BIGRAFI DAN KISAH KEJUJURAN POLISI "HOEGENG IMAM SANTOSO"

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Hoegeng Imam Santoso (lahir di PekalonganJawa Tengah14 Oktober 1921 – meninggal 14 Juli 2004 pada umur 82 tahun) adalah salah satu tokoh militer dan kepolisian Indonesia dan juga salah satu penandatangan Petisi 50

LATAR BELAKANG 

Dia masuk pendidikan HIS pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke MULO (1934) dan menempuh sekolah menengah di AMSWesters Klasiek (1937). Setelah itu, dia belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940. Sewaktu pendudukan Jepang, dia mengikuti latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943). Baru dia diangkat menjadi Wakil Kepala Polisi Seksi II Jomblang Semarang (1944), Kepala Polisi Jomblang (1945), dan Komandan Polisi Tentara Laut Jawa Tengah (1945-1946). Kemudian mengikuti pendidikan Polisi Akademi dan bekerja di bagian Purel, Jawatan Kepolisian Negara.
Mas Hoegeng di luar kerja terkenal dengan kelompok pemusik Hawaii, The Hawaiian Seniors. Selain ikut menyanyi juga memainkan ukulele. Sering terdengar di Radio Elshinta dengan banyolan khas bersama Mas Yos.



KARIER KEPOLISIAN 
Banyak hal terjadi selama kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. Pertama, Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes Polri. Hasilnya, struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Kedua, adalah soal perubahan nama pimpinan polisi dan markas besarnya. Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabak).
Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.

Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School pada Military Police School Port Gordon, George, Amerika Serikat. Dari situ, dia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952). Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatera Utara (1956) di Medan. Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan Brimob dan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara (1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965), dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus menanjak. Di situ, dia menjabat Deputi Operasi Pangak (1966), dan Deputi Men/Pangak Urusan Operasi juga masih dalam 1966. Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara (tahun 1969, namanya kemudian berubah menjadi Kapolri), menggantikan Soetjipto Joedodihardjo. Hoegeng mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 2 Oktober 1971, dan digantikan oleh Drs. Mohamad Hasan.

PENGHARGAAN
Atas semua pengabdiannya kepada negara, Hoegeng Imam Santoso telah menerima sejumlah tanda jasa,

  • Bintang Gerilya
  • Bintang Dharma
  • Bintang Bhayangkara I
  • Bintang Kartika Eka Paksi I
  • Bintang Jalasena I
  • Bintang Swa Buana Paksa I
  • Satya Lencana Sapta Marga
  • Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II)
  • Satya Lencana Peringatan Kemerdekaan
  • Satya Lencana Prasetya Pancawarsa
  • Satya Lencana Dasa Warsa
  • Satya Lencana GOM I
  • Satya Lencana Yana Utama
  • Satya Lencana Penegak
  • Satya Lencana Ksatria Tamtama.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hoegeng_Imam_Santoso

Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri. “Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry.

Kisah kejujuran Polisi Hoegeng yang harus di teladani para pejabat negeri ini.

Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng. Begitulah setidaknya menurut Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Anekdot mantan presiden RI ini sekaligus sindiran karena cuma Hoegeng satu-satunya polisi jujur. Tapi, sebenarnya tahukah Anda, siapa Hoegeng?
Hoegeng yang bernama lengkap Hoegeng Iman Santoso adalah Kapolri di tahun 1968-1971. Ia juga pernah menjadi Kepala Imigrasi (1960), dan juga pernah menjabat sebagai menteri di jajaran kabinet era Soekarno. Kedisiplinan dan kejujuran selalu menjadi simbol Hoegeng dalam menjalankan tugasnya di manapun.
Misalnya, ia pernah menolak hadiah rumah dan berbagai isinya saat menjalankan tugas sebagai Kepala Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara tahun 1956. Ketika itu, Hoegeng dan keluarganya lebih memilih tinggal di hotel dan hanya mau pindah ke rumah dinas, jika isinya hanya benar-benar barang inventaris kantor saja. Semua barang-barang luks pemberian itu akhirnya ditaruh Hoegeng dan anak buahnya di pinggir jalan saja. “ Kami tak tahu dari siapa barang-barang itu, karena kami baru datang dan belum mengenal siapapun,” kata Merry Roeslani, istri Hoegeng.



Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini, sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan. Kasus-kasus besar yang pernah ia tangani antara lain, kasus pemerkosaan Sum tukang jamu gendong atau dikenal dengan kasus Sum Kuning, yang melibatkan anak pejabat. Ia juga pernah membongkar kasus penyelundupan mobil yang dilakukan Robby Tjahjadi, yang notabene dekat dengan keluarga Cendana.



Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng oleh Soeharto. Hoegeng dipensiunkan oleh Presiden Soeharto pada usia 49 tahun, di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak. Kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan bukan politisi.



“Begitu dipensiunkan, Bapak kemudian mengabarkan pada ibunya. Dan ibunya hanya berpesan, selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita masih bisa makan nasi dengan garam,” ujar Roelani. “Dan kata-kata itulah yang menguatkan saya,” tambahnya.



Aditya, Reni, dan Ayu, putra Hoegeng yang hadir di studio, menceritakan pengalaman berharga mereka ketika menjadi seorang anak pejabat. Misalnya, Adytia bercerita, ketika sebuah perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu. “Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang Didit.
Reni memiliki cerita lain, yakni sering sekali terlambat sekolah karena jika terjadi kemacetan di pagi hari, sang ayah sering turun ke jalan mengatur lalu lintas terlebih dahulu. Masih banyak kisah-kisah yang sarat makna di ceritakan oleh istri, putra putri Hoegeng, serta sejumlah temannya di tayangan ini. Kisah ketegasan dan kesederhanaan Hoegeng sebagai seorang pengabdi masyarakat.


Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.

Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500!



Kepada Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000. Setelah memasuki masa pensiun, Hoegeng sempat mengisi acara di Radio Elshinta, namun tak lama acaranya ditutup karena dianggap terlalu pedas.

Hoegeng kemudian membesarkan kembali musik Hawaiian yang terkenal dengan nama “Hawaiian Senior” dan mengisi acara di TVRI selama 10 tahun. Acara itupun kemudian “dibredel” oleh pemerintah dengan alasan tidak mencerminkan budaya nasional Indonesia. Hoegeng yang kemudian bergabung dengan kelompok petisi 50, tampaknya memang memiliki banyak ganjalan dalam berkiprah di negeri ini.
Musik Hawaiin memiliki makna tersendiri untuk Merry sang istri. Karena mereka sering bermain musik hawaiin bersama-sama. Hoegeng sendiri pernah ke Pulau Hawaii dalam rangka tugas, tapi sang istri yang sangat-sangat ingin pergi ke pulau itu tak pernah diajaknya. “Kami sudah sepakati bahwa saat Bapak tugas, saya sebagai istri tak perlu ikut,” ujar Merry yang mengaku memiliki sahabat di Pulau milik Amerika itu.
Merry memang sosok istri yang tulus. Bahkan mantan ketua YLKI yang juga peneliti bidang kepolisian, Zumrotin yang hadir di studio, memuji ketulusan sosok Merry yang berbeda dengan kebanyakan istri pejabat, terutama di masa kini.



Sumber
KickAndy

KISAH NYATA ARIF SI NARAPIDANA CILIK YANG CERDAS


Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian Kriminal di LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya ngobrol langsung dengan seseorang yang didakwa kasus pembunuhan berencana. 

Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya melayang-layangmengira-ngira gambaran orang yang akan saya temui. Sudah terbayang muka keji Hanibal Lecter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu ala sinetron, dan gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain yang sering saya temui di cerita TV.

Well, akhirnya setelah menunggu sekian lama berharap-harap cemas, salah satu sipir membawa seorang anak kehadapan saya.Yup, benar seorang anak berumur 8 tahun. Tingginya tidak lebih dari pinggang orang dewasa dengan wajah yang diliputi senyum malu-malu. Matanya teduh dengan gerak-gerik yang sopan.

Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir itu. Sebelum masuk penjara ternyata ia adalah juara kelas di sekolahnya, juara menggambar, jago bermain suling, juara mengaji dan adzan di tingkat anak-anak. 

Kemampuan berhitungnya lumayan menonjol. Bahkan dari balik sekolah di dalam penjara pun nilai sekolahnya tercatat kedua terbesar tingkat provinsi. Lantas kenapa ia sampai membunuh? Dengan rencana pula?

Kasus ini terjadi ketika Arif sebut saja nama anak ini begitu, belum genap berusia tujuh tahun. Ayahnya yang berdagang di sebuah pasar di daerah bekasi, dihabisi kepala preman yang menguasai daerah itu. Latar belakangnya karena si ayah enggan membayar uang 'keamanan' yang begitu tinggi. 

Berita ini rupanya sampai di telinga Arif. Malam esok harinya setelah ayahnya dikebumikan ia mendatangi tempat mangkal preman tersebut. Bermodalkan pisau dapur ia menantang orang yang membunuh ayahnya.

"Siapa yang bunuh ayah saya!" teriaknya kepada orang yang ada di tempat itu.

"Gue terus kenapa?" ujar kepala preman yang membunuh ayahnya sambil disambut gelak tawa di belakangnya.

Tanpa banyak bicara anak kecil itu sambil melompat menghunuskan pisau ke perut si preman. Dan tepat mengenai ulu hatinya, pria berbadan besar itu jatuh tersungkur ke tanah. Arif pun langsung lari pulang ke rumah setelahnya. Akhirnya selesai sholat subuh esok paginya ia digelandang ke kantor polisi.

"Arif nih sering bikin repot petugas di Lapas!" ujar kepala lapas yang ikut menemani saya mewawancarai arif sambil tersenyum. Ternyata sejak di penjara dua tahun lalu. Anak ini sudah tiga kali melarikan diri dari selnya. Dan caranya pun menurut saya tergolong ajaib.

Pelarian pertama dilakukannya dengan cara yang tak terpikirkan siapapun. Setiap pagi sampah-sampah dari Lapas itu di jemput oleh mobil kebersihan. Sadar akan hal ini, diam-diam Arif menyelinap ke dalam salah satu kantung sampah. Hasilnya 1-0 untuk Arif. Ia berhasil keluar dari penjara.

Pelarian kedua lebih kreatif lagi. Anak yang doyan baca ini pernah membaca artikel tentang fermentasi makanan tape (ingat lho waktu wawancara usianya baru 8 tahun). Dari situ ia mendapat informasi bahwa tape mengandung udara panas yang bersifat destruktif terhadap benda keras. 

Kebetulan pula di Lapas anak ini disediakan tape uli dua kali dalam seminggu. Setiap disediakan tape, arif selalu berpuasa karena jatah tape itu dibalurkannya ke dinding tembok sel tahanannya. Hasilnya setelah empat bulan, tembok penjara itu menjadi lunak seperti tanah liat. Satu buah lubang berhasil dibuatnya. 2-0 untuk arif. Ia keluar penjara ke dua kalinya.

Pelarian ke tiganya dilakukan ala Mission Imposible. Arif yang ditugasi membersihkan kamar mandi melihat ember sebagai sebuah solusi. Besi yang berfungsi sebagai pegangan ember itu di simpan di dalam kamarnya. Tahu bahwa dirinya sudah diawasi sangat ketat, Arif memilih tempat persembunyian paling aman sebelum memutuskan untuk kabur.

Ruang kepala Lapas menjadi pilihannya. Alasannya jelas, karena tidak pernah satu pun penjaga berani memeriksa ruang ini. Ketika tengah malam ia menyelinap keluar dengan menggunakan besi pegangan ember untuk membuka pintu dan gembok. Jangan Tanya saya bagaimana caranya, pokoknya tahu-tahu ia sudah di luar. 3-0 untuk Arif.

Lantas kenapa ia bisa tertangkap lagi? Rupanya kepintaran itu masih berada di sebuah kepala bocah. Pelarian-pelariannya didorong dari rasa kangennya terhadap ibunya. Anak ini keluar dari penjara hanya untuk ke rumah sang ibunda tercinta. Jadi dari Lapas tanggerang ia menumpang-numpang mobil Omprengan dan juga berjalan kaki sekian kilometer dengan satu tujuan, pulang!

Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas yang juga seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera menjemput Arif. Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke lapas sambil membawa surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya sendiri.

*Ibu kepala Arif minta maaf, tapi Arif kangen sama ibu Arif.* Tulisnya singkat.

Seorang anak cerdas yang harus terkurung dipenjara. Tapi, saya tidak lantas berpikir bahwa ia tidak benar-benar bersalah dan harus dibebaskan. Bagaimanapun juga ia telah menghilangkan nyawa seseorang. Tapi saya hanya berandai-andai jika saja, kebijakan bertindak cepat menangkap pembunuh si ayah (secepat polisi menangkap si Arif) pastinya saat ini anak pintar dan rajin itu tidak akan berada di tempat seperti ini. Dan kreativitasnya yang tinggi itu bisa berguna untuk hal yang lain.

Sayangnya si Arif itu cuma anak pedagang sayur miskin sementara si preman yang dibunuhnya selalu setia menyetor kepada pihak berwajib setempat. Itulah yang namanya keadilan di negeri ini!

Semoga bermanfaat bagi yang membacanya .....
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan . 

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

PUTRI YANG CINTA TERLARANGNYA HEBOHKAN SWEDIA MENINGGAL DUNIA


Oleh Karl Ritter | Associated Press

Stockholm (AP) - Dia adalah salah seorang yang sebaiknya dirahasiakan dalam rumah tangga kerajaan Swedia. Dia dulu rakyat jelata, seorang janda yang hubungan asmaranya dengan Pangeran Bertil dipandang sebagai ancaman terhadap dinasti Bernadotte.

Putri Lilian kelahiran Wales dan Pangeran Bertil merahasiakan hubungan gelap mereka selama beberapa dekade hingga akhirnya mereka mendapat restu raja untuk menikah dalam usia 60-an.

Lilian meninggal di rumahnya, di Stockholm, pada Minggu di usia 97 tahun. Pihak kerajaan tidak menjelaskan mengenai penyebab kematian, namun Lilian diketahui menderita Alzheimer dan hidup dalam kondisi kesehatan buruk selama beberapa tahun terakhir.

Lilian bertemu dengan Pangeran Bertil Swedia pada 1943, namun kewajiban takhtanya dan status Lilian sebagai janda rakyat biasa mencegah mereka membeberkan hubungan itu. Pengorbanan dan dedikasi sepanjang hidup pasangan tersebut telah menyentuh hati rakyat Swedia.

“Jika saya harus meringkas kisah hidup saya, semuanya adalah tentang cinta,” ujar putri mungil cerdas tentang suaminya ketika ia berusia 80 tahun pada 1995. “Dia adalah orang hebat, dan saya mencintainya.”

Lilian Davies lahir di Swansea, Wales pada 30 Agustus 1915, ia kemudian pindah ke London pada usia 16 tahun untuk memulai karier sebagai model dan aktris. Ia menikah aktor Inggris, Ivan Craig, pada 1940.

Setelah Perang Dunia II pecah, Craig direkrut menjadi tentara Inggris, sementara Lilian tetap tinggal di London dan bekerja di pabrik radio komunikasi. Ia juga bekerja di sebuah rumah sakit untuk mengobati tentara yang terluka.

Pada saat itu, Pangeran Bertil ditugaskan di Kedubes Swedia di London sebagai atase militer. Mereka pertama kali bertemu di klub malam mewah Les Ambassadeur tidak lama sebelum ulang tahun Lilian yang ke-28 pada 1943. Lilian kemudian mengundangnya ke sebuah pesta koktail di apartemennya di London. Tapi bibit asmara baru bersemi ketika Lilian dibawa oleh mobil Bertil saat serangan udara terjadi di daerah sekitar situ, demikian Lilian menulis dalam memoarnya pada 2000, berjudul “My Life with Prince Bertil.”

“Dia adalah pengeranku yang sangat tampan. Terutama ketika mengenakan sergam. Begitu menarik dan bijaksana. Dan sangat lucu. Oh [saya ingat] bagaimana kami tertawa bersama,” tulis Lilian.

Lilian masih berstatus menikah pada saat itu. Hubungan asmara terlarang itu pun kandas karena Craig juga telah bertemu dengan orang lain, dan mereka pun berpisah dengan baik-baik.

Namun setelah kembalinya Bertil ke Swedia, hubungannya dengan rakyat biasa menjadi isu yang sensitif.

Bertil menjadi calon pewaris takhta terkuat ketika kakak sulungnya meninggal dalam kecelakaan pesawat, meninggalkan seorang bayi — Raja Carl XVI Gustaf yang berkuasa saat ini. Dua saudara lainnya juga keluar dari garis suksesi setelah menikahi rakyat biasa.

Ayah Bertil, Raja Gustaf VI Adolf, memerintahkan dia membuang jauh-jauh keinginannya untuk menikahi Lilian, karena itu akan membahayakan kelangsungan dinasti Bernadotte.

Tetapi berkebalikan dengan titah Raja Gustaf VI, Bertil dan Lilian tetap berhubungan sembunyi-sembunyi, hidup bersama dalam pernikahan tidak resmi selama beberapa puluh tahun.

Mereka pertama kali tinggal di Sainte-Maxime di Prancis, tapi kemudian membagi waktu tinggal mereka antara desa Prancis tersebut dan Stockholm, tempat Lilian tinggal diam-diam selama bertahun-tahun.

Meskipun pihak kerajaan enggan mengakui secara resmi, pesona Lilian dan kepribadian hangatnya segera mendapatkan tempat di hati rakyat Swedia. Media menggambarkan pasangan bahagia itu bermain golf dan berkeliling menggunakan sepeda motor sang pangeran. Ketika Pangeran Bertil harus menggunakan tongkat setelah operasi, dia dengan riang menjuluki tongkat tersebut sebagai "Bugatti-nya."

Pada 1976, sekitar 33 tahun setelah mereka pertama kali bertemu, raja baru tersebut akhirnya memberi mereka restu menikah yang telah lama mereka tunggu.

Pada hari yang dingin di bulan Desember tahun yang sama, Lilian, atau "Lily", panggilan sayangnya, menjadi putri Swedia dan wanita bangsawan provinsi selatan Halland dalam upacara di Drottningholm Palace Chapel di luar Stockholm. Mereka akhirnya menikah. Lily berusia 61 tahun Bertil 64 tahun.

Pasangan tersebut tidak pernah memiliki anak.

Pangeran Bertil meninggal di kediaman mereka di Villa Solbacken, Stockholm pada 1997 setelah mengalami masalah paru-paru yang tidak dijelaskan.

Lilian mengambil alih beberapa tugas suaminya, tetapi masalah kesehatan membuatnya menghentikan beberapa tugas kerajaan. Pada 2006 ia berhenti menghadiri jamuan Nobel Prize tahunan, dan tahun berikutnya dia juga tidak ikut ambil bagian.

Pada 2010, pihak istana mengatakan bahwa Lilian mengidap Alzheimer, sehingga dia tidak bisa menghadiri pernikahan Putri Mahkota Victoria dan Daniel Westling.

Source

XIA MEILING MALAIKAT KECIL SANG PEMBERSIH JALAN

ADALAH Xia Meiling seorang gadis berusia 5 tahun yang kesehariannya selalu disibukkan dengan menyapu jalan dan membersihkan sampah di trotoar dan pinggir-pinggir jalan di Hunan, Cina.


Berita mengenai Xia si gadis kecil yang tengah sibuk menyapu jalan ini, tiba-tiba marak ke permukaan publik setelah foto dirinya diunggah ke dunia maya. Foto-foto yang berlatar tempat di daerah Liziyuan di Longhui, kota Shaoyang, Provinsi Hunan, Cina ini adalah foto Xia yang tengah begitu cekatan membersihkan jalan dari serakan sampah.

Setiap harinya, membersihkan jalanan dari serakan sampah sudah menjadi pekerjaan Xia. Pekerjaan ini ditekuninya tanpa mengeluh dan berputus asa. Tak peduli meski hujan, terik matahari yang begitu menyengat, Xia terus dengan khusuk membersihkan sampah jalanan dan memasukannya pada tempat sampah yang sudah ia persiapkan

Menyapu Demi Membantu Sang Nenek
Sebagaimana dilansir dari shanghaiist.com, menyebutkan, kedua orang tua Xia Meiling bekerja di pabrik pakaian di Guangzhou. Karena kedua orangtuanya sibuk bekerja, Xia lantas dititipkan kedua orangtuanya pada sang nenek yang sudah berusia 64 tahun.

Nenek Xia bekerja sebagai petugas kebersihan di Cina dan menyewa sebuah rumah sederhana di daerah Liziyuan. Disanalah Xia diasuh sang nenek dan dipenuhi segala kebutuhan, walau kadang ada banyak kebutuhan yang tak bisa selalu dipenuhi sang nenek karena keterbatasan ekonomi yang kini dialaminya.
Sebenarnya, tidak ada seorangpun yang menyuruh dan memaksa Xia Meiling untuk melakukan pekerjaan berat ini, tidak neneknya sekali pun. Namun karena melihat sang nenek yang selalu rutin menjadi petugas kebersihan, Xia lantas sering mengikuti neneknya bekerja setiap akhir pekan. Pertamanya, Xia hanya menunggui dan melihat sang nenek bekerja menyapu jalanan. Namun karena iba, Xia lantas membantu neneknya menyelesaikan tugasnya. Dan kini, mereka bekerja sama dengan sangat baik.Pekerjaan ini dilakukan kedua secara bergiliran, jika nenek Xia menyapu jalanan maka tugas Xia memasukan sampah yang telah dikumpulkan ke dalam tong sampah yang mereka bawa.

Diusianya yang masih begitu belia, Xia rela kehilangan masa kecilnya dan lebih memilih membantu sang nenek menyelesaikan pekerjaan yang cukup berat. Apalagi Xia tahu, usia nenek yang sudah renta dan sering batuk-batuk, membuat Xia kecil menyadari jika kekuatan neneknya tidak lagi sebesar dulu. Untuk itulah, dengan rasa iba dan kasih sayang yang besar terhadap si nenek Xia rela membantu sang nenek dan bekerja bergotong royong.

Diakui sang nenek, dengan adanya Xia dirinya benar-benar terbantu. Namun ini bukan berarti nenek Xia memanfaatkannya untuk meringankan pekerjaannya. Meskipun tinggal bersama dengan neneknya, namun ini tidak berarti membuat Xia harus bermanja-manjaan dan menjadi kolokan kepada si nenek. Justru sebaliknya, jiwanya yang begitu mulia rela membantu meringankan pekerjaan si nenek dan meringankan bebannya.

Nah, sahabat semoga kisah kali ini bisa menjadi inspirasi sekaligus renungan untuk kita semua betapa sebuah perjuangan dan kerja keras patut dan layak dilakukan untuk menaklukan dunia yang keras ini.

Sumber:http://bisikan.com/gadis-berusia-5-tahun-ini-rela-kehilangan-masa-kecilnya-demi-menyapu-di-jalanan#ixzz3YgCwIgdo