Ya,Bu,” kata Cindy. “Sejak dulu aku sudah tahu.”</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ps:</span></div>
</span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">* Bila kita ingin mengubah sesuatu dalam kehidupan kita sehari-hari dan ingin agar orang lain melakukannya pada diri kita sendiri, Lakukan & mulailah dari diri kita sendiri. Jangan putus asa !!!.</span></div>
</span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">* Bila jadi orangtua kelak, untuk menunjukkan kasih sayang kepadanya, “Cium dan Peluklah”.</span></div>
</span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">* Hargailah apa yang anda miliki, terutama orang yang anda cintai. Hargai juga waktu yang anda miliki, berikanlah waktu untuk anak, keluarga atau orang yang anda cintai walau hanya sesaat namun berarti untuknya dan bisa membuatnya bahagia.</span></div>
</span></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><span style="color: #990000;"><i><a href="http://kumpulan-inspirasi.blogspot.com/" target="_blank">source</a></i></span></span></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-76669974655776523952013-09-24T20:13:00.000-07:002013-09-24T20:24:29.295-07:00JIKA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px; text-align: justify;"><i>Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</i></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Jika kamu memancing ikan.....</span></div>
<span style="color: #073763;"></span><br />
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Setelah ikan itu terikat di mata kail, hendaklah kamu mengambil Ikan itu.....</span></span></div>
<span style="color: #073763;">
<span class="postbody" style="background-color: white;"></span></span>
<div style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px; text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span class="postbody" style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit;">Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja....</span></span></span></div>
<span class="postbody" style="background-color: white;">
<div style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kailmu </span></div>
<div style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dan mungkin ia </span><span style="font-family: inherit;">akan menderita selagi ia masih hidup.</span></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang... .</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya.....</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja......</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat..</span></div>
</span><div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Jika kamu menadah air biarlah mengalir, jangan terlalu mengharap pada</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh......</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Cukuplah sekadar keperluanmu</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Apabila sekali ia retak tentu sukar untuk kamu menambalnya semula......</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Akhirnya ia dibuang..... .</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sedangkan jika kamu coba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan lagi</span></div>
</span><div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya.... .</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Begitu istimewa.... .</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Anggaplah ia manusia biasa.</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Apabila sekali ia melakukan kesalahan bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya.</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya.</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sedangkan jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus Hingga ke</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">akhirnya.... .</span></div>
</span><div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi yang pasti baik untuk dirimu.</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Mengenyangkan. Berkhasiat. Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang lain..</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Terlalu ingin mengejar kelezatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak blowh memakannya kamu akan menyesal..</span></div>
</span><div style="color: #073763; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan yang membawa kebaikan</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">kepada dirimu. Menyayangimu. Mengasihimu. Mengapa kamu berlengah, coba</span></div>
</span><span style="color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">bandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan. Kelak, kamu akan</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="color: #073763; text-align: justify;">
<span class="postbody"><span style="font-family: inherit;">kehilangannya; apabila dia menjadi milik orang Lain kamu juga akan menyesal.</span></span></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<span class="postbody"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<small style="font-family: inherit;"><span style="color: #990000;"><a href="http://kumpulan-inspirasi.blogspot.com/" target="_blank">source </a></span></small></div>
</span></span></div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-33855676467421142912013-07-06T02:37:00.001-07:002013-07-06T02:37:57.768-07:00OFFICE BOY TEMUKAN UANG 100JUTA, AGUS DAN KISAH UMAR BIN KHATAB<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSbTvvucXh5anH3FXMwiQAxGSSPffaSY064FIlEnf40PEFWyvo6A8WeZWu_gfmDhKaYicEhUJQGTQXMBVjqO2OXR2LjTUV3HKEp-q4mxQ76rCE_cZp0t4qVnHY7DNUuteseD9t7tYhB26R/s1600/061349_agus.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSbTvvucXh5anH3FXMwiQAxGSSPffaSY064FIlEnf40PEFWyvo6A8WeZWu_gfmDhKaYicEhUJQGTQXMBVjqO2OXR2LjTUV3HKEp-q4mxQ76rCE_cZp0t4qVnHY7DNUuteseD9t7tYhB26R/s200/061349_agus.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><strong style="background-color: white; line-height: 17px;"><i>Kumpulan Kisah Inspiratif Dan Motivasi</i></strong></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 17px;">Jakarta</strong><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 17px;"> - Kejujuran Agus Chaerudin (35) patut diacungi jempol. Office boy di Bank Syariah Mandiri, Bekasi ini menemukan uang Rp 100 juta di balik tempat sampah kantornya. Dia tidak mengambilnya tetapi memilih mengembalikannya.</span></div>
<span style="color: #073763;"><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Allah Maha melihat," kata Agus saat ditemui di kantornya di kawasan Kalimalang di Plaza Duta Permai, Jakasampurna, Bekasi, Rabu (19/12/2012).</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Agus, ayah 3 anak yang masih tinggal bersama mertua ini mengaku, orang tuanya selalu mengajarinya untuk tak menjadi pencuri. Kejujuran harus diutamakan. Orang tua Agus juga seorang pegawai rendahan di salah satu bank.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Kisah yang saya kagumi Umar bin Khatab," terang Agus.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Agus mengaku pernah membaca kisah Umar bin Khatab kala menjadi khalifah. Sahabat nabi itu amat mengutamakan kesederhanaan dan kejujuran.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Khalifah Umar bahkan hanya mempunya dua helai pakaian," cerita Agus sambil menitikan air mata.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Yang dia kagumi, bahkan Umar tak mau memakai fasilitas negara kala berbicara dengan anaknya. Agus menukilkan kisah Umar yang memadamkan lampu ketika berbincang dengan anaknya. Lampu dimatikan karena menggunakan uang negara, sedang berbicara dengan anak urusan pribadi.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Saya berharap ada pemimpin seperti Umar," tutur Agus yang sudah bekerja 3 tahun dengan gaji sebulan Rp 2,2 juta ini.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Agus menemukan uang itu pada bulan Ramadan, 4 Agustus lalu. Saat itu hari sudah sore, kantor sudah sepi. Kala itu, seperti biasa dia membereskan kantor sebelum pulang.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di balik tempat sampah dia menemukan uang pecahan Rp 100 ribu dalam 10 bundel. Agus tak berani menyentuh uang itu, dia lalu memanggil satpam.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Satpam kemudian melaporkan kepada staf bank. Uang dihitung dan ada Rp 100 juta. Uang itu bukan milik nasabah, tetapi milik bank. Uang itu tercecer karena ketidakhati-hatian seorang teller.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 17px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Agus karena kejujurannya, diberi hadiah Rp 1,75 juta dan piagam. "Saya tak mengharap hadiah, bekerja saja sudah alhamdulillah," terang Agus yang dahulu pernah bekerja serabutan sebagai tukang parkir dan asongan ini.</span></div>
</span></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; line-height: 17px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #990000; font-family: inherit; font-size: small; line-height: 20px;">Source</b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="background-color: white; line-height: 20px;"><span style="color: #990000; font-family: inherit;"><b>http://news.detik.com/</b></span></span></span></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-43375460926236862122013-06-15T03:15:00.002-07:002013-06-15T03:15:37.075-07:00BUAT RENUNGAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px; text-align: justify;"><i>Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</i></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">Sebagai pegawai kantoran kalangan menengah, aku merasakan kehidupan yang lumayan di Jakarta. Dengan gaji yang memadai, rumah sendiri, mobil relatif baru (walaupun kategori lower-level class) , handphone model terbaru dan lingkungan kantor yang mendukung, menjadikan pekerjaan sebagai pegawai kantoran terasa nikmat dan membahagiakan. Kadang-kadang aku merasakan kebanggaan tersendiri dan tanpa sadar dada terlihat membusung dengan kondisi ini, hehehe...</span></span></div>
<br />
<span class="postbody" style="background-color: white;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">
<span style="line-height: 21.9375px;"></span></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="postbody" style="background-color: white;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="line-height: 21.9375px;">Kegiatan rutin setiap hari; berangkat dari rumah jam 6.00 (masuk kantor jan 7.30). Memasuki kantor dan duduk di my lovely cubicle yang sudah dua setengah tahun aku tempati…selanjutnya berbaur dengan teman-teman yang sudah bisa dibilang sebagai keluarga kedua. Aktivitas kantor berjalan sangat baik, dan sepanjang semua target dapat dipenuhi, kegiatan rutin kantor berlalu tanpa terasa sampai kontrak harian kerja selesai jam 5 sore. Jam 6 sore adalah waktu yang paling sering aku gunakan sebagai start untuk pulang ke rumah/istanaku.</span></span></span></div>
<span class="postbody" style="background-color: white;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="line-height: 21.9375px;">
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Hari itu, seperti biasa setelah mengakhiri rutinitas kantoran, jam 6 sore aku pulang untuk menemui kehidupanku yang lainnya. Sambil menunggu kemacetan lalulintas, aku berkeliling mall untuk window shopping. Saat itu kakiku tertuju ke Toko Buku Gunung Agung, sang jendela ilmu di muka bumi. Ditengah minatku untuk mengetahui buku-buku baru, aku membuka satu buku yang membahas bagaimana mengelola bisnis restoran. Just to take the point.. Lembar demi lembar kubuka mulai dari bab satu yang memberitahukan orang-orang yang terkenal di dunia makanan, lalu bisnis makanan apa saja yang paling sering dilakukan, terus dan terus, bahasan demi bahasan kubaca. Di tengah keasyikanku membaca, aku terperangah melihat sebuah judul ”Now Or never”. Wah... judul yang menarik. Make me so courious, untuk membelah isi artikel yang akan diceritakan buku ini.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Kata pertama yang dia keluarkan; ”Kenapa anda bangga dengan diri anda sekarang?” Wah... semakin tertantang diriku untuk membuka lembar selanjutnya.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Next pagenya adalah, laporan keuangan yang secara gamblang dia paparkan. Disitu digambarkan, bahwa si pengarang adalah pegawai dengan gaji 10 juta rupiah sebulan dengan keluarga yang memiliki anak satu, dan lalu dia menjabarkan:</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span></span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">1. Gaji 10.000.000</span></span></div>
<span style="color: #073763;"><span class="postbody" style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span class="postbody" style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">2. Biaya Hidup;</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;">
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;">- Transportasi 750.000</span></span></div>
<span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;">
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- Uang makanku 500.000</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- Makan keluarga 3.500.000</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- Cicilan/kontrakan rumah 2.500.000</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- Asuransi kesehatan 500.000</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- Biaya sekolah anak 500.000</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- Hiburan untuk keluarga 250.000</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- Uang pakaian 500.000</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- Biaya pemeliharaan rumah 250.000</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- biaya tak terduga 250.000</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
- Total Biaya (9.500.000)</div>
</span><span class="postbody" style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
3. Simpanan/sisa 500.000</div>
</span></span><br />
<br />
<span class="postbody" style="background-color: white;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;">
<span style="line-height: 21.9375px;"></span></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="postbody" style="background-color: white;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="line-height: 21.9375px;">Hahaha... dia tertawa.... ”Apa yang kukerjakan selama sebulan penuh selama dua belas bulan hanya untuk 6.000.000 (500.000 x 12 bulan)?”</span></span></span></div>
<span class="postbody" style="background-color: white;"><span style="color: #073763; font-family: inherit;"><span style="line-height: 21.9375px;">
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Belum lagi ada satu dan lain hal yang mendesak yang membuat kita harus mengurangi tabungan kita perbulan. Lalu apakah masih pantas kita membusungkan dada untuk membanggakan kita siapa? Lalu mencari dasi-dasi bagus untuk menempelkannya di dadaku yang terlalu busung yang menutupi pandangan mata kita terhadap perut kita yang terlalu buncit hingga malas berkembang dan menutupi kekurangan?</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Di artikel ini dia menyentak; ”Apakah ini yang anda harapkan atas diri anda selama anda hidup? Anda di lahirkan dengan sebegitu sempurnanya dengan berbagai keahlian hanya untuk mengabdi menjadi pegawai dan di berikan makan lalu hiburan sebesar 6 juta setahun? Anda tidak semurah itu, maka sekarang hargailah diri anda dan rubahlah mindset anda untuk tidak hanya menunggu orang yang menentukan gaji anda akan tetapi diri anda sendiri. Sekarang bukalah mata anda dan berubah.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Ingat kalau tidak sekarang kapan lagi?”</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Kata-kata yang sangat menarik membuatku terkagum dan terenyuh melihat dadaku yang masih terlalu busung dan menghalangi mata untuk melihat diri sendiri. Aku terlalu berbesar hati dan terlalu cepat puas dengan apa yang kumiliki sekarang. Sementara di sana ada segenggam emas yang menungguku untuk mengambilnya. Setelah membaca itu aku lalu menutup buku itu dan melangkahkan kaki pulang, dan merasakan angin segar baru merasuk jiwaku bahwa mulai besok aku akan menurunkan kebusungan dadaku, menurunkan kepalaku dan akan merencanakan sesuatu yang lebih baik lagi.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Mudah-mudahan pengalaman ini dapat juga menginspirasi anda untuk menghargai diri anda lebih dari yang bisa dihargai perusahaan atas diri anda yang begitu sempurna.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
Sumber: D. Loebiz</div>
</span></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<small style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><span style="color: #073763; font-family: inherit; font-size: small;">source : kumpulan-inspirasi.blogspot.com</span></small></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-90338170530358233232013-06-11T03:14:00.001-07:002013-06-11T03:14:26.371-07:00MENGUBAH POLA PIKIR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="color: #073763;"><b>Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Sekelompok wisatawan tertahan di suatu tempat asing di luar kota.</span></div>
<span style="color: #073763;"></span><br />
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="color: #073763;"><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Mereka hanya menemukan bahan makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar,</span></span></div>
<span style="color: #073763;">
<span class="postbody" style="background-color: white;"><div style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">mereka terpaksa menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu</span></div>
<div style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">kepada seekor anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat</span></div>
<div style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">efek sampingnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">menjadi cemas.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">diare.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">makanan.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kemudian sang dokter mulai mencari sebab-musabab kematian si anjing</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">yang dijadikan hewan percobaan tersebut.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ketika dilacak, eh ternyata anjing itu sudah mati karena terlindas</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">mobil.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Apa yang menarik dari cerita di atas?</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan,</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">We see the world as we are, not as it is.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan,</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ini disebut sebagai model See-Do-Get.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Perubahan yang mendasar baru akan terjadi ketika ada perubahan cara</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">melihat.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ada cerita menarik mengenai sepasang suami-istri yang telah</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">bercerai.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Suatu hari, Astri, nama wanita ini, datang ke kantor Roy, mantan</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">suaminya.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saat itu Roy sedang melayani seorang pelanggan.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Melihat Astri menunggu dengan gelisah, pimpinan kantor</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">menghampirinya dan mengajaknya berbincang-bincang.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Si Bos berkata, "Saya begitu senang, suami Anda bekerja untuk saya.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dia seorang yang sangat berarti dalam perusahaan kami, begitu penuh</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">perhatian dan baik budinya."</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Astri terperangah mendengar pujian si bos, tapi ia tak berkomentar</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">apa-apa.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Roy ternyata mendengar komentar si bos.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah Astri pergi, ia menjelaskan kepada bosnya,</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Kami tak hidup bersama lagi sejak 6 bulan lalu,</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">dan sekarang dia hanya datang menemui saya bila ia membutuhkan</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">tambahan uang untuk putra kami."</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Beberapa minggu kemudian telepon berbunyi untuk Roy.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ia mengangkatnya dan berkata, "Baiklah Ma, kita akan melihat rumah</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">itu bersama setelah jam kerja."</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah itu ia menghampiri bosnya dan berkata, "Astri dan saya telah</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">memutuskan memulai lagi perkawinan kami.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dia mulai melihat saya secara berbeda tak lama setelah Bapak</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">berbicara padanya tempo hari."</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Bayangkan, perubahan drastis terjadi semata-mata karena perubahan</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">dalam cara melihat.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Awalnya, Astri mungkin melihat suaminya sebagai seorang yang</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">menyebalkan,</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">tapi ternyata di mata orang lain Roy sungguh menyenangkan.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Astrilah yang mengajak rujuk, dan mereka kembali menikmati rumah</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">tangga yang jauh lebih indah dari sebelumnya.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Segala sesuatu yang kita lakukan berakar dari cara kita melihat</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">masalah.</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Karena itu, bila ingin mengubah kehidupan kita, kita perlu melakukan</span></div>
</span><span style="font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span class="postbody"><span style="font-family: inherit;">revolusi cara berpikir.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<small style="font-family: inherit;"><br /></small></div>
<div style="text-align: justify;">
<small style="font-family: inherit;">source : kumpulan-inspirasi.blogspot.com</small></div>
</span></span></span></div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7804319589114040121.post-59549684580149338902013-05-18T01:31:00.000-07:002013-05-18T01:31:44.788-07:00KETIKA TUHAN BILANG "TIDAK"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><b><i>Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan ambillah kesombonganku dariku."</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Tuhan berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat."</span></div>
<div style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Tuhan berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."</span></div>
<div style="color: #073763; font-family: inherit; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><span style="font-family: inherit;">Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan beri aku kesabaran."</span></span></div>
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tuhan berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam </span><span style="font-family: inherit;">menghadapi cobaan, tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan beri aku kebahagiaan."</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tuhan berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung </span><span style="font-family: inherit;">kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan jauhkan aku dari kesusahan."</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tuhan berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada-Ku."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan beri aku segala hal yang </span><span style="font-family: inherit;">menjadikan hidup ini nikmat." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tuhan berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan bantu aku MENCINTAI orang lain,</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sebesar cinta-Mu padaku. Tuhan berkata... "Akhirnya kau mengerti .!!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kadang kala kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil, kita telah susah </span><span style="font-family: inherit;">payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya.</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali, sementara orang lain </span><span style="font-family: inherit;">dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan.</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya-tanpa susah payah.</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah bergante pasangan.</span></div>
</span><br />
<div style="color: #073763; text-align: justify;">
<span style="line-height: 21.9375px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;"><span style="font-family: inherit;">Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang terus meningkat.</span></span></div>
<span style="background-color: white; color: #073763; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">
</span><span style="font-family: inherit;"><div style="color: #073763; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang </span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 21.9375px;">demam dan pilek lalu kita melihat tukang es.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #073763; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam(maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa </span><span style="font-family: inherit;">memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu </span><span style="font-family: inherit;">lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala </span><span style="font-family: inherit;">dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">baru boleh minum es yang lezat itu. Begitu pula dengan Tuhan, segala yang </span><span style="font-family: inherit;">kita minta Tuhan tahu apa yang paling baik bagi kita.</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Tuhan mengabulkannya.</span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #073763; line-height: 21.9375px;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Karena tuhan tahu yang terbaik yang kita tidak tahu.</span></div>
</span><span style="background-color: white; line-height: 21.9375px;"><div style="color: #073763; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam".... dan terus berdoa.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<small style="font-family: inherit;"><span style="color: #660000;">source : kumpulan-inspirasi.blogspot.com</span></small></div>
</span></span></div>
<div class="blogger-post-footer">cerita ,ispiratif,motivasi,motivasif,kumpulan cerita,kisah ,love story.true story
cerita cerita inspiratif dan motivasi,renungan</div>imampriestianhttp://www.blogger.com/profile/12342773476371827190noreply@blogger.com1