Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi Belajar Dan Mengambil Hikmah Dari Suatu Kisah,Cerita,Dan Kisah Nyata Semoga Jadi Inspirasi Dan Motivasi Bagi Kita Semua


Terlalu Derita, Ayah Minta 2 Anaknya Dibunuh

Penderitaan mereka sudah melampaui batas. Jika tidak ditolong, ayah minta mereka dibunuh.

VIVAnews - Seorang ayah di India tidak sanggup lagi melihat penderitaan anak kembar siamnya yang saling menempel di kepala. Dia memohon dermawan untuk menyumbangkan dana untuk operasi pemisahan, jika tidak, dia lebih memilih putri-putri kesayangannya itu dibunuh saja.

Dilansir dari laman Daily Mail, Selasa, 21 Juni 2011, dua gadis kembar malang berusia 15 tahun, Saba dan Farah Shakeel, menempel di bagian terngkorak kepalanya sejak lahir. Saat ini, penderitaan mereka diperparah oleh sakit kepala kronis yang tidak kunjung reda.

Ayah mereka, Mohammed Shakel, mengatakan bahwa kedua putrinya tersebut ingin menikmati hidup seperti orang-orang lainnya. Namun jika sakitnya sudah kambuh, ujar Shakeel, mereka menangis dan meminta tolong. Tapi apa daya, Mohammed yang hanya seorang pemilik kedai teh tidak bisa berbuat banyak.

Mohammed berharap semoga ada dermawan yang mau membiayai operasi pemisahan mereka. Jika tidak ada, Mohammed mengatakan tidak ada jalan lain selain membiarkan mereka mati, baik mati dengan sendirinya ataupun disuntik.

"Kami hanya minta pemerintah membantu kami atau biarkanlah gadis-gadis kecilku ini mati, karena mereka dalam keadaan yang sangat menyedihkan," ujar Mohammed.

Kondisi kembar siam ini pada awalnya tidak menimbulkan masalah apa-apa. Barulah ketika Saba dan Farah beranjak dewasa, mereka menderita sakit kepala, nyeri sendi dan sulit bicara.
Ahli kembar siam dari Amerika Serikat, Benjamin Carson, mengatakan bahwa Saba dan Farah hanya memiliki dua ginjal dan mereka berdua berbagi saluran darah menuju otak. Inilah yang menyebabkan keduanya sering mengeluh sakit kepala.

Lima tahun lalu, sebenarnya operasi pemisahan akan dilakukan atas dana dari seorang pangeran di Abu Dhabi. Pangeran tersebut menyanggupi membiayai semua biaya operasi. Namun operasi pemisahan hanya memiliki tingkat keberhasilan satu banding lima, dengan kemungkinan salah satu gadis meninggal.

Mohammed mengatakan tidak ingin mengambil resiko itu dan memilih membiarkan putrinya menempel.

Saat ini kondisi saba dan Farah semakin memburuk. Dua ginjal yang digunakan oleh dua orang menyebabkan mereka mengalami penurunan berat badan drastis dan tekanan darah tinggi.
Sumber

Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Algojo Saudi: Ini Tugas Tuhan (1)

Tuesday, 21 June 2011 20:23 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH - Gaji besar, jam kerja fleksibel dan paket bonus menarik. Itulah kisah algojo Arab Saudi yang kerjanya memancung kepala-kepala orang.

Muhammad Saad al-Beshi merupakan algojo ternama dan paling terkenal di Arab Saudi. Kepada Arab News, dia pernah bercerita tentang kehidupannya yang diklaim seperti kehidupan orang kebanyakan. Orang tidak takut dengan profesinya sebagai seorang penjagal.

''Di negara ini, kami memiliki masyarakat yang memahami hukum Tuhan,'' katanya. ''Tidak ada yang takut terhadap saya. Saya punya banyak saudara dan teman di masjid. Saya memiliki kehidupan normal seperti orang-orang lain. Tidak ada yang aneh dalam kehidupan sosial saya.''

Muhammad Saad Al-Beshi memulai kariernya di penjara di Taif. Kerjanya adalah memborgol dan menutup mata terpidana sebelum menjalani eksekusi pancung. ''Karena latar belakang tersebut, saya mengembangkan semangat saya untuk menjadi algojo,'' katanya.

Ketika ada lowongan, Muhammad Saad Al-Beshi melamar dan langsung diterima. Tugas pertamanya pada 1998 di Jeddah. ''Terpidana diikat dan ditutup matanya. Dengan satu ayunan pedang, saya menebas kepalanya. Kepala menggelinding beberapa meter,'' ceritanya.

Muhammad Saad Al-Beshi mengaku sempat gemetar ketika pertama kali menjalani tugas tersebut. Namun Muhammad Saad Al-Beshi, yang biasa memancung tujuh kepala sehari, kini tenang tiap kali menuntaskan tugasnya memancung kepala terpidana.
''Saya tenang menjalankan tugas ini karena saya melakukan tugas Tuhan,'' katanya. ''Bagi saya, tidak masalah harus memancung berapa kepala. Selama itu merupakan tugas Tuhan, jumlah tidak menjadi masalah.''
Redaktur: Didi Purwadi

STMIK AMIKOM

Sumber:

Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Kisah Hidup Seorang Algojo

TRIBUNNEWS.COM - Sebagai seorang jagal, eksekutor hukuman qisas di Arab Saudi, Muhammad Saad al-Beshi juga menjalani latihan khusus. Biasanya latihan yang dijalankannya adalah bagaimana cara memegang pedang dan tempat di mana mengayunkan mata pedang ke sasaran. Hal ini dilakukan agar dalam sekali tebas, kepala terpidana bisa langsung terputus hingga proses kematian tidak berlangsung lama.

Tak jarang ia juga harus melakukan amputasi tangan atau kaki terpidana yang terbukti mencuri. Untuk mengamputasi, ia juga dituntut menemukan titik tubuh yang pas agar proses terjadi secara cepat dan tepat.

“Saya biasa menggunakan pisau khusus yang sangat tajam untuk amputasi itu, bukan pedang. Ketika mengiris, saya memulainya dari tulang sendi agar mudah,” katanya.
Kendati tugasnya bisa dianggap “menyeramkan”, toh Beshi memiliki kehidupan yang normal. Ayah dari tujuh anak ini mengaku sebagai sosok pria rumahan dan penyayang. Ketika ditunjuk oleh pemerintah Saudi sebagai eksekutor, Beshi sudah menikah.

Beruntung sang istri tidak mempermasalahkan pilihan profesinya.
“Ia hanya menyuruh saya untuk selalu berhati-hati sebelum melibatkan diri,” katanya.
Meski demikian, Beshi bersyukur, istrinya tidak takut dengan dirinya. “Keluarga saya penuh kasih sayang dan cinta. Mereka tidak takut meski saya baru pulang dari eksekusi. Bahkan mereka membantu saya membersihkan pedang,” tuturnya. (arabnews)

Sumber:

Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Kisah Ibu Bermata Satu Yang Mempunyai Anak Laki-laki

Aku tinggal di sebuah kota kecil bersama Ibuku, seorang Ibu yang hanya memiliki satu bola mata, sedang yang satunya aku tidak tahu kenapa dan aku memang tidak mau tahu karena aku begitu benci dengan pemandangan seperti itu, sungguh tidak layak dipandang dan membuatku malu…, pikirku.
Untuk memenuhi kebutuhan harian kami, Dia (Ibu-ku) bekerja sebagai juru masak di sekolah tempat aku belajar.
Suatu hari (di sekolah), ia datang menghampiriku untuk menghabiskan jam istirahatnya bersamaku. Akupun mengatakan padanya; Ibu.., mengapa Ibu kemari..? aku malu dengan teman-temanku bu.., aku tidak ingin mereka tahu kalau aku mempunyai Ibu bermata satu.
Dia (Ibu) hanya diam dan pura-pura tidak mendengar perkataanku, akupun memelototinya dengan penuh rasa kebencian.
Keesokan harinya, beberapa teman dekat-ku mengejekku dengan mengatakan; “anak si Ibu mata satu”…mereka terus mengatakan hal yg sama hingga aku merasa malu dan ingin rasanya bersembunyi di tempat yg tidak diketahui siapapun…, sempat juga terfikir oleh-ku untuk menghindar jauh dari ibuku. Kenapa tidak…? Pikirku.

Sejak saat itu akupun belajar dengan keras dan sungguh-sungguh untuk
mendapatkan peluang beasiswa ke Singapura, dan akhirnya akupun mendapatkannya.
akhirnya aku bisa menghilang dari hadapan ibuku yg selalu membuatku malu.
Aku pergi…, belajar.., menikah…, punya anak…dan akupun membeli rumah di Singapura. Aku menikmati masa-masa bahagia dari hidupku…,
Hingga pada suatu hari Ibuku datang mengunjungiku, saat itu aku sedang tidak ada di rumah.
Ia (ibuku) pun bermain-main dan bersenda gurau dengan anak-anakku, hingga ketika aku pulang kerja akupun kaget melihatnya, dengan setengah berteriak aku mengatakan: Heyyy…berani benar Ibu datang kemari dan bermain dengan anak-anakku. .? keluar sekarang juga, teriakku.
Ibuku menjawab; oh maaf…, sepertinya Ibu salah masuk rumah. Ia-pun keluar dan menghilang dari pandanganku. Huff..dasar, ngapain juga dia kemari, celotehku.
Beberapa bulan kemudian, aku melakukan perjalanan dinas di daerah kelahiranku (tempat-ku sekolah dulu). Iseng-iseng (sekedar hanya ingin tahu), akupun berniat melihat rumah kami dulu (tepatnya rumah Ibuku, Ibu yang selalu membuatku malu)…,
Setibanya di depan rumahku, belum sempat aku masuk ke dalam rumah, seorang tetangga yang aku kenal dulu sebagai petani tua memanggilku. ., iapun mengatakan; ibumu sudah meninggal sebulan yang lalu nak, dia menitipkan surat ini untuk diserahkan padamu.
Aneh…, sedikitpun aku tidak merasakan sedih ataupun kehilangan.
Akupun berlalu dari pak tua itu. Sambil duduk di kursi tua di bawah pohon cemara di depan rumah kami, perlahan namun pasti kubuka surat tersebut..:
“Anakku sayang, sepanjang hari Ibu selalu memikirkanmu…, Ibu rindu denganmu nak, Ibu kangen denganmu anakku. Semenjak Ayahmu berpulang keharibaan-Nya, hanya engkaulah mutiara ibu nak.
Duhai mutiara hatiku…, maafkan Ibu nak, waktu itu Ibu berkunjung ke rumahmu di Singapura tanpa memberi kabar terlebih dahulu, Ibu tidak bermaksud membuatmu malu anakku, Ibu juga tidak berniat untuk menakut nakuti anakmu dengan kondisi Ibu yang hanya memiliki satu mata…, Ibu hanya kangen dan ingin melepas rindu padamu dan cucu-cucu Ibu.
Ibu mohon maaf karena sering membuatmu malu, Ibu mohon maaf karena telah membuat hidupmu tidak nyaman anakku.
Ketahuilah duhai anakku sayang…, dulu ketika engkau masih kecil.., engkau mengalami kecelakaan sehingga harus kehilangan satu bola matamu.
Sebagai seorang Ibu, aku tidak tega, aku tidak sanggup membiarkan engkau hidup dalam kesedihan dan tumbuh besar hanya dengan satu bola mata. Ibu tidak ingin engkau dihina oleh teman-temanmu hanya karena satu matamu telah tiada.
Oleh karena itu, akupun memberikan satu bola mataku untukmu anakku sayang.
Ibu sangat bahagia dan sangat bangga karena anak Ibu satu-satunya dapat melihat dunia dengan mata kepalaku sendiri…
Salam Cinta…
Ibumu…
Tanpa terasa, air mataku pun menetes…, tidak tahu harus bilang apa, tidak tahu harus berbuat apa…, hatiku berkecamuk, air mataku semakin deras mengalir…
Ibu…
Maafkan anakmu ini…

Sumber:

Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

MENINGGAL Setelah Dikerjain Teman-Temannya Saat Ulang Tahun

Menjelang siang, Jumat (26/11), Farhanah berkemas-kemas ke sekolahnya. Ia masuk siang dan tidak ingin terlambat. Ayahnya, Mukhlasin,36, yang setiap hari mengantar dan menjemputnya pun sudah siap. Ibunya, Ratna, juga sudah menyiapkan makan siang untuk buah hatinya itu. Setelah makan, Farhanah pun meluncur dari rumahnya di Perum Tiban Palem ke sekolahnya diantar sang ayah. Beberapa menit kemudian, Farhanah tiba di sekolahnya di SMPN3, Kartini Tiga, Seiharapan, Sekupang.

“Ayah, jemput kakak on time (tepat waktu) ya! Kakak mau pulang cepat, kakak takut disiram tepung karena susah menghilangkannya,” ujar Farhanah pada ayahnya. Sang ayah langsung menjawab dengan anggukan.
Setelah mencium tangan ayahnya, Farhanah bergegas masuk kelas, sementara ayahnya kembali ke rumahnya. Farhanah sempat mengikuti pelajaran seperti biasanya hingga jam istirahat pukul 15.00 WIB.

Saat jam istirahat itulah, beberapa temannya mengajak ke kantin sekolah. Rupanya hal ini sengaja dilakukan untuk mengalih-kan perhatian Farhanah yang akan diberi surprise di hari ulang tahunnya yang ke-13.

Tanpa curiga, Farhanah mengikuti ajakan temannya di kantin. Saat jajan dan bercanda dengan teman-temannya di kantin sekolah, teman-temannya yang lain masuk ke ruang kelas. Mereka memasukkan telepon seluler (ponsel) ke tas milik Farhanah. Teman yang lainnya juga memasukkan uang Rp300 ribu.

“Hape itu punya Ifa, sedangkan uang Rp300 ribu punya Ziko, teman sekelas kami juga,” ujar salah seorang teman korban kepada Batam Pos, kemarin.

Setelah ponsel dan uang dimasdukkan ke tas Farhanah, mereka bergegas keluar. Ini rupanya skenario kejutan ulang tahun yang sudah diatur teman-temannya bersama gurunya untuk Farhanah. Setelah bel tanda masuk berbunyi, seluruh siswa kembali ke kelasnya. Rencananya murid kelas VII/6 akan menerima pelajaran Matematika. Namun tiba-tiba Ifa dan Ziko mengadu ke teman-temannya kalau kehilangan ponsel dan uang.

Yeni, wali kelas mereka dipanggil untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Sebelumnya ibu wali kelas telah diberitahukan kalau Farhanah akan dikerjain dengan cara dituduh mencuri Hp dan uang temannya,” ujar gadis berjilbab ini.

Sang Wali Kelas pun meminta 33 siswa kelas VII/6 itu keluar ruangan. Hanya enam orang disuruh memeriksa satu per satu isi tas pelajar yang baru sekitar enam bulan belajar di sekolah itu.

Setelah digeledah, akhirnya Hp dan uang itu ditemukan di tas Farhanah. Farhanah pun dipanggil masuk ke ruang kelas. Ia diteriakin maling oleh teman-temannya. Mendegar hinaan itu, Farhanah kaget bukan main. Ia tak menyangka kalau ia tertuduhnya.

Ia langsung jatuh pingsan. Setelah beberapa saat tak sadarkan diri, akhirnya pihak sekolah menghubungi orangtuanya. Beberapa saat kemudian, ayahnya tiba di SMPN3, tak lama setelah Farhanah siuman. Namun, Farhanah tampak lemas dan pandangannya kosong.

“Sebagai remaja putri, ia sangat malu. Dia syok dibilang maling oleh teman-teman saat itu,” ujar Mukhlasin, ayahnya.

Ia kemudian membawa putri-nya itu pulang. Farhanah pun mengeluh ke ayahnya soal perlakukan yang dialaminya.

“Kakak (Farhanah, red) tak suka dikerjain seperti itu,” ujar korban seperti ditirukan ayahnya saat dibonceng sepeda motor dari sekolahnya.

Setelah sampai di rumah, Farhanah berubah total. Dia menjadi pendiam dan tatapan matanya tampak kosong. Ia menjadi pemurung. Ia tak seceria hari-hari sebelumnya.

Alumni sekolah Ulil Albab Tiban itu, kata ayahnya, keesokan harinya (Sabtu, 27/11) masih masuk sekolah. Tapi ia tampak seperti orang kebingungan. Tugas Matematika dan IPA yang diberikan gurunya tidak dikerjakannya.

Kemudian Minggu (28/11), korban terlihat syok berat. Ia lalu disarankan untuk berdoa dan banyak Istigfar. “Dia disuruh ibunya salat Dhuha. Usai salat, ia malah menangis sejadi-jadinya,” kata Mukhlasin yang juga salah satu guru di Yayasan Ulil Albab ini.

Sejak saat itu, Farhanah mulai tidak tenang. Ia tak lagi tidur dengan tenang apalagi makan. Kemudian pada Senin (29/11), Farhanah diizinkan tidak masuk sekolah. Ia lalu dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK). Di sana langsung mendapat perawatan intensif, namun kondisi kesehatan dan kejiwaan Farhanah terus memburuk.

“Selama 14 hari dirawat, hanya dua hari ia sadarkan diri. Itupun tak bisa bilang apa-apa,” kata Mukhlasin.
Kemudian pada Kamis (16/12) subuh, Farhanah akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. “Dia tak sempat bilang apa-apa lagi kepada kami orangtua maupun adiknya. Dia telah kembali kepada Allah,” ujar Mukhlasin, berurai air mata.

Kemarin, jenazah Farhanah dibawa ke rumah duka untuk dimandikan, dikafani dan disalatkan sebelum dimakamkan. Wakil Wali Kota Batam Ria Saptarika yang juga sahabat Mukhlasin tampak hadir dan mendoakan Farhanah. “Tabah ya pak, ini ujian dari Allah,” ujar Ria menenangkan Mukhlasin.

Maizatul Farhanah, siswi SMP Negeri 3 Batam, akhirnya tewas pada Kamis (16/12) sekitar pukul 04.00 WIB subuh kemarin, setelah dua pekan tak sadarkan diri di ruang perawatan Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK).

Maizatul Farhanah, siswi SMPN 3 Batam dikafankan di rumah duka, Blok C5 No. 11 Perum Tiban Palem. Wawako Ria Saptarika ikut melayat. Maizatul Farhanah (tengah) semasa hidupnya inzet).

Siswi yang baru duduk di kelas VII/6 (kelas 1 SMP) itu diduga mengalami gangguan otak akibat kejutan (surprise) yang berlebihan dari guru dan teman-teman sekelasnya di hari ulang tahunnya yang ke-13, Jumat 26 November lalu


Sumber
Batampos
Diposkan oleh imampriestian 1 comment:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Sebutir Pasir

Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary, pernah ditanya wartawan apa yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasir yang luas dan gersang sekali pun! Lantas apa? ” Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki, ” kata Hillary.

Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, ” Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu .” Harimau, buaya, dan beruang, meski buas, adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia. Sedang menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.

Apa yang dinyatakan Hillary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil. Orang yang melakukan dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah dosa yang kecil.
Karena itu, banyak orang yang kebablasan melakukan dosa-dosa kecil sehingga lambat laun jadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, dosa kecil itu pun akan berubah jadi dosa besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.

Melihat kemungkinan potensi kerusakan besar yang tercipta dari dosa-dosa kecil itulah, Nabi Muhammad saw mewanti-wanti agar ummatnya tidak mengabaikan dosa-dosa kecil seraya tidak melupakan amal baik kendati kecil juga. Dalam kisah disebutkan, seorang pelacur masuk surga hanya karena memberi minum anjing yang kehausan. Perbuatan yang cenderung dinilai sangat kecil itu ternyata di mata Allah punya nilai sangat besar karena faktor keikhlasannya. Bukankah semua roh yang ada di seluruh jagad ini, termasuk roh anjing tersebut, hakikatnya berasal dari Tuhan Yang Maha Pencipta juga? Itulah nilai setetes air penyejuk yang diberikan sang pelacur pada anjing yang kehausan.

Sumber:

Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Sedekah Buntut Singkong

Ada seorang penjual gorengan bernama Sutikno yang punya kebiasaan menyisakan buntut singkong goreng yang tak terjual. Sebelum pulang ke rumah, dia selalu memberikan sisa gorengan tersebut pada seorang bocah yang sering bermain di dekat tempatnya mangkal.

Tanpa terasa sudah dua puluh empat tahun Sutikno menjalani bisnis jual gorengannya tanpa ada perubahan yang berarti, masih mangkal di tempat yang sama dengan omset penjualan yang tidak berubah pula. Suatu hari datang seorang pria dengan penampilan elegan dan membawa mobil mewah berhenti di depan gerobaknya sambil bertanya,”Ada gorengan buntut singkong Bang?” “Kagak ada mas! Yang ada pisang sama singkong goreng”, balas Sutikno. “Saya kangen ama buntut singkongnya. Dulu waktu kecil dan ketika ayah saya baru meninggal tidak ada yang membiayai hidup saya. Teman-teman mengejek saya karena tidak bisa beli jajan. Saya waktu itu lalu lalang di depan gerobak abang, lalu abang memanggil saya dan memberi sepotong buntut singkong goreng,” ujar pria itu.

Sutikno terperangah, dia tidak mengira sepotong buntut singkong yang biasanya dibuang, bisa membuat pria itu mendatanginya dengan keadaan yang benar-benar berbeda. “Yang saya berikan dulu itukan cuma buntut singkong. Kenapa kamu masih ingat sama saya?” tanya penjual gorengan itu penasaran. “Abang tidak sekedar memberi saya buntut singkong, tapi juga kebahagiaan,” papar pria itu. Sesuatu yang dianggap remeh, tapi baginya hal itu membuat sangat bahagia sehingga ia berjanji suatu saat akan membalas budi baik penjual gorengan itu.

“Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Abang. Tapi, saya ingin memberangkatkan Abang berhaji. Semoga Abang bahagia,” ujar si pria. Penjual gorengan itu hampir-hampir tak percaya, inikah balasan dari bersedekah gorengan buntut singkong…

Ippho Santosa
(Penulis buku-buku optimasi otak kanan)
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Tempayan Retak

Cerita Ceita Inspiratif Dan Motivasi
Seorang tukang air India memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung suatu pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang utuh itu selalu dapat membawa air penuh, setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.
Selama dua tahun hal itu terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun, si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberi setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannnya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata pada si tukang air, “Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu.”
“Kenapa?” tanya si tukang air, “Kenapa kamu merasa malu?”
“Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya yang membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi,” kata tempayan itu.
Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, “Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”
Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separo air yang dibawanya telah bocor, dan kembali dia minta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.
Si tukang air berkata kepada tempayan itu, “Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tetapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang utuh. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”
Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya. Di mata Tuhan yang bijaksana, tidak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita. Seseorang disebut sebagai orang yang sukses jika ia bisa tetap hidup dan
menikmati kesuksesannya dengan rasa bersyukur.
-Anonymous-
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Kakek Dan Nenek

Sepasang kakek – nenek datang ke Restorant Mc. Donald sambil bergandengan tangan. Mereka duduk di sebuah bangku panjang berdua, disampingku. Si kakek segera berdiri dan memesan makanan sebuah hamburger, seporsi kentang goreng dan segelas minuman. Setelah itu kembali duduk dan membagi hamburger jadi 2 bagian, menghitung kentang goreng dengan cermat dan membagi adil dengan si nenek. Kemudian mengambil dua sedotan dan menaruh gelas minuman tepat ditengah meja. Aku memperhatikan tingkah laku si kakek dan nenek itu, dengan salut  dan kagum. Saya berfikir “wah sudah tua-tua begitu masih bisa saling berbagi dan mengasihi, sungguh patut dijadikan contoh..”
Si kakek kemudian mulai makan bagiannya, sementara si nenek hanya memperhatikan, saya merasa kasihan, lalu mendekat sambil menyodorkan kentang saya yang super size dan berkata ” Kek ambillah ini…”. Si kakek menjawab  ”tidak usah cu, terima kasih, kami selalu berbagi makanan yang sama”. Sampai si kakek selesai makan lalu mengelap mulut dengan tisue, si nenek masih saja menunggu tanpa menyentuh makanan bagiannya. Saya lalu mendekat lagi, kali ini berkata “Nek…boleh saya belikan makanan yang lain, mungkin nenek tidak suka yang ini. Si nenek menjawab ”  Tidak cu… terima kasih”, lalu saya berkata lagi “kalau begitu kenapa makanannya tidak dimakan, katanya  kalian suka berbagi??”
Si nenek menjawab ” NENEK SEDANG MENUNGGU KAKEK MAKAN KARENA GIGINYA MASIH DIPAKE SAMA KAKEK”.
:o  :o  Oooooooh indahnya berbagi”
Sumber:

Diposkan oleh imampriestian 2 comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Isolina Campos Bersekolah Diusia 100 Tahun


LONDRINA, KOMPAS.com — Isolina Campos membuktikan tidak ada kata terlambat untuk belajar. Meskipun sudah berusia 100 tahun, nenek asal Londrina, Brasil, itu tak ragu belajar di sekolah. Bisa jadi dia kini menjadi murid tertua dunia.

"Sekarang dia kembali belajar dengan mengikuti sekolah malam supaya tidak menganggur saja di rumah,"
 
Sebenarnya, dia mulai belajar membaca pada 1998, tetapi karena kondisi kesehatannya memburuk, dia pun keluar dari sekolah.
"Sekarang dia kembali belajar dengan mengikuti sekolah malam supaya tidak menganggur saja di rumah," ucapnya.
"Saya tidak suka berpangku tangan... dan saya ingin menjadi contoh bagi mereka yang belajar," ujar Campos. Di Brasil, lebih dari 17 juta atau 7,4 persen penduduknya buta huruf.
Waktu kecil, Campos dan saudara-saudara lelakinya membuat "radapura" atau gula dalam bahasa setempat. Gula itu dari tebu yang dipotong ayahnya.
Menurut Regina Pierotti, direktur tempat Campos bersekolah saat ini, nenek itu pelajar yang aktif. "Dia selalu ingin tahu arti kata," ujar Pierotti kepada surat kabar Estado de Sao Paulo.
Campos juga tidak pernah membolos. Bagi Campos, belajar adalah aktivitas terakhirnya sebelum tidur. "Kecuali bila dia sangat sakit," imbuh Pierotti.

Sumber:
http://internasional.kompas.com/read/2011/06/03/12572782/Nenek.Campos.Bersekolah.di.Usia.100.Tahun
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Nenek 70 Tahun Masuk SD


Jenin, Tepi Barat (ANTARA News) - Arifa Malaysha, perempuan berumur 70 tahun, tidak peduli sama sekali duduk di bangku bersama dengan teman-teman sekelasnya yang usianya tidak lebih dari tujuh tahun di sebuah sekolah di Desa Jaba di Tepi Barat utara.

Keriput puluhan tahun di wajah Malaysha dan tangan yang tak pernah berhenti bergerak tidak menghentikan ambisinya untuk belajar membaca dan menulis karena ia tak pernah bersekolah demi menjaga dagangan roti keluarganya.

"Saya tidak beruntung kehilangan pendidikan saya ketika saya masih muda karena kondisi kehidupan keras, saya tidak pernah bersekolah. Pikiran untuk pergi ke sekolah, bahkan setelah saya menjadi sangat tua tak pernah berhenti, saya ingin mengimbangi diri dan mendapatkan pendidikan saya lagi," kata Malaysha seperti dikutip Xinhua.

Sebelum resmi bergabung dengan kelasnya, Malaysha berguru keaksaraan di sebuah sekolah di desa di dekat Jenin, di utara Tepi Barat selama tiga tahun.

"Saya sangat senang ketika sekolah melek huruf diresmikan di desa kami bagi perempuan, untuk belajar bagaimana membaca dan menulis. Saya tidak bisa percaya bahwa suatu hari saya akan mampu membaca dan menulis seperti orang-orang terpelajar lainnya," kata Malaysha.

Dengan mengumbar bangga, dia berkata "Saya berhasil mempelajari huruf Arab dan cara membaca dan menulis dalam waktu dua bulan saja," seraya menambahkan dia kini juga tahu matematika dasar dan geometri.

Biro Pusat Statistik Palestina (PSBC) mengatakan bahwa tingkat buta huruf di wilayah Palestina turun dari 13,9 persen pada tahun 1997 menjadi 5,4 persen pada 2009.

Setelah sekolah keaksaraan, Malaysha memutuskan bergabung dengan sekolah biasa dan tidak pernah merasa malu duduk bersama dengan gadis tujuh tahun yang seusia cucunya, dalam rangka melanjutkan pendidikannya.

"Saya adalah wanita pertama di desa yang memiliki inisiatif untuk mendaftar di sekolah resmi karena saya selalu haus untuk pendidikan."

Para siswi, tinggal di rumah miskin kecil di puncak gunung Debroon di desa yang menggantungkan hidupnya pada pembuatan guci gerabah.

"Jika saya pergi ke sekolah ketika saya masih muda dan memenangkan sertifikat universitas, hidup saya tidak akan seperti itu," kata Malaysha.

Malaysha mengatakan usia tidak pernah menjadi kendala bagi pendidikan. "Pria, wanita dan anak-anak selalu harus terus belajar karena pendidikan meningkatkan kami untuk kehidupan yang lebih baik," katanya.

Dalam cahaya lentera kecil, wanita yang kuat-pikiran itu terus menulis dan menulis dengan pensil, "Saya hanya ingin belajar secepat mungkin," kata Malaysha yang bercita-cita mempelajari sejarah Palestina untuk memberitahu anak-anak di desanya tentang hal itu.(*)
H-AK/H-RN
Editor: Jafar M Sidik
Sumber:
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Mbah Redjo, Potret Kemandirian Seorang Nenek

Liputan 6 – Min, 12 Jun 2011 
Liputan6.com, Yogyakarta: Saat matahari belum bangkit dari peraduan dan ayam jantan masih lelap dibuai malam, Rubiyah yang biasa dipanggil Mbah Redjo justru tengah sibuk mengemasi mainan dagangannya. Usai salat Subuh ia pun berangkat menuju pasar. Tak ada kawan maupun pengantar, hanya derap langkah kaki tua yang menemani Mbah Redjo menyusuri jalan sepanjang 15 kilometer dari Dusun Pandes di Bantul, Yogyakarta.
Dibutuhkan waktu dua jam untuk mencapai Pasar Gamping, Sleman, tempatnya mengais rupiah. Di sebuah lapak kecil, nenek berusia 80 tahun ini menggelar dagangannya. Mainan buatan Mbah Redjo dijual dengan harga antara Rp 1.000 hingga Rp 4.000. Rata-rata ia bisa mendapat Rp 25 hingga Rp 50 ribu. Nilai itu cukup untuk modal dan makan selama dua hari.
Semangat Mbah Redjo ini menjadi inspirasi bagi pedagang lain di Pasar Gamping. Meski sudah uzur, Mbah Redjo tak mau berpangku tangan dan tetap memproduksi beragam mainan kegemaran anak-anak.
Mata tuanya tak boleh lengah, karena bahaya terkena senjata tajam selalu mengancam. Tak jarang jari Mbah terkena golok ataupun gergaji saat membelah bambu. Tapi semua itu tak dirisaukannya. "Ya nggak pernah susah, Mas, senang saja. Punya uang nggak punya uang saya itu senang. Kalau dibikin susah, sakit trus malah mati kan," tuturnya.

Sudah 30 tahun lebih Mbah Redjo berjualan mainan. Dulu ia biasa berjalan kaki hingga Purworejo dan Purwodadi sambil menginap di pasar. Semua itu ia lakukan untuk menghidupi tiga anaknya setelah sang suami tiada. Kini, setelah anak-anaknya dewasa, si Mbah tetap tak ingin menyusahkan mereka.
"Kalau tidak berjualan saya tidak bisa makan. Mau minta anak, anak pun tidak punya uang. Anak juga cuma buruh di sawah. Kalau di sawah paling cukup buat diri sendiri. Bayarannya paling Rp 25 ribu, kalau untuk menghidupi tiga anak kan tidak cukup," jelas Mbah Redjo.
Dusun Pandes di Bantul terkenal sebagai sentra mainan tradisional sejak pertengahan abad ke-18 hingga awal abad ke-19. Kini tinggal delapan pembuat mainan tradisional yang tersisa dan hanya Mbah Redjo yang menjualnya langsung ke pasar.
Di balik semua itu, kemandirian Mbah Redjo dalam mengisi hidup menjadi cermin bagi generasi muda untuk giat berkarya di tengah serbuan modernisasi yang menghimpit mainan produksinya.(ADO)

Sumber
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Ayah Aku Capek......


Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… “Ayah, ayah” kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …
aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh
”Ayah, mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri, badanku dikelilingi oleh serangga, berjalan pun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!”
Sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
”Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
”Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
”Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
”Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
”Nah, akhirnya kau mengerti”
”Mengerti apa? aku tidak mengerti”
”Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
”Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
”Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”
”Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ” Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Sumber : Nida Tsaura S
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Hati Seorang Ayah


 Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Suatu ketika, ada seorang anak wanita yang bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.
Anak wanita itu bertanya pada ayahnya : “Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk ?” Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda. Ayahnya menjawab : “Sebab aku Laki-laki.” Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu bergumam : “Aku tidak mengerti.” Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.

Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki.” Demikian bisik Ayahnya, yang membuat anak wanita itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya kepada Ibunya : “Ibu, mengapa wajah
Ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk ? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?”
Ibunya menjawab : “Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.” Hanya itu jawaban sang Ibu. Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran, mengapa wajah Ayahnya yang tadinya tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk ? Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam impian itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa kepenasarannya selama ini.
“Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi.”
“Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya.”
“Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetes keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya.”
“Ku-berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya.”
“Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya.”
“Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara.”
“Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dilecehkan oleh anak-anaknya.”
“Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap Suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi.”
“Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai Laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.”
“Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh Laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia.”
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri kamar Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya. “Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah.”
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Hadiah Cinta Yang Tak Ternilai (True Love Story)

Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
“Bisa saya melihat bayi saya?” pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga! Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayiyang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.


Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, “Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh.”
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, “Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?” Namun dalam hati ibu merasa kasihan padanya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. “Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya,” kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, “Nak, seseorangyang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia,” kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, “Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya.” Ayahnya menjawab, “Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu.” Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, “Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini.”

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah… bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. “Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya,” bisik sang ayah. “Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?”

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Masalah Hati Seekor Tikus


Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Menurut suatu dongeng India kuno, ada seekor TIKUS yang selalu tertekan karena takut kepada seekor KUCING.

Seorang tukang sihir mengetahui apa yg terjadi pada diri TIKUS tersebut.merasa kasihan kepadanya lalu mengubahnya menjadi seekor kucing.Dan berubahlah seekor tikus itu menjadi seekor kucing.,jadi dia pun merasa senang dan bangga karena telah menjadi seekor KUCING.dia tak takut lagi sama seekor KUCING..

Dilain hari dia pun berjalan menyusuri jalan tiba tiba ditengah jalan ada seekor ANJING..Entah mengapa dia pun takut kepada seekor ANJING..Maka lari dia kembali ke tukang sihir dan meminta dia ingin dirubah lg menjadi seekor ANJING.biar dia tidak  takut dengan anjing. tukang sihir itu pun menuruti apa permintaannya.Maka tukang sihir itu mengubahnya menjadi ANJING.

Kini dia pun merasa bangga dan sombong karena tidak ada yang ditakuti lg.karena dia telah berubah menjadi seekor ANJING.

Keesokan harinya dia pun pergi kehutan untuk mencari makan .Tiba tiba ditengah hutan dia bertemu denagn seekor HARIMAU.Entah mengapa dia pun merasa takut sengan HARIMAU.Dia pun lari pulang dan kembali ketukang sihir.Danmeminta untuk dirubah menjadi Seekor HARIMAU.Dan kembali tukang sihir itu menuruti apa maunya Maka tukang sihir itu mengubahnya menjadi HARIMAU,

Dia pun merasa jadiu penguasa dihutan,karena dia telah menjadi HARIMAU..

Tiba tiba seorang Pemburu Datang dengan membawa senapan laras panjang..diapun terkaget.
dia melihat TIKUS tapi tidak diburu,dia melihat KUCING tidak juga diburu,dia melihat seekor ANJING tidak juga diburu.dia pun heran jadi apa yg dia buru tanyanya"heran.....!!!!Pemburu itu hanya memburu seekor HARIMAU...Dia pun kaget dan takut.berlarilah dia kembali ke tukang sihir itu..Aku tak mau jadi seekor HARIMAU..."Rubahlah aku jadi seorang pemburu" Pintanya
Tukang Sihir pun Geram Dan marah...Tukang Sihir Berkata "Percuma Saja aku merubah kamu jadi apapun,Bila HATIMU masih hati Seekor TIKUS"

Dia pun terdiam "Jadi apa yg harus aku lakukan....???
Rubah lah HATIMU
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Sandal Kulit Sang Raja

Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, “Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.”
Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, “Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja.” Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut “Sandal“.
Renungan:
Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri,bukan dengan jalan mengubah dunia itu atau bahkan malah menyesali takdir yg telah terjadi dalam kehidupannya.


Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yang terlibat di sana, sebab, seringkali dalam pandangan kita, dunia, adalah bayangan diri kita sendiri.

Ya, memang, jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Janganlah Memaksa

Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Seorang kakek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya secara paksa.
“Cara demikian tidak pernah akan berhasil, nak!” kata kakek, “Saya akan mencoba mengajarimu.”

Mereka pulang. Sang Kakek meletakkan kura-kura di dekat perapian. Beberapa menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.
“Janganlah mencoba memaksa melakukan segala seuatu, nak!” nasihat kakek, “Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Sesorang Biksu Vietnam Membakar Diri Hidup hidup (True Story)


Thich Quang Duc, seorang biksu budha asal Vietnam  melakukan ritual yang disebut "The Self-Immolation" (Pengorbanan diri sendiri) untuk memprotes menuntut kesamaan hak bagi para penganut ajaran Budha dengan rezim Deim. 

Peristiwa ini terjadi tanggal 11 Juni 1963 di sebuah persimpangan yang ramai di pusat kota Saigon, Vietnam. Thich Quang Duc datang ke Lokasi dengan beberapa Biksu menngendarai sebuah mobil.

Setelah keluar dari mobil, Thich Quang Duc langsung mengambil posisi Lotus (Bersila/Bertapa) di tengah jalan yang ramai, dan beberapa biksu lain menyiramkan bensin ke sekujur tubuhnya.

Biksu Thich Quang Duc langsung menyalakan korek api dan membakar tubuhnya dalam beberapa menit. Api yang sangat panas menutupi sekujur tubuhnya tapi biksu ini tak sedikitpun bergerak atau mengeluarkan suara kesakitan dari awal hingga detik-detik kematiannya.

Thich Quang Duc sangat tenang menjalani ritual "The Self-Immolation" demi menunjukkan sikap protesnya. Sedangkan orang-orang yang menyaksikan kejadian mengerikan ini berteriak dan menangis meratapi biksu ini.

Para kaum mayoritas di Vietnam seringkali melakukan pembatasan kepada penganut ajaran Budha, bahkan ada usaha-usaha untuk pembantaian para biksu. Mereka menuntut keadilan ditegakkan atas pihak yang melakukan kejahatan manusia, namun semua usah protes itu tidak ditanggapi oleh Rezim Deim yang berkuasa. Sehingga puncaknya adalah ketika Biksu Thich Quang Duc melakukan aksi pembakaran diri.

Setelah aksi ekstrem ini dilakukan, tubuh Biksu Thich Quang Duc yang sudah hangus itu dikremasi dan menurut kabar, pada saat dikremasi Hati dari sang Biksu Thich Quang Duc tidak menjadi abu seperti anggota tubuh lainnya. Akhirnya hati dari Biksu Thich Quang Duc dianggap suci dan disimpan sampai sekarang di Buddhist Temple.
 
Kejadian ini diabadikan oleh seorang reporter New York Times yang kebetulan berada di dekat Lokasi kejadian karena sedang meliput perang Vietnam. Foto-Foto Biksu Thich Quang Duc ini menjadi salah satu dari World Famous Pictures, dan sudah tersebar luas di Jagat Internet.  
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

KISAH SESENDOK MADU


Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Kisah ini tentang seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin menguji kesadaran warganya. Raja memerintahkan agar setiap orang, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit ditengah kota. Seluruh warga kota pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.

Tetapi dalam pikiran seorang warga kota bernama Fulan terlintas suatu cara untuk mengelak, “Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu. Aku akan membawa air dan Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang. Sesendok airpun tidak akan mempengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota.”

Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa yang kemudian terjadi? Seluruh bejana ternyata penuh dengan air. Rupanya semua warga kota berpikiran sama dengan si Fulan. Mereka mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambil membebaskan diri dari tanggung jawab.

Terkait dengan nasihat Mayke maka “Mulailah dari dirimu sendiri ” adalah nasihat yang baik. Setiap orang adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya, ini berarti bahwa setiap orang harus tampil terlebih dahulu. Sang Raja tidak hanya memerintah tapi harus tampil memberi contoh untuk mengisi madu dengan sendoknya terlebih dahulu dan rakyatnya dengan penuh kesadaran bertanggung jawab terhadap komitmennya terhadap kerajaan memberikan yang terbaik untuk sang Raja. Sikap mental demikianlah yang dapat menjadikan bejana sang Raja penuh dengan madu bukan air, apalagi racun.
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Mari Selesaikan Apa Yang Kita Mulai !

Telah lama berlalu sorak sorai penonton menyambut sang juara. Telah hilang gegap gempita gemuruh stadion. Tak ada lagi kilatan lampu bliz dari para wartawan. Telah usai juga prosesi pengalungan medali juara. Para penonton pun akan beranjak meninggalkan stadion.

Namun, sesaat kemudian, bunyi sirene mobil polisi lambat laun semakin keras terdengar. Semakin dekat dan mulai memasuki stadion. Di depan mobil polisi tersebut, tampak seorang atlet berlari dengan susah payah. Kakinya terlihat pincang dan berdarah. Namun ia tetap berlari…
 
Sebelumnya, pada awal perlombaan lari marathon tersebut, terjadi tabrakan fatal dengan pelari lain. Ia diminta berhenti karena lukanya yang cukup parah dan berceceran darah. Namun ia tidak mau, ia tetap berlari menuju garis akhir finish.

John Stephen Akhwari, pelari marathon dari Tanzania, yang sangat diharapkan oleh negaranya untuk meraih medali, hari itu memasuki finish sebagai pelari terakhir. tepatnya nomor 57 dari 74 pelari marathon yang mengikuti lomba tersebut.

Lalu setelah pertandingan ada seorang yang bertanya kepadanya "Mengapa Anda tidak berhenti ketika terluka pada awal pertandingan?"

Jawabnya,
“My country did not send me 7000 mil to Mexico City just to start the race. They sent me to finish.” (“Negara saya tidak mengirim saya 7000 mil ke mexico city hanya untuk memulai pertandingan, mereka mengirim saya untuk menyelesaikannya.)
 
Hingga saat ini Akhwari menjadi INSPIRASI banyak orang di dunia bukan karena ia memperoleh medali emas melainkan karena komitmennya yang tinggi untuk menyelesaikan pertandingan meskipun dalam keadaan cedera dan terluka.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan berhenti untuk mencapai IMPIAN hanya karena kita mengalami "sedikit cedera" ? Ataukah kita akan terus berjuang meskipun banyak tantangan dan fisik yang tidak mendukung untuk mencapai garis akhir?

So..? ...Keep Fighting !..always...PANTANG MENYERAH..!!  
 
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Istriku Menulis Diatas Pasir Dan Batu


Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Ada sebuah kisah  tentang sepasang suami istri yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat keras. Istri yang kena hardik, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis dimana mereka memutuskan untuk mandi. Si Istri, mencoba berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis di sebuah batu : HARI INI SUAMIKU YG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Suami bertanya  : “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di atas batu ?”

Istrinya sambil tersenyum menjawab : “Ketika hal buruk terjadi, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu dan aku bisa melupakannya... Dan bila sesuatu yang baik dan luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya di atas batu hatiku, agar tidak bisa hilang tertiup angin waktu dan akan kuingat selamanya."

Sahabat Hikmah...
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Terkadang malah sangat menyakitkan, oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masalah yang lalu. Yang terpenting dari pelajaran ϑî atas, adalah :

"Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk semua hal yang MENYAKITKAN dan selalu MENGUKIR DI ATAS BATU untuk semua KEBAIKAN ...."

Semoga kita semua mengerti betapa berharganya sebuah "KELUARGA”.

Sumber

Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Kisah Tentang Kotak AMAL Di Iran

Oleh : Purkon Hidayat
Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Sepasang tangan menengadah berbalut warna kuning menyala tepat berpadu dengan keteduhan aroma biru. Di bagian tengah tertulis logo Komite Emdad Imam Khameini, tepat di bawah tulisan kotak sedekah berbahasa farsi.
Kotak sedekah segi lima itu kini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi Iran pasca kemenangan revolusi Islam. Inilah simbol baru Iran selama tiga dekade. Simbol tersebut seusia dengan revolusi Islam yang telah mengubah haluan negara muslim yang dihuni lebih dari 74 juta jiwa.
Kotak sedekah segi lima ini mengundang tanya bagi orang asing seperti saya. Delapan tahun lalu, ketika pertama kali menginjakan kaki di negeri sahara ini, untuk pertama kalinya saya menyaksikan deretan kotak sedekah berjejer di pintu tol dua lajur Tehran-Qom. Persis, di depan komplek pemakaman Imam Khameini. 
Belum reda rasa heran itu, kotak-kotak sedekah semakin banyak jumlahnya saat memasuki kota Qom, terutama di sekitar komplek pemakaman Sayidah Fatimah, yang menjadi jantung kotam sekaligus pusat ziarah kota kecil itu. 
Kotak amal segi lima berwarna biru tegak berdiri ditopang satu tiang yang sewarna dengan gambar tangan yang menengadah, kuning kontras. Kotak sedekah itu sepertinya dibiarkan disengat terik matahari dan diguyur air hujan.
Tanpa kunci gembok besar dan rantai pengikat, kecuali kunci kecil yang biasa digunakan untuk kotak-kotak sedekah di tanah air. Terbersit keheranan di kepala saya. Kotak seperti itu tentu mudah dijarah. Betapa tidak, kotak amal yang disimpan rapi di toko-toko saja bisa kebobolan, apalagi yang keleleran di jalan seperti itu. 
Di Iran, saya menemukan fenomena kontras. Kotak amal yang gentayangan di jalanan, belum terdengar terjadi kebobolan. Setidaknya, selama delapan tahun menetap di negeri kaum Mullah ini, saya tidak pernah mendengarnya. Padahal jumlah kotak amal tersebut terbilang besar. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 5,8 juta kotak sedekah tersebar di seluruh penjuru Iran. Selama 24 tahun, dari kotak sedakah tersebut telah terhimpun dana melebihi 4,7 trilium rial. 
Kotak-kotak sedekah itu digalang oleh organisasi sosial masyarakat bernama Komite Emdad Imam Khomeini. Lembaga ini dibentuk atas instruksi langsung Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini, pada 5 April 1979. Tepat 22 hari pasca kemenangan revolusi Islam Iran, 22 Bahman.
Tujuan utama pendirian lembaga sosial ini untuk mengangkat harkat dan martabat mustadafin dan menjadikannya mandiri secara ekonomi maupun sosial. Selama tiga dekade, Komite Emdad Imam Khameini telah mengucurkan bantuan kepada 1.891.232 keluarga miskin, dan 4.619.028 orang yang membutuhkan.Hingga kini, sekitar lembaga sosial ini telah membantu perbaikan ekonomi 1.069.590 keluarga pedesaaan Iran. Emdad Imam Khameini juga menyalurkan bantuan kepada 2.704.465 orang yang menetap di wilayah pedesaan. 
Tidak hanya itu, lembaga sosial ini juga membantu perbaikan ekonomi sebanyak 808.626 keluarga miskin kota. Data resmi yang dikeluarkan Komite Imdad Imam Khameini menyebutkan bahwa setahun yang lalu sebanyak 1.871.275 orang warga miskin kota terbantu melalui program pengentasan kemiskinan yang dilakukan lembaga sosial ini.
Selama tiga dekade, Komite Emdad menyalurkan pinjaman lunak sebesar 479.000 jenis dengan nilai sebesar 6,563 trilium rial. Hasilnya, sebanyak 120.800 keluarga telah mandiri.
Selain disebar di jalan-jalan, kotak sedekah itu juga dipasang di tempat-tempat strategis pada momentum tertentu. Misalnya, pada akhir musim panas setiap tahunnya, kotak sedekah itu berdampingan mesra dengan tenda-tenda amal pada hari perayaan Jasn Atefe, hari berbagi kasih sayang. 
Selama 14 tahun, Jasn Atefe ini telah menghimpun dana sebesar 243,1 milyar rial untuk membantu anak-anak sekolah kurang mampu yang akan menjalani tahun ajaran baru di awal musim gugur. Even ini sekaligus mendidik anak-anak untuk empati kepada sesamanya yang kurang beruntung secara ekonomi.
Di luar itu, pada momentum tertentu seperti hari-hari besar nasional, Komite Emdad juga menggalang dana dengan menebarkan kotak-kotal sedekah itu.
Kini, setelah delapan tahun berlalu, saya menyaksikan kotak sedekah itu tetap tegar di tengah teriknya musim panas jalanan kota Tehran. Di tengah belantara papan reklame yang menjual konsumerisme bagi jutaan mata yang melintasi jalanan kota metropolis itu, kotak sedekah mengetuk nurani agar tidak terhanyut di rimba rutinitas yang kian hari menggerus penghuninya terasing dari dirinya sendiri. Kotak sedekah itu, mengajak menemukan kembali kemanusiaan dengan menghidupkan rasa peduli kepada sesama. Itulah pelita dari kotak sedekah.
Gubahan Saadi menyadarkan kembali pesan dari kotak sedekah itu.
anak Adam bak satu tubuh
ketika salah satu anggota badan sakit
yang lain akan merasakannya
Jika tidak demikian,
tidak layak disebut manusia.
(IRIB/GemaMustadhafin/PH)

Sumber:
http://indonesian.irib.ir
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Jangan Meremehkan Sesuatu Yang Terlihat Kecil

Cerita Cerita Inspiratif Dan Motivasi
Zaman dahulu di sebuah kerajaan berkuasalah Kaisar yang memiliki seorang penasehat yang sangat bijak dan sangat cerdik. Karena merasa jasa-jasa penasehatnya itu sudah banyak terhadap kerajaan, Sang Kaisar berniat untuk memberikan suatu hadiah istimewa kepadanya. Maka dipanggillah Bapak Penasehat itu. Tiba di hadapannya, Sang Kaisar mengutarakan niatnya memberikan hadiah istimewa.
“Silakan Paman sebutkan, apa saja yang Paman inginkan, akan aku usahakan sebisaku. Rumah, tanah, perhiasan, kuda, pesiar ke negeri lain atau apa saja. Jasa-jasa paman terhadapku dan kerajaan sudah sangat banyak, jadi paman berhak atas hadiah ini.”

Tidak menyangka akan ditawari hadiah “terserah” itu, bapak penasehat berpikir sejenak. Lalu dengan tenang dan sambil tersenyum-senyum, dia berkata,
“Terima kasih Baginda Kaisar, atas hadiah yang tidak disangka-sangka ini, apalagi hadiahnya hamba boleh menentukan sendiri. Hmm…hamba tidak usah diberi hadiah macam-macam. Cukuplah buat hamba beras saja, beras sebagai lambang kemakmuran negeri kita.”


“Hah..! Cuma beras??” Sang Kaisar terperanjat tidak percaya.
“ Paman hanya minta beras?...Berapa banyak yang harus aku berikan?” tanya Kaisar.

“Ampun Baginda. Hamba tidak meminta banyak-banyak. Cukup satu butir saja,” jawab penasehat, makin membuat penasaran kaisarnya.

“Haahh…satu butir?...Untuk apa satu butir?”tanya Kaisar kembali karena keheranan.

Sambil tersenyum lagi, penasehat yang wajahnya berwibawa itu menjelaskan,
“Maaf Baginda. Sebentar!....Satu butir beras saja untuk besok. Lalu hamba minta lagi 2 butir lusa. Minta dikirim ke rumah hamba. Hari ketiganya, tolong kirim beras 2 kali dari hari ke-2, yaitu 4 butir. Dan seterusnya, setiap hari jumlah butir berasnya dua kali dari hari sebelumnya. Hamba minta hingga hari ketiga puluh, jadi selama 1 bulan saja.”

“Ooh….begitu! Aku kira cuma 1 butir. Wah, hadiah istimewanya aneh sekali. Waduh, cukup itu Paman?” tanya Kaisar kembali meyakinkan.

“Cukup Baginda, itu saja permintaan Hamba,” bapak penasehat menjawabnya.

“Walah, Paman nih bagaimana! Mau dikasih hadiah istimewa, malah mintanya beras. Sedikit lagi! Tapi karena ini adalah hak Paman, aku akan kabulkan permintaan itu. Mulai besok, bapak pengawal ini akan menyediakan berasnya dari gudang beras kerajaan dan mengantarkan beras itu ke rumah Paman.” sambil Sang Kaisar menunjuk seorang pengawal setianya, yang sudah berusia setengah baya.

Mulailah esoknya pengawal kepercayaan raja itu mengantarkan hadiah berupa beras ke rumah penasehat. Satu butir saja! Dengan setengah tidak percaya, sang pengawal membawa sebutir beras itu.
“Apa-apaan ini, minta kok sedikit-sedikit! Hari ini sebutir besok 2 butir, terus lusa 4 butir. Kenapa nggak sekalian saja minta 1 karung ya?!”, pikirnya dalam hati.

Hari berikutnya, diulanglah pengantaran beras ini. Kali ini, 2 butir saja. Seperti halnya dengan hari pertama, sang pengawal bergumam,
“Ringan amat nih tugas! Hari ini 2 butir, kemarin malah cuma 1 butir. Yakh…aneh banget tuh Bapak Penasehat, meskipun beliau sangat bijak dan pandai. Tapi…gak apa-apalah, aku jadi ada kesempatan untuk tugas keluar istana. Kan lebih bebas!”

Hari ketiga, lagi-lagi sang pengawal mengantar beras yang sangat sedikit, 4 butir. “Wah, kalau tiap hari kerjaanku cuma begini, enak banget! Cuma mengambil beberapa butir beras, lalu mengantarnya ke rumah Bapak Penasehat,” pikirnya dengan gembira.

Di hari kesepuluh, mulai timbul kebosanan pada diri sang pengawal. Pada hari itu, dia harus menyiapkan beras sebanyak 512 butir. Masih ringan sih, tapi sudah terasa sulit bagi matanya yang sudah agak lamur untuk menyiapkan beras. Sehingga dia yang biasanya mengambil sendiri beras di gudang, kali ini meminta bantuan orang gudang beras kerajaan untuk membantunya menghitung.

Di hari kedua puluh lima, Sang Kaisar baru merasa sadar, dari hari ke hari, jumlah pengawal dan pegawai yang bertugas di istana terlihat makin berkurang. Kemarin-kemarin, dia merasakan hal itu tapi dia belum sempat menanyakannya ke kepala pengawal dan kepala kepegawaian istana tentang perihal itu. Di hari itu dia panggil pengawal setia, yang selama ini dia berikan tugas mengirimkan hadiah untuk penaseheat kerajaan itu, untuk menghadap. Langsung saja Sang Kaisar bertanya,
“Bapak Pengawal, kemana saja dirimu? Kok, agak jarang kelihatan? Terus pengawal dan pegawai yang lain, pada ke mana ya? Banyak yang tidak masuk?”

“Ampun Baginda, minta maaf sebesar-besarnya. Hamba menyuruh mereka untuk membantu pekerjaan hamba,” pengawal itu berusaha menjelaskan.

“Pekerjaan apa?” kembali kaisar bertanya.

“Menghitung beras!” jawab pengawal.

“Menghitung beras? Lho, bukannya itu bisa ditangani Bapak sendiri. Sedikit kan berasnya?” kaisar merasa heran.

“Ampun Baginda. Memang sedikit awalnya, tapi sekarang-sekarang sudah sangat banyak Tidak sanggup saya menghitungnya. Ini saya perlihatkan!”.
Lalu dia merogoh saku bajunya, mengambil secarik kertas berisi catatan.
“Hari ini hari kedua puluh lima kita memberikan hadiah buat Bapak Penasehat. Jumlah butir beras yang harus disiapkan adalah …..Sebentar Baginda.
Oh, ini. Hari ini 16,777,216 butir!”

“Walah, banyak banget Bapak! Kok bisa?” Kaisar bertambah heran.

“Benar Baginda, berasnya memang sangat banyak yang harus kita siapkan. Bahkan hamba tidak yakin seluruh isi gudang beras kerajaan akan cukup untuk bisa memenuhi permintaan seluruhnya. Ini saja, isi gudang kita sudah mulai menipis. Ditambah….seluruh pegawai gudang sudah hamba kerahkan untuk menghitung. Entah kalau besok, sepertinya hamba harus mengerahkan seluruh pengawal istana,” urai pengawal menjelaskan.

“Waduh, kok bisa begitu ya? Banyak amat!” Sang Kaisar baru menyadari kecerdikan penasehatnya. Awalnya dia memang terlalu memandang rendah permintaannya.

Benar kan, kalau kita tidak teliti dan sering menyepelekan sesuatu yang kelihatan kecil, bisa kurang baik akibatnya. Bahkan bisa fatal.
Yang kecil itu ternyata bisa menjadi besar. Sering kan kita mengalami seperti itu! Meremehkan sesuatu yang terlihat sepintas kecil, dan kurang teliti terhadap suatu permasalahan. Jadi selalu telitilah dengan yang kecil-kecil! Dan pintar-pintarlah mengkalkulasi angka, karena angka adalah bagian dari kehidupan kita yang sangat amat penting.

Eh, coba saya mengetes anda, berapakah jumlah butir beras yang harus disiapkan di hari terakhir? Ada yang tahu?

Nah, kalau itu tahu, coba lagi. Berapa jumlah total beras yang harus disediakan, dari hari pertama hingga hari ketiga puluh?
Diposkan oleh imampriestian 1 comment:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

Dari Sang Ayah

Di sebuah keluarga, tinggallah seorang ayah dengan putra tunggalnya
yang sebentar lagi lulus dari perguruan tinggi. Sang ibu beberapa tahun
yang lalu telah meninggal dunia. Mereka berdua memiliki kesamaan
minat yakni mengikuti perkembangan produk otomotif.

Suatu hari, saatpameran otomotif berlangsung, mereka berdua pun ke sana. Melihat
sambil berandai-andai. Seandainya tabungan si ayah mencukupi, kirakira
mobil apa yang sesuai budget yang akan di beli. Sambil bersenda
gurau, sepertinya sungguh-sungguh akan membeli mobil impian mereka.
Menjelang hari wisuda, diam-diam si anak menyimpan harapan dalam
hati, “Mudah-mudahan ayah membelikan aku mobil, sebagai hadiah
kelulusanku. Setelah lulus, aku pasti akan memasuki dunia kerja. Dan
alangkah hebatnya bila saat mulai bekerja nanti aku bisa berkendara ke
kantor dengan mobil baru,” harapnya dengan senang. Membayangkan
dirinya memakai baju rapi berdasi, mengendarai mobil ke kantor. Saat
hari wisuda tiba, ayahnya memberi hadiah bingkisan yang segera
dibukanya dengan harap-harap cemas. Ternyata isinya adalah sebuah
kitab suci di bingkai kotak kayu berukir indah. Walaupun mengucap
terima kasih tetapi hatinya sungguh kecewa. “Bukannya aku tidak
menghargai hadiah dari ayah, tetapi alangkah senangnya bila isi kotak
itu adalah kunci mobil,” ucapnya dalam hati sambil menaruh kitab suci
kembali ke kotaknya. Waktu berlalu dengan cepat, si anak diterima kerja
di kota besar.

Si ayah pun sendiri dalam kesepian. Karena usia tua dan
sakit-sakitan, tak lama si ayah meninggal dunia tanpa sempat
meninggalkan pesan kepada putranya. Setelah masa berkabung selesai,
saat sedang membereskan barang-barang, mata si anak terpaku melihat
kotak kayu hadiah wisudanya yang tergeletak berdebu di pojok lemari.

Dia teringat itu hadiah ayahnya saat wisuda yang diabaikannya.
Perlahan dibersihkannya kotak penutup, dan untuk pertama kalinya
kitab suci hadiah pemberian si ayah dibacanya. Saat membaca, tiba-tiba
sehelai kertas terjatuh dari selipan kitab suci. Alangkah terkejutnya dia.
Ternyata isinya selembar cek dengan nominal sebesar harga mobil yang
diinginkan dan tertera tanggalnya persis pada hari wisudanya. Sambil
berlinang airmata, dia pun tersadar. Terjawab sudah, kenapa mobil
kesayangan ayahnya dijual. Ternyata untuk menggenapi harga mobil
yang hendak dihadiahkan kepadanya di hari wisuda. Segera ia pun
bersimpuh dengan memanjatkan doa, “Ayah maafkan anakmu yang
tidak menghargai hadiahmu …. Walau terlambat, hadiah Ayah telah
kuterima…… Terima kasih Ayah.. Semoga Ayah berbahagia di sisiNYA,
amin”. Tidak jarang para orang tua memberi perhatian dengan alasan
dan caranya masing-masing. Tetapi dalam kenyataan hidup, karena
kemudaan usia anak dan emosi yang belum dewasa, seringkali terjadi
kesalahfahaman pada anak dalam menerjemahkan perhatian orang tua.
Jangan cepat menghakimi sekiranya harapan tidak sesuai dengan
kenyataan. Sebaliknya tidak menjadikan kita manja hingga selalu
menuntut permintaan.
Diposkan oleh imampriestian No comments:
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest
Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Bisnis Loket Pembayaran & Agen Pulsa Nasional All Operator

DAFTAR GRATIS :

msn spaces statistics
Kumpulan Cerita Inspiratif & Motivasi

VEMALE.COM

Vemale.com: Wanita Indonesia | Zodiak | Keluarga | Kesehatan | Kisah nyata
Sms Gratis: | Film Indonesia | Musik Streaming | TV Streaming | HLR LOOLUP NUMBER | Primbon

Kumpulan Cerita Inspiratif Dan Motivasi

  • ▼  2011 (233)
    • ►  March (9)
    • ►  April (61)
    • ►  May (62)
    • ▼  June (51)
      • Sebuah Penyesalan
      • Paradoks Hidup
      • Suami Yang Pemaaf
      • Cinta di Pulau yang Tenggelam
      • 8 Hal yang Bisa Membunuh Sebuah Hubungan
      • 8 Tips Hubungan yang Sehat
      • Mengenal Kekerasan Emosional dalam Sebuah Hubungan
      • DISEBUAH BANDARA
      • Impian Seorang Manusia Lumpuh
      • Demi iPad2, Remaja China Rela Menjual Ginjalnya
      • Hanya Tertusuk Oleh Duri
      • Menghitung Harga Nafas Kita
      • Pengorbanan Seorang Suami (True Story)
      • Cerita, ”Pohon Beringin dan Pohon Durian”
      • Saya yang Akan Menanggung Beban
      • Kisah Burung Hud Hud
      • Inspirasi dari 2 Abah Komar
      • Kisah Inspiratif Penjual Kerepek Pisang
      • Kupu-Kupu Yang Tak Bisa Terbang
      • Hanya Sebuah Koin Penyok
      • Pelajaran hidup di Stasiun Jatinegara
      • Kebahagiaan Diperoleh Dari Memberi
      • Menciptakan Teman Atau Musuh
      • Jangan Tunggu Esok Hari Mengatakan kepadanya
      • To give or to get
      • Apa Yg Kau Berikan Untuk Ibumu?
      • Dari Sang Ayah
      • Jangan Meremehkan Sesuatu Yang Terlihat Kecil
      • Kisah Tentang Kotak AMAL Di Iran
      • Istriku Menulis Diatas Pasir Dan Batu
      • Mari Selesaikan Apa Yang Kita Mulai !
      • KISAH SESENDOK MADU
      • Sesorang Biksu Vietnam Membakar Diri Hidup hidup (...
      • Janganlah Memaksa
      • Sandal Kulit Sang Raja
      • Masalah Hati Seekor Tikus
      • Hadiah Cinta Yang Tak Ternilai (True Love Story)
      • Hati Seorang Ayah
      • Ayah Aku Capek......
      • Mbah Redjo, Potret Kemandirian Seorang Nenek
      • Nenek 70 Tahun Masuk SD
      • Isolina Campos Bersekolah Diusia 100 Tahun
      • Kakek Dan Nenek
      • Tempayan Retak
      • Sedekah Buntut Singkong
      • Sebutir Pasir
      • MENINGGAL Setelah Dikerjain Teman-Temannya Saat Ul...
      • Kisah Ibu Bermata Satu Yang Mempunyai Anak Laki-laki
      • Kisah Hidup Seorang Algojo
      • Algojo Saudi: Ini Tugas Tuhan (1)
      • Terlalu Derita, Ayah Minta 2 Anaknya Dibunuh
    • ►  July (14)
    • ►  August (5)
    • ►  September (5)
    • ►  October (5)
    • ►  November (15)
    • ►  December (6)
  • ►  2012 (115)
    • ►  January (5)
    • ►  February (2)
    • ►  March (5)
    • ►  May (4)
    • ►  June (6)
    • ►  July (18)
    • ►  August (35)
    • ►  September (10)
    • ►  October (10)
    • ►  November (10)
    • ►  December (10)
  • ►  2013 (52)
    • ►  January (10)
    • ►  February (10)
    • ►  March (10)
    • ►  April (10)
    • ►  May (2)
    • ►  June (2)
    • ►  July (1)
    • ►  September (2)
    • ►  October (3)
    • ►  November (1)
    • ►  December (1)
  • ►  2014 (5)
    • ►  January (1)
    • ►  February (1)
    • ►  March (1)
    • ►  April (2)
  • ►  2015 (6)
    • ►  March (2)
    • ►  May (4)
  • ►  2016 (2)
    • ►  July (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  May (1)

Yahoo Messeger

Follower

Membuat Tulisan Terbalik

Tulisan Asli:

Tulisan Terbalik:
Powered by imampriestian
Tutorial Here
Imam Priestian. Powered by Blogger.