BUAT RENUNGAN

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Sebagai pegawai kantoran kalangan menengah, aku merasakan kehidupan yang lumayan di Jakarta. Dengan gaji yang memadai, rumah sendiri, mobil relatif baru (walaupun kategori lower-level class) , handphone model terbaru dan lingkungan kantor yang mendukung, menjadikan pekerjaan sebagai pegawai kantoran terasa nikmat dan membahagiakan. Kadang-kadang aku merasakan kebanggaan tersendiri dan tanpa sadar dada terlihat membusung dengan kondisi ini, hehehe...

Kegiatan rutin setiap hari; berangkat dari rumah jam 6.00 (masuk kantor jan 7.30). Memasuki kantor dan duduk di my lovely cubicle yang sudah dua setengah tahun aku tempati…selanjutnya berbaur dengan teman-teman yang sudah bisa dibilang sebagai keluarga kedua. Aktivitas kantor berjalan sangat baik, dan sepanjang semua target dapat dipenuhi, kegiatan rutin kantor berlalu tanpa terasa sampai kontrak harian kerja selesai jam 5 sore. Jam 6 sore adalah waktu yang paling sering aku gunakan sebagai start untuk pulang ke rumah/istanaku.

Hari itu, seperti biasa setelah mengakhiri rutinitas kantoran, jam 6 sore aku pulang untuk menemui kehidupanku yang lainnya. Sambil menunggu kemacetan lalulintas, aku berkeliling mall untuk window shopping. Saat itu kakiku tertuju ke Toko Buku Gunung Agung, sang jendela ilmu di muka bumi. Ditengah minatku untuk mengetahui buku-buku baru, aku membuka satu buku yang membahas bagaimana mengelola bisnis restoran. Just to take the point.. Lembar demi lembar kubuka mulai dari bab satu yang memberitahukan orang-orang yang terkenal di dunia makanan, lalu bisnis makanan apa saja yang paling sering dilakukan, terus dan terus, bahasan demi bahasan kubaca. Di tengah keasyikanku membaca, aku terperangah melihat sebuah judul ”Now Or never”. Wah... judul yang menarik. Make me so courious, untuk membelah isi artikel yang akan diceritakan buku ini.

Kata pertama yang dia keluarkan; ”Kenapa anda bangga dengan diri anda sekarang?” Wah... semakin tertantang diriku untuk membuka lembar selanjutnya.

Next pagenya adalah, laporan keuangan yang secara gamblang dia paparkan. Disitu digambarkan, bahwa si pengarang adalah pegawai dengan gaji 10 juta rupiah sebulan dengan keluarga yang memiliki anak satu, dan lalu dia menjabarkan:


1. Gaji 10.000.000

2. Biaya Hidup;
- Transportasi 750.000
- Uang makanku 500.000
- Makan keluarga 3.500.000
- Cicilan/kontrakan rumah 2.500.000
- Asuransi kesehatan 500.000
- Biaya sekolah anak 500.000
- Hiburan untuk keluarga 250.000
- Uang pakaian 500.000
- Biaya pemeliharaan rumah 250.000
- biaya tak terduga 250.000
- Total Biaya (9.500.000)
3. Simpanan/sisa 500.000


Hahaha... dia tertawa.... ”Apa yang kukerjakan selama sebulan penuh selama dua belas bulan hanya untuk 6.000.000 (500.000 x 12 bulan)?”

Belum lagi ada satu dan lain hal yang mendesak yang membuat kita harus mengurangi tabungan kita perbulan. Lalu apakah masih pantas kita membusungkan dada untuk membanggakan kita siapa? Lalu mencari dasi-dasi bagus untuk menempelkannya di dadaku yang terlalu busung yang menutupi pandangan mata kita terhadap perut kita yang terlalu buncit hingga malas berkembang dan menutupi kekurangan?

Di artikel ini dia menyentak; ”Apakah ini yang anda harapkan atas diri anda selama anda hidup? Anda di lahirkan dengan sebegitu sempurnanya dengan berbagai keahlian hanya untuk mengabdi menjadi pegawai dan di berikan makan lalu hiburan sebesar 6 juta setahun? Anda tidak semurah itu, maka sekarang hargailah diri anda dan rubahlah mindset anda untuk tidak hanya menunggu orang yang menentukan gaji anda akan tetapi diri anda sendiri. Sekarang bukalah mata anda dan berubah.

Ingat kalau tidak sekarang kapan lagi?”

Kata-kata yang sangat menarik membuatku terkagum dan terenyuh melihat dadaku yang masih terlalu busung dan menghalangi mata untuk melihat diri sendiri. Aku terlalu berbesar hati dan terlalu cepat puas dengan apa yang kumiliki sekarang. Sementara di sana ada segenggam emas yang menungguku untuk mengambilnya. Setelah membaca itu aku lalu menutup buku itu dan melangkahkan kaki pulang, dan merasakan angin segar baru merasuk jiwaku bahwa mulai besok aku akan menurunkan kebusungan dadaku, menurunkan kepalaku dan akan merencanakan sesuatu yang lebih baik lagi.

Mudah-mudahan pengalaman ini dapat juga menginspirasi anda untuk menghargai diri anda lebih dari yang bisa dihargai perusahaan atas diri anda yang begitu sempurna.

Sumber: D. Loebiz

source : kumpulan-inspirasi.blogspot.com

MENGUBAH POLA PIKIR

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Sekelompok wisatawan tertahan di suatu tempat asing di luar kota.

Mereka hanya menemukan bahan makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar,
mereka terpaksa menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu
kepada seekor anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat
efek sampingnya.

Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang
menjadi cemas.
Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang
diare.
Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan
makanan.
Kemudian sang dokter mulai mencari sebab-musabab kematian si anjing
yang dijadikan hewan percobaan tersebut.

Ketika dilacak, eh ternyata anjing itu sudah mati karena terlindas
mobil.

Apa yang menarik dari cerita di atas?
Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan,
bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri.
We see the world as we are, not as it is.
Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat.
Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan,
dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan.
Ini disebut sebagai model See-Do-Get.

Perubahan yang mendasar baru akan terjadi ketika ada perubahan cara
melihat.
Ada cerita menarik mengenai sepasang suami-istri yang telah
bercerai.

Suatu hari, Astri, nama wanita ini, datang ke kantor Roy, mantan
suaminya.
Saat itu Roy sedang melayani seorang pelanggan.

Melihat Astri menunggu dengan gelisah, pimpinan kantor
menghampirinya dan mengajaknya berbincang-bincang.
Si Bos berkata, "Saya begitu senang, suami Anda bekerja untuk saya.
Dia seorang yang sangat berarti dalam perusahaan kami, begitu penuh
perhatian dan baik budinya."
Astri terperangah mendengar pujian si bos, tapi ia tak berkomentar
apa-apa.
Roy ternyata mendengar komentar si bos.
Setelah Astri pergi, ia menjelaskan kepada bosnya,
"Kami tak hidup bersama lagi sejak 6 bulan lalu,
dan sekarang dia hanya datang menemui saya bila ia membutuhkan
tambahan uang untuk putra kami."

Beberapa minggu kemudian telepon berbunyi untuk Roy.
Ia mengangkatnya dan berkata, "Baiklah Ma, kita akan melihat rumah
itu bersama setelah jam kerja."
Setelah itu ia menghampiri bosnya dan berkata, "Astri dan saya telah
memutuskan memulai lagi perkawinan kami.
Dia mulai melihat saya secara berbeda tak lama setelah Bapak
berbicara padanya tempo hari."

Bayangkan, perubahan drastis terjadi semata-mata karena perubahan
dalam cara melihat.
Awalnya, Astri mungkin melihat suaminya sebagai seorang yang
menyebalkan,
tapi ternyata di mata orang lain Roy sungguh menyenangkan.
Astrilah yang mengajak rujuk, dan mereka kembali menikmati rumah
tangga yang jauh lebih indah dari sebelumnya.

Segala sesuatu yang kita lakukan berakar dari cara kita melihat
masalah.
Karena itu, bila ingin mengubah kehidupan kita, kita perlu melakukan
revolusi cara berpikir.

source : kumpulan-inspirasi.blogspot.com