KISAH MENGAHRUKAN ANAK MENGENDONG IBU DIRUMAH SAKIT

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi

“Saya hampir saja tidak bisa terlahir ke dunia ini.” Ding Zu Ji, seorang pensiunan penyelidik khusus yang diambil fotonya sedang menggendong ibunya dengan sehelai kain kembang di rumah sakit Chi Mei di kota Tainan Taiwan, ketika menerima wawancara khusus dari para wartawan tanggal 6 Maret 2012 mengungkapkan sebuah rahasia betapa kehidupannya sangat berkaitan erat dengan kehidupan ibunya; dia mengatakan bahwa pada saat ibunya sedang mengandungnya enam bulan, naik kapal meninggalkan Tiongkok menuju Taiwan dan hampir saja dibuang ke laut karena tidak dapat menunjukkan kartu identitas diri.
“Saya adalah anak paling sulung dalam keluarga, hubunganku dengan ibu memang paling dekat dan itu ada cerita dibaliknya.” Ding Zu Ji mengenang kembali pada tahun 1950 ketika Pemerintah Nasionalis mundur dari Tiongkok ke Taiwan. Disebabkan ayahnya adalah seorang prajurit, maka ibunya mengikuti keluarga prajurit lainnya untuk sama-sama naik kapal ke Taiwan; karena banyak sekali warga Tiongkok yang ingin pergi ke Taiwan, maka setiap kapal penuh sesak dengan manusia dan membuat setiap unit kapal kelebihan beban, para perwira dan prajurit di atas kapal melakukan pemeriksaan keamanan dengan sangat ketat demi mencegah naiknya musuh ke atas kapal, siapa saja yang tidak membawa kartu identitas diri akan dibuang ke laut.

Ding Zu Ji mengatakan kalau saat itu kebetulan ibunya sedang mengandungnya enam bulan, dengan perut buncit naik ke kapal untuk menuju Taiwan bersama-sama dengan keluarga prajurit lainnya; tak disangka ketika para perwira dan prajurit memeriksa kartu identitas diri, ibunya tidak bisa menemukan kartu identitas diri dan membuatnya sangat gelisah. Walau teman seperjalanan lainnya berinisiatif menjadi saksi, bahkan memohon belas kasihan dari para perwira dan prajurit, namun mereka tetap ikut aturan dan hampir saja membuang ibu yang sedang berperut besar ke laut.

Untungnya, ketika kedua belah pihak sedang berkomunikasi dan tarik menarik, mendadak ada orang yang menemukan ada selembar kartu identitas diri di bawah bangku panjang sebelah, setelah diambil ternyata adalah kartu identitas diri ibu yang jatuh karena kurang hati-hati, barulah terhindar dari ambang kematian. Ding Zu Ji berkata sambil tertawa: “Sejak itulah hubunganku dengan ibu sangatlah dekat.”

“Saya bukan anak berbakti!” Ding Zu Ji menekankan dengan nada menyalahkan diri sendiri, “Saya tidak merawat ibu dengan baik, sehingga ibu terjatuh dan patah tulang kaki kiri, bahkan keinginan ibu untuk pulang ke Tiongkok juga tidak mampu direalisasikan, sehingga tidak pantas untuk dikatakan sebagai anak berbakti.” Awalnya dia ingin menunggu kondisi tubuh ibunya membaik sedikit, baru akan membawanya pulang ke Tiongkok mengunjungi sanak keluarga di sana, Ding Zu Ji mengatakan dengan sedikit sedih: “Sayangnya ibu tidak bisa menunggu sampai saya bebas bepergian ke Tiongkok sudah pun kehilangan ingatan”; Ding Zu Ji harus menunggu selama tiga tahun sesudah pensiun sebagai penyelidik baru boleh pergi ke Tiongkok, dalam selang waktu tersebut ternyata semua ingatan ibunya sudah hilang, ini membawa penyesalan dalam diri Ding Zu Ji.

Ding Zu Ji mengatakan, pada tanggal 2 Maret 2012 bisa menggendong ibunya dengan sehelai kain kembang pergi ke rumah sakit terutama karena ibunya mengalami patah tulang dan tidak leluasa bergerak, karena ingin segera menghantarkan ibunya ke rumah sakit dan dalam hati juga berpikir menggendong sebentar tidak akan terlalu capek, barulah berbuat demikian, tidak pernah menduga kalau tindakannya ini akan menarik perhatian banyak orang; akan tetapi, dia menyatakan kalau di kemudian hari dia akan mempergunakan ambulans untuk menghantarkan ibunya dan meminjam ranjang dorong pada rumah sakit.

Video Ding Zu Ji membawa ibunya yang sedang sakit untuk dirawat dokter itu telah di-posting ulang di internet berkali-kali. Banyak pengguna internet yang menjulukinya sebagai “Teladan perilaku bakti”. Bahkan pengguna internet lainnya menjuluki Ding Zu Ji sebagai “Teladan perilaku bakti yang ke 25″ dengan kisah “Ia membalut sang bunda dengan selembar kain katun”. Ke 24 contoh perilaku bakti lainnya telah ditulis dalam naskah kuno oleh Guo Ju Jing dari dinasti Yuan (1271-1368).

Ding Zu Ji tinggal bersama dengan ibunya. Saat wartawan bertanya kepada rekan-rekannya dan memintanya untuk diwawancara, ia menolak dan menjawab, “Ini adalah urusan pribadi saya, saya lebih baik tidak usah diwawancara.”

Tetangganya mengatakan mereka jarang atau bahkan hampir tidak pernah berkomunikasi dengan Ding sehingga mereka tidak memiliki banyak kesan tentang dia. Namun ketika melihat foto dia membawa ibunya ke rumah sakit, salah satu tetangga mengatakan, “Luar biasa melihat saat ini masih ada kejadian seperti itu di dunia. ”

Ding berbicara dengan mantan bosnya Mo Tien Hu yang saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Investigasi Tainan, tentang kejadian tersebut di telepon. Ia mengatakan ibunya telah mengalami stroke dan tidak mampu bergerak dengan baik, dan bulan lalu dia patah kakinya. Ding selanjutnya mengatakan bahwa karena tulang ibunya sudah rapuh dan tipis, duduk di kursi roda pun tidak cocok baginya, bagian kaki yang patah dapat dengan mudah terluka jika ia menabrak sesuatu. Sebagai pilihan terbaik, ia memutuskan menggunakan kain pembungkus untuk membawa ibunya ke rumah sakit.

Menurut Mo, ayah Ding meninggal pada 2006 dan ibunya mengalami depresi setelah kehilangan suaminya. Dia mengajak Ding untuk membawanya kembali ke daratan Tiongkok untuk bertemu dengan para kerabatnya di sana. Ding pun menurut. Pada saat itu, ia baru saja naik pangkat di Biro Investigasi. Kemudian, Ding mengajukan pensiun dini agar ia dapat mengurus ibunya telah telah tua dan lemah. Salah satu upaya Ding dalam mengurus ibunya adalah membawanya ke rumah sakit dengan cara yang menghebohkan tersebut.



GUBUG TERBAKAR


Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi

Dalam sebuah bencana kapal karam, seorang lelaki terdampar di pulau terpencil.
Demi bertahan hidup, ia belajar memanfaatkan segala yang ada di pulau itu untuk dimakan. Bahkan dalam upaya melindungi diri, ia berhasil membangun gubuk untuk berteduh.
Berbulan-bulan ia bertahan tanpa bantuan siapa pun.
Suatu hari, ketika kembali dari berburu, ia mendapati gubuknya terbakar. Dengan badan lemas ia mengeluhkan nasibnya.
Namun, ternyata justru dari situ datang pertolongan baginya: asap dari gubuk terbakar itu memberi tanda untuk datangnya kapal penolong.
Itulah salah satu cara unik alam dalam memelihara manusia.

INISIATIF

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi
NAMANYA juga orang baru, sudah tentu banyak hal yang dia tidak tahu.
Alkisah, seorang manajer baru masuk kantor tepat di hari pertamanya.Bukan sambutan hangat yang dia terima, tapi masalah yang dia dapat. Pagi-pagi sekali, saat hendak membuang hajat ke jamban, dia langsung dikejutkan oleh air yang menggenang hingga ke lantai.

Si manajer baru yang ternyata polos, tidak bisa berbuat banyak. Dia langsung balik kanan dan masuk ke kamar direktur utama. Hmm, tentu saja aneh bin ajaib. Coba tebak apa yang akan dia lakukan? Sekedar menyapa sang bos lalu basa-basi sebentar, atau hal yang ingin dia sampaikan?

Ternyata nomor dua yang diambil. Namun sungguh di luar dugaan.
Kepada direktur utama, orang paling tinggi jabatannya di Perfect
Courier di Brooklyn, New York, si manajer baru melaporkan soal
toilet bocor tersebut. Kepada Norm Brodsky, Direktur Utama
perusahaan itu, si manajer bertanya apa yang harus dilakukannya dan siapakah yang harus bertanggung jawab dengan masalah tersebut. Naif sekali memang, tapi itulah yang terjadi.

Mendapat laporan dari orang baru itu, Brodsky segera berdiri. Dia
bergegas menuju gudang, mengambil lap dan ember dan masuk ke kamar mandi. Si manajer lugu itu mengikutinya. Brodsky pun berlaku sebagai petugas kebersihan. Dia mulai membersihkan toilet yang bocor tanpa memperhatikan sang manajer baru yang melihat dengan penuh kebingungan. Setelah selesai, Brodsky pun buka suara. ''Itulah yang harus kita lakukan di sini jika toilet banjir. Lain kali, kamu harus melakukannya sendiri,'' ujarnya. Lembut sekali, namun terasa menohok di dada.

Inisiatif, kata yang sangat akrab di telinga. Di kala semua pintu
sudah tertutup, pada saat itulah inisiatif dibutuhkan. Seekor tikus
yang dikejar kucing dapat lolos karena si tikus mampu mendapatkan jalan yang tak pernah diduga. Satu lubang kecil dia temukan ketika semua jalan sudah tertutup. Lewat lubang itulah dia terselamatkan. Insting, naluri, bisa jadi berdekatan dengan inisiatif.

Semestinya si manajer itu punya akal atau cara lain untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Insting atau nalurinya harus dipakai untuk sekadar mengepel dan membersihkan lantai, tapi nyatanya dia langsung mengalami kebuntuan. Akibatnya, si direktur pun jengkel berat.

Untunglah manajer seperti itu hanya ada di Amerika Serikat. Di
negeri sendiri, justru kita bernafas lega. Di Belitung Timur, ada
orang namanya Basuki Tjahaya Purnama. Sehari-hari dia dipanggil
Ahok. Dia bukanlah orang sembarangan di tempat itu. Jabatannya
Bupati alias Kepada Daerah Tingkat II, untuk periode 2005-2010.

Ahok teramat istimewa. Ketika daerahnya tak memiliki cukup dana
untuk memenuhi kebutuhannya, dia tidak lantas mentok akal lalu
mengadu pada pemimpin yang lebih tinggi. Tahu apa yang
dilakukannya? Pendidikan di daerahnya, mulai dari sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas, dia bebaskan dari biaya alias gratis.

Dari mana dia mendapatkan biaya untuk itu? Ini yang luar biasa. Ahok melakukan inisiatif yang sesungguhnya. Dia memotong tunjangan jabatannya. Inisiatif lainnya dia berunding dengan para guru. Hasilnya, dana bantuan operasional sekolah alias BOS dipakainya tidak lagi untuk memperbaiki pagar sekolah tapi dialihkan membiayai pendidikan gratis tersebut.

Kreativitas atau inisiatif pun dilakukan di bidang kesehatan. Lagi-
lagi, Ahok memotong sebagian besar tunjangan jabatannya. Orang
menjadi sakit karena dia tidak memiliki cukup untuk mencapai standar hidup sehat. Itulah yang ada di kepalanya. Nah, karena itu pula yang menyebabkan para pasien tak bisa datang ke dokter.

Dia pun membebaskan biaya pengobatan pada warganya, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit di Pangkal Pinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan cara itu, pasien puskemas meningkat sampai 300 persen dari 20 orang menjadi 60 orang per hari.

Dua cerita itu jelaslah betapa inisiatif merupakan hal penting bagi
siapa pun dan di mana pun. Inisiatif yang keluar dari tindakan
seseorang akan menentukan kualitas manusia itu sendiri. Alangkah
kacaunya bila semua keputusan, apalagi dalam sebuah keadaan yang genting, harus menunggu perintah dari atasan, dengan alasan tidakingin dianggap salah.

Dalam pekerjaan dan kehidupan yang kita jalani, diperlukan tindakan inisiatif. Inisiatif perlu dilakukan tanpa harus menunggu dahulu apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus melakukan. Pada akhirnya, apa pun inisiatif yang dilakukan seseorang, akan sangat berguna bagi kebanyakan orang lain. Sekecil apa pun tindakan yang dilakukan, sudah jelas akan menghasilkan manfaat yang luar biasa. Selain itu, dengan berinisiatif, menunjukkan sebuah keberanian untuk bertindak

KISAH TAUBAT YANG PALING MENGAGUMKAN

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Imam Muslim dalam Shahihnya , dan juga para penulis kitab sunnah telah meriwayatkan sebuah kisah taubat yang paling mengagumkan yang diketahui oleh manusia. Pada suatu hari Rasulullah
duduk di dalam masjid, sementara para sahabat beliau duduk mengitari beliau. Beliau mengajari, mendidik dan mensucikan (hati) mereka.
Majelis tersebut dipenuhi oleh sahabat besar Nabi .
Tiba-tiba datanglah seorang wanita berhijab masuk ke pintu masjid. Kemudian Rasul pun diam, dan diam pula para sahabat beliau .

Wanita tersebut menghadap dengan perlahan, dia berjalan dengan penuh gentar dan takut, dia lemparkan segenap penilaian dan pertimbangan manusia, dia lupakan aib dan keburukan, tidak takut kepada manusia, atau mata manusia dan apa yang akan dikatakan oleh manusia

Hingga dia sampai kepada Rasulullah, 
kemudian dia berdiri di hadapan beliau, dan mengabarkan kepada beliau bahwa dia telah berzina!!
Dia berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan (maksiat yang mewajibkan adanya) hukuman had (atasku), maka sucikanlah aku!”
Apa yang diperbuat oleh Rasulullah ?!

Apakah beliau meminta persaksian dari para sahabat atas wanita tersebut?
Tidak, bahkan memerahlah wajah beliau hingga hampir-hampir meneteskan darah. Kemudian beliau mengarahkan wajah beliau ke arah kanan, dan diam, seakan-akan beliau tidak mendengar sesuatu. Rasulullah berusaha agar wanita ini mencabut perkataannya, akan tetapi wanita tersebut adalah wanita yang istimewa, wanita yang shalihah, wanita yang keimanannya telah menancap di dalam hatinya. Maka Nabi bersabda kepadanya: “Pergilah, hingga engkau melahirkannya.”

Berlalulah bulan demi bulan, dia mengandung putranya selama 9 bulan, kemudian dia melahirkannya. Maka pada hari pertama nifasnya, diapun datang dengan membawa anaknya yang telah diselimuti kain dan berkata: “Wahai Rasulullah, sucikanlah aku dari dosa zina, inilah dia, aku telah melahirkannya, maka sucikanlah aku wahai Rasulullah!”

Maka Nabipun melihat kepada anak wanita tersebut, sementara hati beliau tercabik-cabik karena merasakan sakit dan sedih, dikarenakan beliau menghidupkan kasih sayang terhadap orang yang berbuat maksiat.Siapa yang akan menyusui bayi tersebut jika ibunya mati? Siapakah yang akan mengurusi keperluannya jika had (hukuman) ditegakkan atas ibunya?

Maka Nabi bersabda: “Pulanglah, susuilah dia, maka jika engkau telah menyapihnya, kembalilah kepadaku.”
Maka wanita itupun pergi ke rumah keluarganya, dia susui anaknya, dan tidaklah bertambah keimanannya di dalam hatinya kecuali keteguhan, seperti teguhnya gunung. Tahunpun bergulir berganti tahun. Kemudian wanita itu datang dengan membawa anaknya yang sedang memegang roti. Dia

berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah menyapihnya, maka sucikanlah aku!”

Dia dan keadaannya sungguh sangat menakjubkan! Iman yang bagaimanakah yang membuatnya berbuat demikian. Tiga tahun lebih atau kurang, yang demikian tidaklah menambahnya kecuali kekuatan iman.
Nabi mengambil anaknya, seakan-akan beliau membelah hati wanita tersebut dari antara kedua lambungnya. Akan tetapi ini adalah perintah Allah, keadilan langit, kebenaran yang dengannya kehidupan akan tegak.
Nabi bersabda: “Siapa yang mengkafil (mengurusi) anak ini, maka dia adalah temanku di sorga seperti ini…” Kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam.
Dalam sebuah riwayat bahwa Nabi memerintahkan agar wanita itu dirajam, kemudian beliau menshalatinya. Maka berkatalah Umar : “Anda menshalatinya wahai Nabi Allah, sungguh dia telah berzina.” 
Maka beliau bersabda:
“Sungguh dia telah bertaubat dengan satu taubat, seandainya taubatnya itu dibagikan kepada 70 orang dari penduduk Madinah, maka taubat itu akan mencukupinya. Apakah engkau mendapati sebuah taubat yang lebih utama dari pengorbanan dirinya untuk Allah ?” (HR. Ahmad)

Sesungguhnya ini adalah rasa takut kepada Allah. Sesungguhnya itu adalah perasaan takut yang terus menerus berada pada diri wanita mukminah tersebut saat dia terjerumus ke dalam jerat-jerat syetan, dia menjawab jerat-jerat tersebut pada saat lemah. Ya, dia telah berbuat dosa, akan tetapi dia

berdiri dari dosanya dengan hati yang dipenuhi oleh iman, dan jiwa yang digerakkan oleh panasnya maksiat. Ya, dia telah berdosa, akan tetapi telah berdiri pada hatinya tempat pengagungan terhadap Dzat yang dia bermaksiat kepada-Nya. Sesungguhnya ini adalah taubat sejati wahai hamba-hamba Allah.
Ya, ini taubat nashuha wahai hamba-hamba Allah. 

STRATEGI MARKETING PEDAGANG SALAK DARI JOGJA

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi 
oleh-oleh dari Jawa
Supriyadi

Ketika bus berhenti disebuah teminal, seorang pedagang memanggul sekarung punuh berisi buah salak naik ke bus yang saya tumpangi.

Kesan Pertama Begitu Menggoda
Baju sederhana, jenggot tipis, tanda bekas sujud dan wajah sumringah serta tutur kata santun, grapyak lan sumanak (ramah maksudnya) itulah yang nampak dari pedagang yang satu ini. Dengan santun dia meminta izin ke sopir dan kondektur untuk menggelar dagangannya di dalam bus.


Belum terjual sudah berinfak
Inilah yang berbeda dengan pedagang lainnya, setelah menurunkan sekarung dagangannya yang pertama dia lakukan adalah mengambil sekantong plastik/kresek/asoi penuh salak spesial untuk sopir dan kondektur sambil berkata "monggo pak sopir dicicipi salak pondoh asli, manis"


Strategi promosi yang mantab, full promise
"Monggo Bapak, Ibu dicicipi rumiyen  salak pondoh asli, mboten tumbas mboten nopo-nopo" (mari Bapak ibu dicicipi dulu salak pondoh asli, tidak beli tidak apa-apa) katanya sambil membagi salak pondohnya keseluruh penumpang bus. Setelah selesai memberi setiap penumpang satu buah salak untuk dicicipi kemudian mulailah dia menawarkan dagangannya. Ketika ada yang masih ragu-ragu dia memberi sebuah salak lagi untuk dicicipi.


Total Quality Management
"Bapak, Ibu monggo beli salak pondoh asli untuk oleh-oleh, dijamin manis, tidak usah ragu karena semua sudah diseleksi besar-kecil rasanya sama". Pedagang ini nampaknya sudah tahu betul keraguan calon pembeli tentang kualitas salak dagangannya, mungkin kita pernah mengalami membeli salak yang ternyata asam dan sepet. Maka dia menyeleksi barang dagangannya sehingga terjamin kualitasnya, terbukti tidak satupun penumpang yang protes tentang rasa salaknya. 
Hasilnya sampai kursi belakang sekarung salak dagangannya ludes terjual.


Diakhiri dengan berinfak lagi
Sebelum turun dari bus pedagang salak ini memberikan uang Rp 15.000,-(setara 30 buah salak) untuk pak sopir dan kru. Baru kali ini saya melihat pedagang asongan seperti ini, memulai dan mengakhiri berdagang dengan berinfak. Sopir juga kelihatan senang sekali dengan pedagang yang satu ini,terbukti dari pembicaraan dengan kru nya setelah pedagang itu turun.


Pembaca yang budiman, dari kisah nyata diatas kita dapat mengambil hikmah yang besar. Untuk sukses dalam bisnis marketing kita dapat mencontohnya. Mumulai dengan kebaikan, strategi promosi yang tepat, total quality management, sikap ramah dan selalu bersyukur serta infak adalah kunci keberhasilan dalam pemasaran. Wallahu a'lam

Source
http://supriyadi-teknologi.blogspot.com/

KISAH NYATA BEREBUT CINTA DENGAN BANDAR NARKOBA


Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Masyarakat  Indonesia mengenalnya sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ronny Pattinasarany mengawali kariernya sebagai pemain sepakbola pada 1970 saat terpilih sebagai anggota tim PSSI Yunior ke Manila. Laki-laki kelahiran Makassar, 9 Februari 1949 ini sebelum menjadi pemain profesional, sempat dibesarkan di PSM Yunior. Dia hampir selalu dipercaya menjadi anggota tim nasional selama kurun waktu 1979-1985. Ronny adalah pemain All Star Asia, olahragawan terbaik Indonesia. Medali perak SEA Games pernah dia sumbangkan untuk Tim Merah Putih. Dari sepakbola, Ronny mendapatkan segalanya, termasuk uang. Menikah dengan Stella Maria, pasangan ini dikaruniai tiga orang anak (dua laki-laki dan satu perempuan), masing-masing Robenno Pattrick (Benny), Henry Jacques (Yerry), dan Tresita Diana.

Namun, di balik kesuksesannya di dunia persepakbolaan, Ronny memiliki kenangan buruk tersendiri menyangkut dua anak laki-lakinya. Kesibukannya mengurus sepakbola membuat waktunya untuk keluarga berkurang. Akibat kurang perhatian, kedua putranya pun terlibat penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Mereka kecanduan narkoba mulai dari yang ringan hingga yang paling berat (putau).

Adalah putra kedua Ronny, Henry Jacques (Yerry), yang pertama kali kecanduan narkoba. Yerry mengenal dan mengakrabi barang haram itu (putau) saat masih duduk di kelas satu SMP. Ketika itu Ronny berdomisili di Gresik, karena tugasnya sebagai pelatih Petrokimia Gresik.

Atas saran para sahabatnya, Ronny membawa Yerry ke dokter tenar di bidang rehabilitasi kecanduan narkotika di Jakarta. Dokter Al Bachri Husin dan Prof. dr. Dadang Hawari menjadi pilihan Ronny. Hasilnya lumayan memuaskan, Yerry tidak sakaw lagi. Namun, kisah Ronny melawan narkotika tidak berhenti sampai di situ.

Beberapa bulan kemudian, Yerry kambuh. Kenyataan ini membuat batin Ronny benar-benar terpukul. Dia merasa bahwa Yerry tidak akan sembuh jika dia tidak mendampinginya.Tahun 1985, disebut Ronny, sebagai tahun bagi dirinya untuk melawan narkoba. Pada tahun itu, dia mengambil keputusan yang sangat berat dalam perjalanan kariernya sebagai pemain dan pelatih sepakbola. "Saya dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit, sepakbola atau menyelamatkan anak. Saya pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan sepakbola, kembali ke Jakarta meskipun pada saat itu saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan," ungkap Ronny.Keputusan seperti itu tentu saja mengejutkan sang istri, Stella. "Saya benar-benar kaget dan tidak siap menghadapi peristiwa seperti itu," katanya.

Ronny menguatkan sang istri agar tegar menghadapi cobaan ini. "Mama juga jangan malu. Ini musibah. Mungkin kita sedang ditegur Tuhan," kata Ronny kepada Stella. Selama berkarier di sepakbola, Ronny mengaku jauh dari Tuhan. Ternyata, menurut pengakuan Yerry, dia sudah mengenal narkoba sejak masih di kelas enam SD dari seorangpenjual minuman ringan yang membuka warung di depan sekolahnya. Nipam adalah jenis narkoba yang pada mulanya diperkenalkan kepada Yerry.

"Kalau kamu pakai ini akan membuat kamu lebih happy, bahagia," kata Yerry menirukan ucapan sang penjaja minuman. Diberikan secara cuma-cuma, Yerry menerima begitu saja "barang haram" tersebut. "Awalnya saya memang tidak tahu. Setelah itu saya diberi ganja, pil BK, ecstasy,dan putau," ujar Yerry. Narkoba yang pada mulanya diberikan secara gratis itu akhirnya harus ditebus dengan cara membeli manakala Yerry mulai ketagihan.

Ketergantungan Yerry kepada narkoba semakin kuat. Ronny semakin terpukul, apalagi kalau melihat Yerry sedang sakaw (ingin mengonsumsi narkoba). "Kalau tengah malam dia sakaw, dan saya tidak punya uang, saya peluk dia semalaman. Paginya saya cari pinjaman untuk beli narkoba."

Ronny memang sering tidak tega. Saat Yerry sudah tidak kuat, Ronny bahkan mengantarkan anak tercintanya itu ke bandar narkoba untuk mendapatkan barang berbahaya itu. "Pa.... Yerry nggak kuat," rintih Yerry saat barang itu sudah ada di tangan Ronny dan tidak tahan untuk segera mengonsumsinya. "Tahan ya Yer, paling sepuluh menit lagi," jawab Ronny yang berharap agar Yerry menikmati narkoba itu di rumah. Tidak tega melihat anaknya terus merintih, Ronny akhirnya membiarkan Yerry mengonsumsi putau
di tengah perjalanan.

Ronny tidak punya pilihan lain. Perbedaan antara rasa kasih sayang terhadap anak dan mencelakakan anak menjadi begitu sangat tipis. "Di satu sisi saya ingin membantu agar anak tidak kesakitan, tapi di sisi lain, pelan pelan saya sebenarnya membunuh anak saya sendiri. 

Ini pilihan yang amat sulit. Tapi biarlah Tuhan yang tahu," kata Ronny dengan mata berkaca-kaca. Ronny juga pernah harus menahan malu dan pedih ketika dia dan Yerry diteriaki "mating" ketika datang ke sekolah Yerry. Pasalnya teman-teman sekolah menuduh Yerry mencuri uang salah seorang murid. Ronny yang pada saat itu sedang menganggur, sering menjual barangnya untuk membeli putau bagi anaknya. "Saya tidak tega melihat anak-anak tersiksa. Saya sampai utang sana-sini untuk membeli putau," papar Ronny. Itulah cara yang diyakini Ronny bisa untuk membimbing Yerry kembali ke jalan yang benar. Tidak mudah memang, sebab Yerry berkali-kali jatuh ke lubang yang sama. Setelah "sembuh", godaan untuk memakai lagi begitu kuat.

Karena ulah Yerry yang semakin sulit dikendalikan,Ronny minta kepada anak pertamanya, Robennd Pattrick (Benny) untuk menjaga sang adik. Belakangan, Benny ternyata "setali tiga uang" dengan Yerry. Ketika duduk dibangku SMP, Benny diam-diam juga sudah mengonsumsi narkoba setelah teman-teman di sekolahnya menawarkan zat berbahaya itu. "Pakai deh, pokokriya enak banget. Kalau nggak pakai, kamu bukan anak gaul," begitu iming-iming yang disampaikan teman-temannya kepada Benny.

Suatu ketika saat sakaw, Benny malah pernah minta narkoba ke adiknya. Permintaannya ditolak Yerry. Dengan berbagai cara, Benny membujuk Yerry. "Sudahlah jangan khawatir. pokoknya beres. Papa pasti membantu memberikan uang." kata Benny yang kemudian membuat Yerry takluk.

Sejak itu, mereka pun mengonsumsi narkoba bersama-sama. Benny mengibaratkan dirinya yang dipercaya untuk menjaga Yerry sebagai "malaikat sekaligus iblis. " Benny malah lebih parah ketimbang adiknya, karena memakai narkoba di luar rumah. Dia kerap tidak pulang dan menginap di rumah bandar narkoba. Jika sakaw datang, Yerry dan Benny selalu memaksa minta uang kepada orangtuanya untuk membeli putau. Kalau tidak diberi,mereka sering kali mencuri barang milik orangtuanya.

Karena suka mencuri, Benny dan Yerry sering dikucilkan oleh keluarga besar Ronny dan Stella. Itu diakui Yerry dan Benny. 

"Pokoknya kunci dan model gembok apa saja yang dipakai Mama untuk menyimpan uang, bisa kami bongkar. Uang yang paling aman yang tidak bisa kami curi adalah yang masih disimpan di kantong Mama," kata Benny. Karena tidak ada uang, sementara mereka sedang sakaw, suatu hari Benny dan Yerry nekat membuka garage sale dengan menjual barang apa saja milik orangtuanya.


Saat itu Ronny dan Stella sedang ke luar kota. Medali olah-raga, cincin kawin, barang antik milik Ronny dan Stella mereka obral habis-habisan. Bahkan, "Rice cooker yang masih ada nasinya kami jual," kata Benny. Dari aksi "great sale" itu, mereka Mendapatkan uang "cuma" 5 juta. Setelah itu hampir sebulan mereka tidak pulang. Benny dan Yerry waktu itu lebih sering tidur dirumah bandar.

Ronny dan Stella juga kerap minta Tresita Diana, adik Benny dan Yerry, untuk menjaga kakak-kakaknya. Tapi Tresita malah jadi bulan-bulanan sang kakak. "Saya malah dibentak-bentak dan diminta tinggal dirumah lalu dikunci dari luar," katanya.

Diperlakukan seperti itu, Tresita bisa memahami, sebab Bagaimanapun juga kakak-kakaknya sebenarnya adalah orang baik. Mereka melakukan perbuatan seperti itu, karena terpaksa. Situasi dan tuntutan untuk menetralisasi kecanduan pada narkobalah yang membuat Benny dan Yerry memperlakukan dirinya seperti itu. "Saya tahu, kakak-kakak sebenarnya nggak having fun,"
katanya.

Apa yang dikatakan Tresita benar adanya. Yerry berterus terang, "Saya nggak mau seperti itu (kecanduan narkoba)," katanya. Oleh sebab itu pada suatu hari, dia mencoba bunuh diri dengan minum racun serangga. Dia melakukannya diam-diam di kamar. Dia melakukan itu semua dengan kesadaran penuh, "Sebab lebih baik saya tidak ada di dunia ini daripada menyusahkan orang lain, terutama Papa dan Mama," ujar Yerry. Yerry pun sudah menyiapkan surat "wasiat" buat Ronny Pattinasarany. Intinya, jauh lebih baik dia mati daripada hidup tapi menyusahkan orang lain. "Kalau saya mati, jangan salahkan Mama," begitu antara lain isi surat Yerry.

Pagi hari, meskipun sudah menenggak racun serangga, Yerry tetap terjaga. Dia merasa dirinya sudah mati dan berada di dunia lain, namun yang aneh, mengapa posisinya masih berada di dalam kamar. "Tuhan rupanya masih menghendaki saya hidup," katanya.

Sang kakak, Benny, mengaku juga sudah frustrasi dengan lembaran kehidupannya yang hitam. Dia menyadari berlari ke narkoba ternyata bukan solusi untuk menyelesaikan masalah putus cinta sewaktu di kelas tiga SMA.

Ronny sendiri, meskipun beban yang ditanggung sangat berat, dia tidak mau menyalahkan anak-anaknya. Dia tetap merawat putranya dengan penuh kasih dan cinta.Saat mengantarkan anaknya membeli narkoba dirumah bandar, dalam pikirannya sering dia berniat untuk membunuh bandar narkoba. Namun saat niat buruk itu datang, Tuhan menegurnya. "Ngapain ngurusin bandar,jauh lebih baik ngurusin anak. Saya berusaha berebut kasih sayang dengan bandar," katanya.

Ronny yang gemar bermain musik itu menyimpulkan musibah yang dia alami sebagai teguran dari Tuhan. Selama berkarier di sepakbola, dia merasa jauh dari Tuhan.Ronny lalu mulai memperbaiki kehidupan rohaninya. Suatu saat, dia dikenalkan dengan seorang pendeta oleh rekannya. Pendeta tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi kedua anaknya untuk sembuh. Kasih sayang yang diberikan kedua orangtuanya, dan petuah dari pendeta membuat Yerry berangsur lepas dari jeratan narkoba. Benny pun akhirnya mengikuti jejak sang adik.

Perjuangan berat Ronny untuk melepaskan kedua anaknya dari pengaruh narkoba membuatnya tergerak untuk membagi pengalamannya pada orangtua yang mengalami masalah serupa. Bersama kedua anaknya, dia sering menjadi pembicara dalam diskusi mengenai narkotika. Pengalaman Ronny itu bahkan telah dibukukan berjudul Dan, Kedua Anakku Sembuh dari Ketergantungan Narkoba.

Ronny bercita-cita untuk memiliki yayasan yang khusus memberikan bantuan kepada korban narkotika. "Orang yang kecanduan narkotika jangan dimusuhi. Dia harus disayangi agar bisa sembuh. Jika itu menimpa kepada anak kita, Bagaimanapun nakalnya mereka. kita tidak boleh malu. Kewajiban orangtua untuk mengurus dan mendidik anak, sebab mereka adalah titipan Tuhan," pesan Ronny.

Sayang memang, banyak orangtua yang lalai dalam mendidik dan memperhatikan pergaulan anak-anaknya. Veronica Colondam dalam bukunya Raising Drug-Free Children mengungkapkan pihak yang paling akhir mengetahui bahwa seseorang menjadi pecandu narkoba adalah orang tuanya sendiri. "Yang pertama kali mengetahui justru teman-temannya," ungkap Veronica.

Fakta tersebut diperoleh aktivis antinarkoba itu setelah dia melakukan penelitian terhadap lebih dari 600 pecandu narkoba. Dalam Kick Andy, Veronica mengungkapkan, para pecandu narkoba rata-rata berusia 15-24 tahun. Sebagian besar atau 6 dari 10 pecandu mengonsumsi narkoba di rumah sendiri.Celakanya, masih menurut Veronica, banyak orangtua yang kemudian "cuci tangan" begitu mengetahui anaknya terlibat narkoba. "Mereka membayar dimuka ke pusat rehabilitasi untuk merawat anaknya. Setelah itu mereka pindah alamat," katanya.

Sebagian besar pecandu narkoba seperti halnya Yerry dan Benny awalnya adalah coba-coba. Indarta dan Andi,pemakai narkoba yang kini dalam proses rehabilitasi, juga mengaku coba-coba. Oleh sebab itu, pesan Indarta yang juga hadir dalam acara Kick Andy, "Jangan coba-coba!" Ya, jangan coba-coba jika tidak mau mati. Simak pengakuan Lido (nama samaran) yang dihadirkan di Kick Andy. Dia adalah bandar narkoba yang kerap memasok barang haram itu ke daerah-daerah, antara lain ke Lombok.

Setiap kali kirim seberat 1-2 kg. Dari sini dia memperoleh keuntungan 5 juta rupiah. Selain pemasok, dia juga pengguna. Berkali-kali polisi berusaha menangkapnya, tapi selalu lolos. "Pernah polisi menembak saya sampai empat kali, tapi selalu tidak kena,"katanya.

Dari mana dia mendapatkan narkoba? Jangan kaget,racun maut itu diperoleh setelah mendapatkan informasi dari kawan-kawan, juga dari polisi setelah mendapatkan barang sitaan.Seperti apa kualitas narkoba yang belakangan ini dikonsumsi para pecandu? Lido menjelaskan, sejak tahun 1999, jenis-jenis narkoba itu sudah dicampur dengan unsur-unsur lain. Memberikan contoh, dia mengatakan, putau sudah dicampur dengan tawas. "Kalau barang ini disuntikkan ke pemakai, pembuluh darahnya bisa pecah dan
pemakainya bisa langsung meninggal," katanya.

Sementara Benny yang kini bertobat mengingatkan anak-anak muda untuk menghormati orangtua, seperti apa pun keadaan mereka. "Saat kita menghadapi masalah,teman-teman di geng tidak pernah membantu dan mendampingi kita. Yang selalu mendampingi kita adalah orangtua, bukan siapa-siapa," katanya.
Sejak tidak lagi menggunakan narkoba, Benny menjadi pemusik untuk lagu-lagu rohani. Dia mengaku telah kehilangan banyak waktu dan kesempatan saat terbuai oleh narkoba. "Saya kehilangan pergaulan, saya kehilangan teman-teman. Itu suatu kehilangan bagi saya," kata Benny.

Sementara Yerry kini menjadi pelayan Tuhan setelah mengikuti Sekolah Alkitab. Ia juga aktif membantu para
pecandu narkoba agar bisa sembuh.Sebagai wujud menebus "dosa" terhadap kedua orangtuanya, di akhir acara Kick Andy, Yerry dan Benny membelikan cincin kawin untuk Ronny dan Stella. Yerry dan Benny sadar cincin kawin yang mereka berikan kepada orangtuanya pada acara itu semahal apa pun tidak sebanding dengan pengorbanan yang diberikan oleh orangtua mereka. Ronny atas seizin Tuhan telah berhasil memperebutkan cinta dengan bandar narkoba atas kedua anaknya.

"Saya tidak rela kehilangan cinta kasih kepada anak-anak saya," katanya. Ronny Pattinasarany kini bisa bernapas lega karena kedua anaknya benar-benar sembuh dari ketergantungan narkoba. Kini dentingan piano dan alunan lagu rohani kerap bergema dari kediaman keluarga Ronny di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat. "Saya merindukan mereka menjadi anak-anak Tuhan," kata Ronny.

PENASARAN,KENAPA TIDAK PUNYA MOBIL

Tampang bingung. Itulah gambaran yang bisa dilukiskan di wajah seorang bocah 6 tahun, saat melihat lalu-lalangnya kendaraan di jalan. Bocah itu seakan tidak memperdulikan hilir mudik orang-orang yang melaluinya bahkan ada beberapa orang yang hampir menendangnya. Dia pun seakan tidak senang saat beberapa orang yang lewat memasukan uang receh ke dalam kaleng yang sengaja di simpan di depannya.

“Sudah dapat berapa Ujang?” sapa seorang wanita umur 40 tahunan yang mengagetkan si Ujang. Si Ujang menengok wanita yang nampak lebih tua dari umur sebenarnya. Wanita itu tiada lain adalah ibunya yang sama-sama membuka praktek mengemis sekitar 100-200 meter dari tempat si Ujang mengemis.
“Nggak tahu Mak, hitung aja sendiri,” jawab si Ujang sambil melihat kaleng yang ada di depannya. Tanpa menunggu, wanita yang dipanggil Emak itu mengambil kaleng yang ada di depan si Ujang. Kemudian isi kaleng tersebut ditumpahkan ke atas kertas koran yang menjadi alas mereka duduk.
“Lumayan Ujang, bisa membeli nasi malam ini. Sisanya buat membeli kupat tahu besok pagi.” Kata si Emak sambil tersenyum lebar, karena rezeki malam itu lebih banyak dari hari-hari biasanya.
“Mak…” kata si Ujang tanpa menghiraukan ucapan ibunya, “koq orang lainpunya mobil? Kenapa Emak nggak punya?” Tanya si Ujang sambil menatap wajah ibunya.
“Ah, si Ujang mah, aya-aya wae, boro-boro punya mobil, saung aja kita mah nggak punya.” kata si Emak sambil tersenyum. Si Emak kemudian membungkus uang yang telah dipisahkannya untuk besok dengan sapu tangan yang sudah lusuh dan dekil.
“Iya, tapi kenapa Mak?” Rupanya jawaban si Emak tidak memuaskan si Ujang.
“Ujang …. Ujang….” kata si Emak sambil tersenyum. “Kita tidak punya uang banyak untuk membeli mobil.” kata si Emak mencoba menjelaskan. Tetapi nampaknya si Ujang belum puas juga,
“Kenapa kita tidak punya uang banyak Mak?” tanyanya sambil melirik si Emak.
“Kitakan cuma pengemis, kalau orang lain mah kerja kantoran jadi uangnya banyak.” kata si Emak yang nampak akan beranjak. Seperti biasa sehabis matahari tenggelam si Emak membeli nasi dengan porsi agak banyak dengan 3 potong tempe atau tahu. Satu potong untuk si Emak sedangkan 2 potong untuk si Ujang anak semata wayangnya.
Sekembali membeli nasi, si Ujang masih menyimpan pertanyaan. Raut wajah si Ujang masih nampak bingung.
“Ada apa lagi Ujang?” kata si Emak sambil menyeka keringat di keningnya.
“Kenapa Emak nggak kerja kantoran saja?” tanya si Ujang dengan polosnya.
“Siapa yang mau ngasih kerjaan ke Emak, Emak mah orang bodoh, tidak sekolah.” Jawab si Emak sambil membuka bungkusan yang dibawanya.
“Udah …, sekarang makan dulu mumpung masih hangat!” Kata si Emak sambil mendekatkan nasi ke depan si Ujang. Si Ujang yang memang sudah lapar langsung menyantap makanan yang ada di depannya.
“Kenapa Emak nggak sekolah?” tanya si Ujang sambil mengunyah nasi plus tempe.
“Orang tua Emak nggak punya uang, jadi Emak nggak bisa sekolah.”
“Ujang bakal sekolah nggak?” kata si Ujang sambil menatap mata si Emak penuh harap.
Emak agak bingung menjawab pertanyaan si Ujang. Lamunan Emak menerawang mengingat kembali mendiang suaminya, yang telah mendahuluinya. Mata si Emak mulai berkaca-kaca. Karena gelapnya malam, si Ujang tidak melihat butiran bening yang mulai menuruni pipi wanita yang dipanggil Emak tersebut. Karena tak kunjung dijawab, si Ujang bertanya lagi

“Kalau Ujang nggak sekolah, nanti kayak Emak lagi dong. Iya kan Mak?”
Pertanyaan Ujang makin menyesakan dada si Emak. Siapa yang ingin punya anak menjadi pengemis, tetapi si Emak bingung harus berbuat apa. Si Emak cuma melanjutkan menghabiskan nasi sambil menahan tangisnya. Akhirnya si Ujang pun diam sambil mengunyah nasi yang tinggal sedikit lagi. Deru mesin mobil menemani dua insan di pinggir jalan yang sedang menikmati rezeki Allah SWT yang mereka dapatkan. Diterangi lampu jalan mereka pun mulai berbenah untuk merebahkan diri. Di kepala si Ujang masih penuh tanda tanya, mau jadi apa dia kelak. Apakah akan sama seperti Emaknya saat ini?

Source
http://www.motivasi-islami.com/

KISAH SI PENJUAL IKAN

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Seseorang mulai berjualan ikan segar dipasar. Ia memasang papan pengumuman bertuliskan "Disini Jual Ikan Segar"

Tidak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya. "Mengapa kau tuliskan kata :DISINI ? Bukankah semua orang sudah tau kalau kau berjualan Dsini , bukan Disana?"

"Benar juga!" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "DISINI" dan tinggallah tulisan "JUAL IKAN SEGAR".

Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya.

"Mengapa kau pakai kata SEGAR ? bukankah semua orang sudah tau kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?"

"Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "SEGAR" dantinggallah tulisan "JUAL IKAN"

Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke tiga yang juga menanyakantulisannya : "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tau kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?"

Benar juga pikir si penjual ikan,, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalah tulisan "IKAN"

Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung ke 4, yang juga menanyakan tulisannya : "Mengapa kau tulis kata IKAN?, bukankah semua orang sudah tau kalau ini Ikan bukan Daging?"

"Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.

RENUNGAN :
Sahabat, Bila kita ingin memuaskan semua orang, maka yakinlah itu hal yang mustahil.... atau bahkan kita malah justru merugikan diri sendiri
Sudah menjadi fitrah manusia untuk berbeda pendapat. Terbukti perumahan mungil mungil yang dulunya sama semua, dalam hitungan tahun sudah menjadi beda semua...


Jadi utamakan suara hati anda... biarlah orang lain berpendapat..., tapi saringlah, cerna kembali pendapat mereka... apakah sesuai dengan kata hati anda?... jika tidak, maka tegaslah tuk mengatakan... "Tidak!... maaf"

4 KISAH ORANG MISKIN HARTA NAMUN KAYA HATI

1. Thomas Cannon

Thomas Cannon sebenarnya kurang tepat disebut miskin karena dia bekerja di US Postal Service (semacam PT Pos Indonesia, red) dengan gaji tak lebih dari US$ 20 ribu alias Rp 200 juta per tahun, jumlah yang termasuk kecil di Richmond, AS sejak tahun 1972. Namun sejak itu Thomas mendonasikan sebagian gajinya untuk mendukung tenaga sukarelawan di sekolah.


Kendati Thomas harus menghidupi 2 anak laki-laki dan istrinya, itu tak menghalangi Thomas untuk berderma. Thomas mencari orang-orang yang membutuhkan bantuan dari harian lokal Times-Dispatch di Richmond, Virginia, AS.

Setelah pensiun tahun 1983, Thomas dan istri menghabiskan hidupnya dalam kesederhanaan, agar penghasilan pensiunnya bisa didermakan.

"Kami hidup sederhana, jadi kami bisa menyisihkan uang untuk didermakan. Orang-orang mengatakan bagaimana Anda bisa hidup dengan itu. Well, bagaimana dengan orang-orang yang bisa membeli mobil dan kapal? Daripada begitu, kami tetap menjaga standar hidup kami di bawah rata-rata. Saya mendapatkan uang dari tempat yang sama di mana orang-orang mendapatkan uang untuk hal-hal lain," kata Thomas.

Setelah itu, Thomas didiagnosa menderita kanker usus besar. Namun dia tidak menyerah dan malah mengisi hari-harinya dengan mengajar di suatu komunitas di Richmond, bagaimana menghadapi kematian tanpa takut.

"Manusia ini secara konstan akan pergi dengan mati, serta datang dengan kelahiran. Ini fenomena alam yang sudah ada sejak awal penciptaan. Ini hanya pergeseran menjadi dan kesadaran dari satu dimensi ke eksistensi yang lain," kata Thomas yang akhirnya wafat pada usia 79 tahun pada 4 Juli 2005.
=========================================================================
2. Daw Duo Chi

Daw Duo Chi, nenek berusia 76 tahun, korban Topan Nargis di Myanmar cepat mengambil tabungan bambuny.


"Rumah saya hancur karena topan, dan saya akan tinggal di rumah anak atau saudara saya. Saya hanya punya 100 Kyat (sekitar US$ 30 atau Rp 300 ribu)," kata Daw.

Dia mendonasikan uang tersisa yang dimilikinya, yang tak banyak itu, untuk membantu orang lain. Daw kemudian sangat senang setelah menyumbang, dia bernyanyi dan menari setelah itu. Dan mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan hal yang sama, demikian seperti dilansir dari tw.tzuchi.org.
========================================================================
3. Aiam Chabhiranon

Seorang pria difabel dengan kesulitan berjalan dan memakai tongkat berusia 61 tahun, Aiam Chabhiranon. Aiam diketahui hidup sebatang kara.


Dengan kondisi difabelnya seperti itu, tak banyak yang bisa dia lakukan. Dia menghabiskan waktu dari pagi hingga petang mengemis di jalanan Wat Rai Khing, di kawasan kuil Nakhon Pathom, Distrik Sam Phran, 56 km dari Bangkok Thailand.

Pada 9 April 2011 lalu, ada kejadian menghebohkan ada seorang pengemis tak dikenal menyumbang 400.042 Baht alias Rp 125 juta ke kuil itu agar para jamaah kuil bisa membeli bunga teratai. Diketahui kemudian pengemis itu adalah Aiam.

Aiam sudah mengemis di dekat kuil itu selama 35 tahun. Di dekat kuil itu, Aiam meletakkan kotak besi kecilnya untuk mengumpulkan uang, dengan kantong plastik besar untuk menyimpan uangnya.

"Saya memberikan semuanya pada para biksu," kata Aiam seperti dilansir Bangkok Post, 5 Mei 2011 lalu.

Kuil itu sendiri selama ini melarang para pengemis untuk mangkal di tempat sekitarnya, tapi pengecualian buat Aiam, selama dia tidak mengganggu orang lain.

Porntep Patthawee (40), seorang yang telah bekerja di kawasan Wat Rai Khing selama 3 tahun mengatakan, Aiam yang difabel dan rendah hati itu mengundang simpati orang-orang yang melihatnya.

"Paman Aiam tidak meminta uang, dia hanya duduk di sana dan diam," kata Porntep.

Porntep tak tahu benar sejak kapan Aiam mendonasikan hasil mengemisnya itu. Dia ingat, pertama-tama Aiam memberikan ribuan Baht, kemudian puluhan ribu Baht dan hingga ratusan ribu Baht bila dijumlahkan dalam setahun.
========================================================================
4. Xu Chao

Seorang pengemis gelandangan, Xu Chao (60), mendonasikan hasil mengemisnya untuk menolong korban gempa Sichuan.


Pertama Xu yang berbaju gembel ini menyumbang 5 Yuan (Rp 7.694) di pagi hari, kemudian di sore harinya dia memasukkan lagi 100 Yuan (Rp 153.884) sambil bergumam, "Untuk korban di kawasan bencana".

Aksi dermawan Xu ini kontan mengundang perhatian luas di kawasan Nanjing, Provinsi Jiangsu. Media lantas mengangkat sosoknya.

Tak cuma Xu, dalam waktu yang sama, di Provinsi Hunan, perempuan tua penyemir sepatu yang tak diketahui namanya di wilayah Shuangfeng mendonasikan 182 Yuan (Rp 280.069), seluruh penghasilannya hari itu.

"Ini bukan pertama kalinya saya melihat perempuan itu memberikan uangnya di kotak amal. Saya tidak tahu pasti, tapi sedikitnya dia melakukan itu 10 kali," kata pejabat Departemen Sosial lokal, Wang Yang, seperti dilansir english.china.com pada 22 Mei 2008 lalu.

Perempuan itu memberikan 60 Yuan di pagi hari, kemudian dia bekerja lagi menyemir sepatu yang sepasangnya dihargai 1 atau 2 Yuan. Setiap dia mengumpulkan 20 Yuan, dia memasukkan uang itu ke kotak amal, setelah itu bekerja lagi.

Nah, orang-orang macam ini, yang tak terpublikasi, masih banyak di dunia, lihat sekitar kita...

KISAH TAE HO, SEORANG BOCAH TANPA LENGAN YANG BERJIWA BESAR


Tae-Ho adalah seorang anak lelaki asal Korea Selatan yang dilahirkan ke dunia ini dengan keadaan khusus: anggota tubuh yang tidak lengkap. Ia tidak memiliki lengan dan pada bagian
kakinya hanya terdapat empat jari. Tim medis yang menangani proses kelahirannya (tahun 2000), memprediksi bahwa bocah malang ini tidak memiliki kemungkinan bertahan hidup hingga 10 tahun.

Seakan-akan ketidakberuntungan yang menimpanya belum cukup, tak lama setelah lahir, Tae-Ho ditinggalkan oleh orangtua kandungnya sendiri karena mereka tidak tahan melihat kondisi anak yang telah dilahirkannya. Maka, Tae-Ho pun dikirim ke panti asuhan di Seung Ga-Won, Korea Selatan oleh Holt (Children Service Incorporated).

Lantas, apa yang terjadi pada Tae-Ho? Ia masih hidup sampai saat ini. Usianya 12 tahun dan ia telah tumbuh menjadi anak yang mandiri dan menyenangkan. Meskipun memiliki kekurangan, ia tidak mau bergantung pada orang lain dan tidak mudah menyerah. Semua kegiatan ia lakukan sendiri termasuk makan dan mengganti pakaian.

Lihatlah keseharian Tae-Ho, Terbukti kan, bahwa Tae-Ho adalah anak lelaki yang berhati teguh dan berpikiran positif ? Ia selalu menghadapi segala hal dengan senyuman. Ketika ditanya, apakah ia mengalami kesulitan karena keadaan tubuhnya, ia menjawab, "Tidak, saya baik-baik saja!" Bahkan Tae-Ho selalu membantu saudara-saudaranya di panti asuhan. Tae-Ho pun mampu menjalani kegiatan belajar dan bermain di sekolah seperti anak-anak normal lainnya.

Kisah Tae-Ho ini tentunya dapat menginspirasi kita, di balik kekurangannya terdapat jiwa besar yang sangat luar biasa! Melalui Te-Ho pula, kita diingatkan untuk selalu mensyukuri kehidupan (apalagi jika kita memiliki tubuh yang sempurna). Kombinasikan jiwa positif, semangat teguh, dan senyuman, maka kehidupan yang cerah ada di tangan kita semua.

Source